Riri Satria
KATEGORI
  • Dokumen
  • Terkini
  • Teknologi & Transformasi Digital
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Sastra (Puisi dan Esai)
  • Apa Kata Media?
  • Apa Kata Sahabat?
  • Menuju Indonesia Emas 2045, Riri Satria: Anak Muda harus Paham Keahlian yang Dibutuhkan Masa Depan

    02 Oct 2025 | Dilihat: 37 kali

    Padang, Khazminang.id – Puncak bonus demografi di Indonesia diperkirakan pada 2030 hingga 2045 ditandai dengan dominasi penduduk usia produktif antara 15-64 tahun. Namun bonus demografi yang dianugerahkan Tuhan tersebut menjadi kurang bermanfaatkan jika anak-anak muda Indonesia tidak siap atau tidak kompeten untuk mengelola berbagai keunggulan yang ada di NKRI ini.

    Jika hal itu terjadi, maka di masa depan anak muda Indonesia akan menjadi penonton di negara sendiri, sementara kekayaan bangsa ini dikelola oleh anak-anak muda bangsa asing yang lebih kompeten. Akhirya impian mewujudkan Indonnesia Emas tahun 2045 hanya akan tinggal impian belaka.

    “Kondisi seperti itu tidak boleh terjadi. Anak-anak muda Indonesia harus visioner dan memahami keahlian yang dibutuhkan di masa depan untuk menjawab tantangan masa depan tersebut,” kata Pakar Transformasi dan Ekonomi Digital Universitas Indonesia (UI), Riri Satria saat menjadi panelis dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Forum Indonesia Emas 2045, Rabu, (01/10/2025) yang mengusung tema “Membangun Keunggulan Anak Muda Indonesia untuk Menjawab Tantangan Bonus Demografi”

    Riri Satria yang tampil dengan topik Digital Literacy and Future Skills menuju Indonedia Emas 2045, lebih jauh menjelaskan, keahlian yang dipelajari 10 tahun lalu tidak mungkin digunakan untuk menghadapi tantangan dunia 10 tahun akan datang.

    Dunia saat ini berada pada era Industri 5.0, dan era Industri 4.0 telah lewat. Era Industri 5.0 ditandai oleh tiga pilar utama, yaitu berfokus kepada manusia (human centric), mengutamakan keberlanjutan (sustainability) serta ketahanan (resilience) terhadap berbagai goncangan atau turbulensi.

    “Walaupun sekarang bermunculan teknologi canggih, seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), blockchain, serta metaverse, namun dunia sepakat bahwa bisnis atau pembangunan ekonomi harus berfokus kepada manusia atau human centric, bukan berfokus kepada teknologi atau technology centric,” jelas Riri.

    Ini mungkin disebabkan oleh perkembangan teknologi digital yang masif pada era Industri 4.0 yang lalu, sehingga manusia perlu menegaskan untuk mengembalikan fungsi teknologi sesuai khittah-nya, yaitu untuk kemaslahan umat manusia.

    “Kita membutuhkan lebih banyak strategi reskilling atau membangun keahlian baru, daripada upskilling atau meningkatkan keahlian yang lama,” tegas Riri Satria sambil mengutip isi buku yang berjudul “Future Skills: The 20 Skills and Competencies Everyone Needs to Succeed in a Digital World” yang ditulis oleh Bernard Marr, seorang ahli dan transformasi digital dan futurologi.

    Dalam buku tersebut, lanjutnya, Bernard Marr menjelaskan, terdapat lima skillset atau klasifikasi kemampuan untuk menghadapi masa depan, yaitu Industri 5.0. Kelimanya adalah: Kemampuan Digital (Digital Skills), Kemampuan Berpikir (Thinking Skills), Kemampuan Berkolaborasi (Collaboration Skills), Kemampuan Sosial (Social Skills), serta Kemampuan Manajemen Diri Sendiri (Self Skills).

    “Masing-masing klasifikasi kemampuan itu memiliki sejumlah kemampuan sehinga jumlahanya semua 20 kemampuan yang diberi nama oleh Bernard Marr sebagai Future Skills,” kata Dewan Juri untuk Indonesia Digital Culture Excellence Award ini.

    Menurutnya, Strategi pengembangan SDM lebih banyak melakukan reskilling untuk mengadopsi semua kemampuan yang disampaikan oleh Bernard Marr. Dengan demikian, program penembangan SDM di organisasi harus memasukkan penguasaan semua kemampuan future skills tersebut.

    “Pola-pola pengembangan SDM juga semakin kompleks: multiplatform, multimedia, multi learning strategy, semakin customized, serta tetap mempertahankan prinsip global concepts with local context,” jelas Riri yang juga Komisaris PT. ILCS Pelido Solusi Digital ini.

    Sejalan dengan Bernard Marr, World Economic Forum (WEF) juga mengeluarkan keahlian-keahlian yang sangat dibutuhkan sesuai dengan perkembangan zaman, dan selalu diperbaharui selang lima tahun. Menarik untuk menamati bahwa kemampuan memecahkan persoalan yang kompleks atau complex problem solving selalu menempati tempat teratas pada tahun 2015, 2020, 2025, serta prediksi untuk 2030 nanti. (devi)

    Sumber : KhazMinang.id

    Riri Satria lahir di Padang, Sumatera Barat 14 Mei 1970, aktif bergiat di dunia kesusatraan Indonesia, pendiri serta Ketua Jagat Sastra Milenia (JSM) di Jakarta, serta menulis puisi. Namanya tercantum dalam buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia’ yang diterbitkan Yayasan Hari Puisi Indonesia (2018). Puisinya sudah diterbitkan dalam buku puisi tunggal: “Jendela” (2016), “Winter in Paris” (2017), “Siluet, Senja, dan Jingga” (2019), serta “Metaverse” (2022), di samping lebih dari 60 buku kumpulan puisi bersama penyair lainnya, termasuk buku kumpulan puisi duet bersama penyair Emi Suy berjudul “Algoritma Kesunyian” (2023). Riri juga menulis esai dengan beragam topik: sains dan matematika, teknologi dan transformasi digital, ekonomi dan bisnis, pendidikan dan penelitian, yang dibukukan dalam beberapa buku: “Untuk Eksekutif Muda: Paradigma Baru dalam Perubahan Lingkungan Bisnis” (2003), trilogi “Proposisi Teman Ngopi” (2021) yang terdiri tiga buku “Ekonomi, Bisnis, dan Era Digital”, “Pendidikan dan Pengembangan Diri”, dan “Sastra dan Masa Depan Puisi” (2021), serta “Jelajah” (2022). Dalam beberapa tahun terakhir ini sejak tahun 2018, Riri Satria aktif menekuni dampak teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) terhadap dunia kesusastraan, terutama puisi. Riri diundang menjadi narasumber untuk membahas topik ini di berbagai acara sastra, antara lain: Seminar Internasional Sastra di Universitas Pakuan, Bogor (2018), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2019), Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival, Banjarbaru Kalimantan Selatan (2019), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2021), Malay Writers and Cultural Festival (MWCF) 2024 di Jambi (2024), Seminar Jambore Sastra Asia Tenggara (JSAT) di Banyuwangi (2024), serta Seminar Etika Kreasi di Era Digital, Diskusi Hak Cipta dan Filosofi AI yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (2025). Sebagai Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Republik Indonesia (Meko Polkam RI) bidang Digital, Siber, dan Ekonomi sejak Oktober 2024  s/d September 2025, sebagai Komisaris Utama PT. ILCS Pelindo Solusi Digital PSD sejak April 2024, sebuah perusahaan teknologi dalam grup Pelabuhan Indonesia atau Pelindo. Sebelumnya selama 5 tahun Riri menjabat sebagai Komisaris Independen pada PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) 2019-2024, sebuah pelabuhan petikemas terbesar di Indonesia yag merupakan joint venture antara Pelabuhan Indonesia dengan Hutchison Port Holdings Hongkong melalui Hutchison Ports Indonesia. Riri juga anggota Dewan Juri untuk Indonesia Digital Culture Excellence Award serta Indonesia Human Capital Excellence Award sejak tahun 2021. Riri juga dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, dan mengajar topik Sistem Korporat, Bisnis Digital, Manajemen Strategis Sistem Informasi, serta Metodologi Penelitian untuk program Magister Teknologi Informasi (MTI). Selain itu Riri adalah Anggota Dewan Pertimbangan Ikatan Alumni Universitas Indonesia dan sebelumnya Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

    Konten Populer

    • Pada tahun 2025, transaksi ekonomi digital diperkirakan se besar Rp 1.775 T. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan terus berkembang dengan nilai transaksi diprediksi akan mencapai US$124 miliar atau sekitar Rp1.775 triliun pada tahun 2025. Dengan proyeksi tersebut, Indonesia akan berada pada peringkat pertama di ASEAN sebagai negara dengan nilai transaksi ekonomi digital terbesar dengan kontribusi […]

      Jul 02, 2025
    • Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa Alaa atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]

      Apr 13, 2024
    • Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering.   Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir […]

      May 27, 2024
    •   oleh: Riri Satria Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. […]

      May 20, 2024
    • Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]

      Nov 14, 2021
    • DOWNLOAD DOKUMEN

      May 17, 2025
    • Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]

      Jun 06, 2021
    • Menarik memahami makna pendidikan dalam budaya Minangkabau. Orang Minang memiliki banyak tempat belajar untuk hidupnya. “Sejatinya kita belajar dari berbagai tempat, yaitu sakola (sekolah), surau (masjid), galanggang (gelanggang), dan pasa (pasar). Di atas semua itu, kita harus mampu belajar dari semua yang ada di dalam, karena pepatah Minang mengatakan bahwa alam takambang jadi guru,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat dihubungi majalahelipsis.com terkait […]

      May 03, 2024

    DIRGAHAYU JAGAT SASTRA MILENIA (JSM) 10 Oktober 2020 - 2025

    POJOK PODCAST

    KULBIZ SESI 1.3
    By BigThinkersID Host Pinpin Bhaktiar
    Kulbiz adalah tentang kuliah ilmu bisnis secara komprehensif, relevan dan asik 😁🥳🚀🔥
    video
    play-sharp-fill

    Podcast Selengkapnya klik disini...

    RECENT EVENT


    NEXT EVENT

    Hide picture