Riri Satria
KATEGORI
  • Dokumen
  • Terkini
  • Teknologi & Transformasi Digital
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Sastra (Puisi dan Esai)
  • Apa Kata Media?
  • Apa Kata Sahabat?
  • Menatap 2026: Keamanan Siber Indonesia di Titik Balik Digital

    25 Dec 2025 | Dilihat: 70 kali

    Tulisan singkat ini berisikan prediksi dan tren utama mengenai keamanan siber (cybersecurity) di Indonesia pada tahun 2026 berdasarkan riset, laporan industri, dan proyeksi dari berbagai sumber terpercaya, serta analisisnya.

    1. Dunia Digital Indonesia: Sisi Terang dan Bayangan Gelap

    Indonesia tengah memasuki fase percepatan digitalisasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Baik sektor publik maupun swasta kini bergantung pada teknologi cloud, aplikasi mobile, pembayaran digital, layanan publik, hingga big data untuk mendukung kehidupan masyarakat modern. Namun, di balik laju positif ini, ancaman siber terus tumbuh, semakin canggih, semakin beragam, dan semakin cepat berevolusi.

    Laporan dari PriceWaterhouse Coopers (PWC) menunjukkan bahwa ancaman seperti ransomware, serangan berbasis AI, phishing, dan social engineering terus meningkat tajam, baik secara global maupun di Asia-Pasifik, termasuk Indonesia. Teknologi AI yang semula dipandang sebagai alat bantu pertahanan kini justru dimanfaatkan penyerang untuk menciptakan serangan yang lebih adaptif dan sulit dideteksi.

    Sementara itu, riset yang dilansir oleh Cisco memperlihatkan kenyataan yang mengejutkan yaitu hanya sekitar 11% organisasi di Indonesia saat ini yang benar- benar siap menghadapi serangan siber dengan efektif, sebuah angka yang menunjukkan kesenjangan besar antara kebutuhan dan kemampuan, apalagi serangan siber berbasis AI.

    1. Prediksi Ancaman Siber di 2026: Dari AI hingga Cloud

    Memasuki 2026, tren keamanan siber diprediksi semakin dipengaruhi oleh dua kekuatan utama, yaitu:

    1. AI — Dua Sisi Mata Uang

    AI akan memainkan peran ganda. Di satu sisi, AI menjadi alat penting dalam menciptakan pertahanan otomatis berupa deteksi ancaman real-time, respons cepat, dan pemantauan anomali jaringan yang sebelumnya tak tersentuh. Di sisi lain, AI memperluas “kekuatan” penyerang berupa kemampuan otomasi serangan, pembuatan phishing yang sangat meyakinkan, hingga deepfake untuk manipulasi sosial.

    Laporan State of Cloud Security bahkan menunjukkan bahwa lebih dari 70% organisasi kini menggunakan layanan cloud yang dipadukan AI sekaligus membuka risiko baru akibat kesalahan konfigurasi, kelemahan identitas digital, dan izin akses yang berlebihan. Ini adalah sebuah kehebatan sekaligus sumber risiko.

    1. Cloud dan Identitas Digital

    Sebagai negara yang semakin terhubung, ancaman terhadap infrastruktur cloud, API, dan identitas digital (manusia maupun mesin) akan menjadi sasaran utama. Serangan terhadap credential, man-in-the-middle, hingga eksploitasi API berpotensi meningkat, sehingga memaksa organisasi menerapkan model keamanan berbasis zero trust.

    1. Reaksi Indonesia: Dari Kesiapsiagaan hingga Kebijakan

    Kabar baiknya adalah arah perhatian terhadap keamanan siber kini tak lagi eksklusif menjadi urusan teknis divisi IT, melainkan isu strategis yang masuk ke meja eksekutif bisnis dan pembuat kebijakan. Laporan PwC Digital Trust Insights 2026 menunjukkan hampir 68% pemimpin bisnis di Indonesia menjadikan risiko siber sebagai salah satu prioritas utama strategi perusahaan, lebih tinggi daripada rata- rata global.

    Organisasi Indonesia juga mulai mengalokasikan anggaran lebih untuk langkah proaktif seperti pemantauan berkelanjutan, pengujian penetrasi (penetration testing), peningkatan kontrol internal, pelatihan karyawan, dan tata kelola risiko.

    Selain itu, inisiatif pemerintah melalui Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menunjukkan upaya memperkuat ketahanan digital nasional, termasuk pembentukan cyber incident response team untuk merespons insiden besar serta kolaborasi dengan sektor swasta dan lembaga global.

    1. Tantangan Budaya dan Kesiapan SDM

    Di luar teknologi dan aturan, aspek manusia tetap menjadi celah terbesar. Banyak pelaku di berbagai organisasi masih melihat keamanan siber sekadar urusan teknis, bukan bagian integral dari strategi bisnis. Hingga 2025, sekitar 89% perusahaan Indonesia belum mencapai standar siap menghadapi ancaman, sebuah gambaran jelas bahwa investasi pada teknologi harus diimbangi dengan upskilling dan budaya keamanan digital di seluruh lapisan organisasi.

    Kesadaran publik juga penting. Ketika konsumen dan pekerja memahami risiko seperti phishing, rekayasa sosial, atau keamanan kata sandi, maka serangan yang memanfaatkan faktor manusia akan lebih sulit berhasil.

    1. Menuju 2026: Pelajaran dan Harapan

    Kita dapat menarik sejumlah pelajaran berharga menjelang 2026:

    1. Teknologi adalah alat, bukan tujuan. AI dan cloud harus dipadukan dengan

    arsitektur keamanan yang kuat dan kesadaran akan risiko inherennya.

    1. Kolaborasi lahirkan ketahanan yang lebih besar. Sinergi antara pemerintah, sektor swasta, komunitas akademik, dan masyarakat umum menjadi kunci.
    2. Regulasi harus adaptif. Kebijakan perlindungan data, insiden keamanan, dan pedoman praktik terbaik perlu terus diperbarui untuk menutup celah baru yang muncul.
    3. Budaya keamanan adalah fondasi. Perjalanan transformasi digital yang aman harus disertai pendidikan dan pelatihan yang menyeluruh untuk setiap pengguna.

    Penutup

    Melangkah ke tahun 2026, Indonesia berada di persimpangan penting dalam lanskap keamanan siber. Meski ancaman semakin kompleks, berakar dari AI, cloud, hingga identitas digital, namun respons kolektif dari pelaku bisnis, pembuat kebijakan, dan masyarakat menunjukkan bahwa negara ini semakin siap menghadapi tantangan, tetapi masih belum merata dan banyak terdapat kesenjangan.

    Rendahnya kesiapan saat ini bukanlah sinyal putus asa, melainkan panggilan untuk bertindak intensif, yaitu mereformasi budaya keamanan, memperkuat investasi, serta memadukan inovasi teknologi dengan strategi pertahanan yang proaktif. Jika dilakukan dengan benar, Indonesia tidak hanya dapat bertahan dari gelombang ancaman siber, tetapi juga memimpin dalam ketahanan digital di kawasan Asia- Pasifik.

    -- Jakarta, Desember 2025, - Riri Satria

    About Author

    Riri Satria lahir di Padang, Sumatera Barat 14 Mei 1970, aktif bergiat di dunia kesusastraan Indonesia, pendiri serta Ketua Jagat Sastra Milenia (JSM) di Jakarta, serta menulis puisi. Namanya tercantum dalam buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia’ yang diterbitkan Yayasan Hari Puisi Indonesia (2018). Puisinya sudah diterbitkan dalam buku puisi tunggal: “Jendela” (2016), “Winter in Paris” (2017), “Siluet, Senja, dan Jingga” (2019), “Metaverse” (2022), serta "Login Haramain" (2025), di samping lebih dari 60 buku kumpulan puisi bersama penyair lainnya, termasuk buku kumpulan puisi duet bersama penyair Emi Suy berjudul “Algoritma Kesunyian” (2023).

    Riri juga menulis esai dengan beragam topik: sains dan matematika, teknologi dan transformasi digital, ekonomi dan bisnis, pendidikan dan penelitian, yang dibukukan dalam beberapa buku: “Untuk Eksekutif Muda: Paradigma Baru dalam Perubahan Lingkungan Bisnis” (2003), trilogi “Proposisi Teman Ngopi” (2021) yang terdiri tiga buku “Ekonomi, Bisnis, dan Era Digital”, “Pendidikan dan Pengembangan Diri”, dan “Sastra dan Masa Depan Puisi” (2021), serta “Jelajah” (2022). Diperkirakan buku kumpulan esai terbaruya tentang kesusastraan, kesenian, kebudayaan, serta kemanusiaan akan terbit pada tahun 2026.

    Dalam beberapa tahun terakhir ini sejak tahun 2018, Riri Satria aktif menekuni dampak teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) atau AI) terhadap dunia kesusastraan, terutama puisi. Riri diundang menjadi narasumber untuk membahas topik ini di berbagai acara sastra, antara lain: Seminar Internasional Sastra di Universitas Pakuan, Bogor (2018), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2019), Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival, Banjarbaru Kalimantan Selatan (2019), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2021), Malay Writers and Cultural Festival (MWCF) 2024 di Jambi (2024), Seminar Jambore Sastra Asia Tenggara (JSAT) di Banyuwangi (2024), Seminar Etika Kreasi di Era Digital, Diskusi Hak Cipta dan Filosofi AI yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (2025), serta memberikan kuliah umum tentang topik pada Pertemuan Penyair Nusantara XIII (2025) di Perpustakaan Nasional RI.

    Saat ini Riri Satria menjabat sebagai Komisaris Utama PT. ILCS Pelindo Solusi Digital PSD sejak April 2024, sebuah perusahaan teknologi dalam grup Pelabuhan Indonesia atau Pelindo. Sebelumnya selama 5 tahun Riri menjabat sebagai Komisaris Independen pada PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) 2019-2024, sebuah pelabuhan petikemas terbesar di Indonesia yag merupakan joint venture antara Pelabuhan Indonesia dengan Hutchison Port Holdings Hongkong melalui Hutchison Ports Indonesia.

    Riri juga pernah menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Republik Indonesia (Meko Polkam RI) bidang Digital, Siber, dan Ekonomi sejak Oktober 2024 s/d September 2025,

    Riri juga anggota Dewan Juri untuk Indonesia Digital Culture Excellence Award serta Indonesia Human Capital Excellence Award sejak tahun 2021. Riri juga dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, dan mengajar topik Sistem Korporat, Bisnis Digital, Manajemen Strategis Sistem Informasi, serta Metodologi Penelitian untuk program Magister Teknologi Informasi (MTI). Selain itu Riri adalah Anggota Dewan Pertimbangan Ikatan Alumni Universitas Indonesia dan sebelumnya Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

    Konten Populer

    • Pada tahun 2025, transaksi ekonomi digital diperkirakan se besar Rp 1.775 T. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan terus berkembang dengan nilai transaksi diprediksi akan mencapai US$124 miliar atau sekitar Rp1.775 triliun pada tahun 2025. Dengan proyeksi tersebut, Indonesia akan berada pada peringkat pertama di ASEAN sebagai negara dengan nilai transaksi ekonomi digital terbesar dengan kontribusi […]

      Jul 02, 2025
    • Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa Alaa atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]

      Apr 13, 2024
    • Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering.   Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir […]

      May 27, 2024
    •   oleh: Riri Satria Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. […]

      May 20, 2024
    • Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]

      Nov 14, 2021
    • DOWNLOAD DOKUMEN

      May 17, 2025
    • Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]

      Jun 06, 2021
    • Assalamu alaikum wr wb. Salam dari Arafah, Mekkah Al Mukarramah. Tahukah sahabat bahwa nama Sukarno sangat terkenal di Arafah? Ya, pohon yang di belakang saya itu disebut oleh orang sini sebagai Pohon Sukarno. Pohon Soekarno di Padang Arafah adalah warisan hijau yang berasal dari usulan Presiden Sukarno saat melaksanakan ibadah haji pada tahun 1955. Usulan […]

      May 27, 2025

    F R I E N D S


    RECENT EVENT

    Riri Satria tentang Bencana Alam Sumatera

    play-sharp-fill

    RECENT EVENT

    POJOK PODCAST

    KULBIZ SESI 1.3
    By BigThinkersID Host Pinpin Bhaktiar
    Kulbiz adalah tentang kuliah ilmu bisnis secara komprehensif, relevan dan asik 😁🥳🚀🔥
    video
    play-sharp-fill

    Podcast Selengkapnya klik disini...

    Hide picture