Riri Satria
KATEGORI
  • Dokumen
  • Terkini
  • Teknologi & Transformasi Digital
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Sastra (Puisi dan Esai)
  • Apa Kata Media?
  • Apa Kata Sahabat?
  • Puisi Baudelaire Dicekal karena Dianggap Menista Agama

    18 Nov 2024 | Dilihat: 325 kali

    oleh : Yon Bayu Wahyono

    PojokTIM– Bertajuk pra-even, pertemuan pengurus Jagat Sastra Milenia (JSM) bersama sejumlah perwakilan komunitas di Resto Sate & Seafood Senayan, di bilangan Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (16/11/2024) berlangsung serius namun penuh guyonan. Kehadiran sastrawan Naning Scheid yang tinggal di Belgia bersama cerpenis Sasti Gotama menjadi pembeda dari acara-acara sebelumnya.

    “Kebetulan Naning Scheid sedang berada di Indonesia, jadi sekalian kita undang dalam pra-even Festival Dies Miladia JSM ke 4, yang puncaknya akan digelar Minggu besok, 17 Movember 2024, di Kafe Sastra Balai Pustaka. Harapannya, kita bisa mendapat gambaran tentang sastra Prancis, terutama terkait puisi-puisi Charles Pierre Baudelaire yang telah diterjemahkan oleh Naning ke dalam Bahasa Indonesia,” ujar Ketua JSM Riri Satria.

    Menurut Riri, penyair yang juga pakar ekonomi digital, mengenal sastra dunia sangat penting untuk memahami kekuatan sastra lokal. Tanpa pembanding, maka tidak akan ditemukan kekurangan dan kelebihan suatu karya.

    “Saya termasuk yang penasaran, mengapa ada puisi Baudelaire yang disensor di negaranya sendiri. Seringnya kita mendengar praktek pencekalan terhadap karya sastra ada di negara-negara yang tidak demokratis. Sementara Prancis merupakan pusat kebudayaan dunia, kok melakukan pencekalan terhadap karya sastra. Seberapa besar ancaman yang ditimbulkan oleh puisi itu sehingga sampai dicekal?” kata Riri memantik diskusi yang juga dihadiri sastrawan Sofyan R. Zaid, Nunung Noor El Niel, Rissa Churria, Nanang R Supriyatin, Ical Vrigar, Giyanto Subagio, Shantined, dan lain-lain.

    Naning Scheid membenarkan ada 6 puisi Baudelaire yang sempat dicekal oleh pemerintah Prancis. Namun hal itu terjadi pada abad 19, di masa rezim Napoleon Bonaparte, khususnya ketika kekuasaan negara belum dipisahkan dari kekuasaan gereja.

    “Puisi-puisi Baudelaire yang dicekal umumnya yang menurut aturan waktu itu, melanggar norma agama (Katolik). Hanya 2 minggu setelah Les Fleurs du Mal terbit, langsung dihadapkan pada pengadilan dengan tuduhan sebagai penista agama. Sebab puisinya mengkritik otoritas gereja, membahas tentang LGBT, dan hal-hal yang saat itu masih dianggap tabu,” terang Naning.

    Buku Les Fleurs du Mal kemudian dibredel, dan hanya diperbolehkan terbit kembali jika tanpa menyertakan 6 puisi yang dilarang. Setelah kekuasaan Napoleon jatuh, Les Fleurs du Mal terbit kembali lengkap dengan 6 puisi yang sempat dilarang.

    “Les Fleurs du Mal saya terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan judul Bunga-Bunga Iblis berisi 154 puisi di mana ada beberapa puisi yang panjangnya 2-3 halaman. Saya tertarik menerjemahkan Les Fleurs du Mal karena selalu dibicarakan dari masa ke masa dan telah menginspirasi penyair-penyair setelahnya seperti Arthur Rimbaud, atau penyair berbahasa Inggris TS Elliot,” terang Naning.

    Terkait proses penerjemahan yang dilakoni, Naning mengaku lumayan melelahkan. Terlebih banyak kata atau diksi yang membutuhkan referensi tersendiri karena berhubungan dengan peristiwa, lokasi atau orang. Namun proses itu bisa dilalui karena kekagumannya pada Baudelaire dan keinginannya agar masyarakat Indonesia yang tidak mengakrabi Bahasa Prancis dapat ikut menikmati Les Fleurs du Mal.

    Di akhir acara, Nunung El Niel menjelaskan agenda Festival Dies Miladia JSM ke 4 di Kafe Sastra Balai Pustaka.

    “Acaranya santai, lebih banyak diisi dengan pembacaan puisi dan testimoni,” ujar Nunung yang didapuk sebagai Ketua Panitia Festival Dies Miladia JSM ke 4.

    Selain itu juga ada kilas balik serta syukuran perayaan HUT JSM, peluncuran buku antologi puisi Jejak Masa Depan: Sustainable Development Goals dalam Puisi, peluncuran buku Meretas Pemikiran Riri Satria: Kecerdasan Buatan dan Puisi yang ditulis Rissa Churria.

    “Selebihnya ramah-tamah dan silaturahmi,” terang Nunung seraya mengundang seluruh peserta untuk hadir pada Festival Dies Miladia JSM.

     

    Sumber : Pojok TIM

    Riri Satria lahir di Padang, Sumatera Barat 14 Mei 1970, aktif bergiat di dunia kesusatraan Indonesia, pendiri serta Ketua Jagat Sastra Milenia (JSM) di Jakarta, serta menulis puisi. Namanya tercantum dalam buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia’ yang diterbitkan Yayasan Hari Puisi Indonesia (2018). Puisinya sudah diterbitkan dalam buku puisi tunggal: “Jendela” (2016), “Winter in Paris” (2017), “Siluet, Senja, dan Jingga” (2019), serta “Metaverse” (2022), di samping lebih dari 60 buku kumpulan puisi bersama penyair lainnya, termasuk buku kumpulan puisi duet bersama penyair Emi Suy berjudul “Algoritma Kesunyian” (2023). Riri juga menulis esai dengan beragam topik: sains dan matematika, teknologi dan transformasi digital, ekonomi dan bisnis, pendidikan dan penelitian, yang dibukukan dalam beberapa buku: “Untuk Eksekutif Muda: Paradigma Baru dalam Perubahan Lingkungan Bisnis” (2003), trilogi “Proposisi Teman Ngopi” (2021) yang terdiri tiga buku “Ekonomi, Bisnis, dan Era Digital”, “Pendidikan dan Pengembangan Diri”, dan “Sastra dan Masa Depan Puisi” (2021), serta “Jelajah” (2022). Dalam beberapa tahun terakhir ini sejak tahun 2018, Riri Satria aktif menekuni dampak teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) terhadap dunia kesusastraan, terutama puisi. Riri diundang menjadi narasumber untuk membahas topik ini di berbagai acara sastra, antara lain: Seminar Internasional Sastra di Universitas Pakuan, Bogor (2018), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2019), Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival, Banjarbaru Kalimantan Selatan (2019), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2021), Malay Writers and Cultural Festival (MWCF) 2024 di Jambi (2024), Seminar Jambore Sastra Asia Tenggara (JSAT) di Banyuwangi (2024), serta Seminar Etika Kreasi di Era Digital, Diskusi Hak Cipta dan Filosofi AI yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (2025). Sebagai Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Republik Indonesia (Meko Polkam RI) bidang Digital, Siber, dan Ekonomi sejak Oktober 2024  s/d September 2025, sebagai Komisaris Utama PT. ILCS Pelindo Solusi Digital PSD sejak April 2024, sebuah perusahaan teknologi dalam grup Pelabuhan Indonesia atau Pelindo. Sebelumnya selama 5 tahun Riri menjabat sebagai Komisaris Independen pada PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) 2019-2024, sebuah pelabuhan petikemas terbesar di Indonesia yag merupakan joint venture antara Pelabuhan Indonesia dengan Hutchison Port Holdings Hongkong melalui Hutchison Ports Indonesia. Riri juga anggota Dewan Juri untuk Indonesia Digital Culture Excellence Award serta Indonesia Human Capital Excellence Award sejak tahun 2021. Riri juga dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, dan mengajar topik Sistem Korporat, Bisnis Digital, Manajemen Strategis Sistem Informasi, serta Metodologi Penelitian untuk program Magister Teknologi Informasi (MTI). Selain itu Riri adalah Anggota Dewan Pertimbangan Ikatan Alumni Universitas Indonesia dan sebelumnya Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

    Konten Populer

    • Pada tahun 2025, transaksi ekonomi digital diperkirakan se besar Rp 1.775 T. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan terus berkembang dengan nilai transaksi diprediksi akan mencapai US$124 miliar atau sekitar Rp1.775 triliun pada tahun 2025. Dengan proyeksi tersebut, Indonesia akan berada pada peringkat pertama di ASEAN sebagai negara dengan nilai transaksi ekonomi digital terbesar dengan kontribusi […]

      Jul 02, 2025
    • Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa Alaa atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]

      Apr 13, 2024
    • Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering.   Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir […]

      May 27, 2024
    •   oleh: Riri Satria Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. […]

      May 20, 2024
    • Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]

      Nov 14, 2021
    • DOWNLOAD DOKUMEN

      May 17, 2025
    • Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]

      Jun 06, 2021
    • Menarik memahami makna pendidikan dalam budaya Minangkabau. Orang Minang memiliki banyak tempat belajar untuk hidupnya. “Sejatinya kita belajar dari berbagai tempat, yaitu sakola (sekolah), surau (masjid), galanggang (gelanggang), dan pasa (pasar). Di atas semua itu, kita harus mampu belajar dari semua yang ada di dalam, karena pepatah Minang mengatakan bahwa alam takambang jadi guru,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat dihubungi majalahelipsis.com terkait […]

      May 03, 2024

    DIRGAHAYU JAGAT SASTRA MILENIA (JSM) 10 Oktober 2020 - 2025

    POJOK PODCAST

    KULBIZ SESI 1.3
    By BigThinkersID Host Pinpin Bhaktiar
    Kulbiz adalah tentang kuliah ilmu bisnis secara komprehensif, relevan dan asik 😁🥳🚀🔥
    video
    play-sharp-fill

    Podcast Selengkapnya klik disini...

    RECENT EVENT


    NEXT EVENT

    Hide picture