Riri Satria
KATEGORI
  • Dokumen
  • Terkini
  • Teknologi & Transformasi Digital
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Sastra (Puisi dan Esai)
  • Apa Kata Media?
  • Apa Kata Sahabat?
  • WAKTU, TEMPAT INDAH, DAN MENJERNIHKAN DIRI: SELAMAT MENJELANG 2026

    26 Dec 2025 | Dilihat: 15 kali

    Ada saat-saat ketika hidup terasa terlalu penuh dan jenuh oleh suara, oleh tuntutan, oleh pikiran-pikiran yang berdesakan tanpa sempat ditata. Di momen seperti itu, saya sering menyadari satu hal sederhana kita tidak selalu membutuhkan jawaban baru, kita hanya membutuhkan jarak dengan kejenuhan yang memenuhi diri kita itu,

    Jarak itu kadang bernama waktu, kadang bernama tempat yang indah. Ketika saya duduk sendirian di sebuah sudut kota yang tenang entah di tepi sungai, di kafe kecil, atau di bangku taman, pikiran saya perlahan berhenti berlari. Bukan karena masalah menghilang, melainkan karena saya memberi ruang bagi diri sendiri untuk bernapas. Saya percaya, kita adalah pikiran kita. Cara kita memandang dunia akan menentukan bagaimana dunia itu terasa bagi kita.

    Selama ini kita terlalu sering mencoba mengubah keadaan tanpa terlebih dahulu mengubah cara berpikir kita sendiri. Kita ingin hidup berbeda, tetapi masih memeluk kecemasan yang sama. Kita menginginkan masa depan yang lebih terang, tetapi terus mengulang pola pikir lama yang membuat kita terjebak. Padahal, tidak ada perubahan yang sungguh-sungguh terjadi tanpa keberanian untuk menata ulang isi kepala. Singkatnya, kita ingin dunia berubah namun kita enggan mengubah diri.

    Di sinilah tempat yang indah memainkan perannya. Keindahan dalam bentuk alam, kota tua, cahaya sore, atau bahkan secangkir kopi di tempat yang tepat bukanlah pelarian. Ia adalah cermin. Di hadapannya kita dipaksa untuk jujur tentang apa yang kita pikirkan, apa yang kita takutkan, dan apa yang sebenarnya kita inginkan. Jujur berdialog dengan diri sendiri dan tentu saja sejenak menyingkirkan ego karena "Ego is the Enemy" kata judul sebuah buku karya Ryan Holiday.

    Menurut Ryan Holiday dalam bukunya itu bahwa ego adalah musuh karena ia membuat kita terputus dari realitas. Ego bukan sekadar rasa percaya diri, melainkan perasaan berlebihan tentang pentingnya diri sendiri, yaitu merasa paling tahu, paling benar, dan paling layak diakui.

    Ego merusak di tiga fase hidup. Saat memulai, ego membuat kita ingin cepat diakui tanpa mau belajar secara seksama. Saat berhasil, ego membuat kita merasa sudah sampai sehingga berhenti bertumbuh. Saat gagal, ego membuat kita menolak belajar karena terlalu sibuk menjaga harga diri. Gawat bukan?

    Pesanya adalah bahwa kerendahan hati, disiplin, dan fokus pada proses adalah peredam ego. Bukan dunia luar sekitar kita yang paling sering menghalangi kesuksesan kita, melainkan ego kita sendiri yang tidak terkendali.

    Lalu elangkah keluar dari rutinitas bukan berarti lari dari tanggung jawab. Justru sebaliknya, itu adalah cara untuk kembali dengan kesadaran yang lebih utuh. Menghirup udara segar untuk menyegarkan pikiran. Kita mengosongkan diri sejenak agar tidak terus bereaksi secara otomatis terhadap hidup. Kita menjauhkan diri dari sikap reaktif yag berlebihan.

    Ada momen ketika saya duduk diam dan bertanya pada diri sendiri, siapa saya sekarang? ingin menjadi siapa saya di masa depan? Pertanyaan itu tidak selalu menghasilkan jawaban instan. Namun ia selalu menghasilkan keheningan yang jujur dan dari sanalah perubahan kecil biasanya bermula. Itu adalah peggerak mula dari sebuah perubahan.

    Kita sering lupa bahwa menjadi manusia bukan hanya tentang bergerak maju, tetapi juga tentang berhenti sejenak untuk memastikan arah. Waktu di tempat yang indah memberi kita kesempatan itu. Ia mengingatkan bahwa kita masih punya pilihan untuk berpikir ulang, untuk memaafkan diri sendiri, dan untuk membayangkan versi diri yang lebih selaras dengan nilai-nilai kita.

    Pada akhirnya, menjernihkan pikiran bukanlah kemewahan. Ia adalah kebutuhan. Karena selama pikiran kita keruh, apa pun yang kita bangun akan rapuh. Tetapi ketika pikiran mulai jernih, langkah sekecil apa pun terasa lebih bermakna. Ego pun akan tersingkirkan.

    Dan mungkin, itulah sebabnya kita sesekali perlu pergi sejenak, bukan untuk melarikan diri dari hidup, melainkan untuk kembali kepadanya dengan pikiran yang lebih tenang dan hati yang lebih sadar, serta ego yang lebih kita taklukkan, bukan justru menaklukkan kita.

    Selamat menyongsong tahun 2026 dengan semangat baru serta pikiran yang segar.

    Salam

    - Riri Satria

    šŸ‘šŸ„°šŸ˜Žā˜•ā¤šŸŒ·ā­ļø

    About Author

    Riri Satria lahir di Padang, Sumatera Barat 14 Mei 1970, aktif bergiat di dunia kesusastraan Indonesia, pendiri serta Ketua Jagat Sastra Milenia (JSM) di Jakarta, serta menulis puisi. Namanya tercantum dalam buku ā€œApa dan Siapa Penyair Indonesia’ yang diterbitkan Yayasan Hari Puisi Indonesia (2018). Puisinya sudah diterbitkan dalam buku puisi tunggal: ā€œJendelaā€ (2016), ā€œWinter in Parisā€ (2017), ā€œSiluet, Senja, dan Jinggaā€ (2019), ā€œMetaverseā€ (2022), serta "Login Haramain" (2025), di samping lebih dari 60 buku kumpulan puisi bersama penyair lainnya, termasuk buku kumpulan puisi duet bersama penyair Emi Suy berjudul ā€œAlgoritma Kesunyianā€ (2023).

    Riri juga menulis esai dengan beragam topik: sains dan matematika, teknologi dan transformasi digital, ekonomi dan bisnis, pendidikan dan penelitian, yang dibukukan dalam beberapa buku: ā€œUntuk Eksekutif Muda: Paradigma Baru dalam Perubahan Lingkungan Bisnisā€ (2003), trilogi ā€œProposisi Teman Ngopiā€ (2021) yang terdiri tiga buku ā€œEkonomi, Bisnis, dan Era Digitalā€, ā€œPendidikan dan Pengembangan Diriā€, dan ā€œSastra dan Masa Depan Puisiā€ (2021), serta ā€œJelajahā€ (2022). Diperkirakan buku kumpulan esai terbaruya tentang kesusastraan, kesenian, kebudayaan, serta kemanusiaan akan terbit pada tahun 2026.

    Dalam beberapa tahun terakhir ini sejak tahun 2018, Riri Satria aktif menekuni dampak teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) atau AI) terhadap dunia kesusastraan, terutama puisi. Riri diundang menjadi narasumber untuk membahas topik ini di berbagai acara sastra, antara lain: Seminar Internasional Sastra di Universitas Pakuan, Bogor (2018), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2019), Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival, Banjarbaru Kalimantan Selatan (2019), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2021), Malay Writers and Cultural Festival (MWCF) 2024 di Jambi (2024), Seminar Jambore Sastra Asia Tenggara (JSAT) di Banyuwangi (2024), Seminar Etika Kreasi di Era Digital, Diskusi Hak Cipta dan Filosofi AI yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (2025), serta memberikan kuliah umum tentang topik pada Pertemuan Penyair Nusantara XIII (2025) di Perpustakaan Nasional RI.

    Saat ini Riri Satria menjabat sebagai Komisaris Utama PT. ILCS Pelindo Solusi Digital PSD sejak April 2024, sebuah perusahaan teknologi dalam grup Pelabuhan Indonesia atau Pelindo. Sebelumnya selama 5 tahun Riri menjabat sebagai Komisaris Independen pada PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) 2019-2024, sebuah pelabuhan petikemas terbesar di Indonesia yag merupakan joint venture antara Pelabuhan Indonesia dengan Hutchison Port Holdings Hongkong melalui Hutchison Ports Indonesia.

    Riri juga pernah menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Republik Indonesia (Meko Polkam RI) bidang Digital, Siber, dan Ekonomi sejak Oktober 2024 s/d September 2025,

    Riri juga anggota Dewan Juri untuk Indonesia Digital Culture Excellence Award serta Indonesia Human Capital Excellence Award sejak tahun 2021. Riri juga dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, dan mengajar topik Sistem Korporat, Bisnis Digital, Manajemen Strategis Sistem Informasi, serta Metodologi Penelitian untuk program Magister Teknologi Informasi (MTI). Selain itu Riri adalah Anggota Dewan Pertimbangan Ikatan Alumni Universitas Indonesia dan sebelumnya Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

    Konten Populer

    • Pada tahun 2025, transaksi ekonomi digital diperkirakan se besar Rp 1.775 T. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan terus berkembang dengan nilai transaksi diprediksi akan mencapai US$124 miliar atau sekitar Rp1.775 triliun pada tahun 2025. Dengan proyeksi tersebut, Indonesia akan berada pada peringkat pertama di ASEAN sebagai negara dengan nilai transaksi ekonomi digital terbesar dengan kontribusi […]

      Jul 02, 2025
    • Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa AlaaĀ atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]

      Apr 13, 2024
    • Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering. Ā  Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir […]

      May 27, 2024
    • Ā  oleh: Riri Satria Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. […]

      May 20, 2024
    • Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]

      Nov 14, 2021
    • DOWNLOAD DOKUMEN

      May 17, 2025
    • Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]

      Jun 06, 2021
    • Assalamu alaikum wr wb. Salam dari Arafah, Mekkah Al Mukarramah. Tahukah sahabat bahwa nama Sukarno sangat terkenal di Arafah? Ya, pohon yang di belakang saya itu disebut oleh orang sini sebagai Pohon Sukarno. Pohon Soekarno di Padang Arafah adalah warisan hijau yang berasal dari usulan Presiden Sukarno saat melaksanakan ibadah haji pada tahun 1955. Usulan […]

      May 27, 2025

    F R I E N D S


    RECENT EVENT

    Riri Satria tentang Bencana Alam Sumatera

    play-sharp-fill

    RECENT EVENT

    POJOK PODCAST

    KULBIZ SESI 1.3
    By BigThinkersID Host Pinpin Bhaktiar
    Kulbiz adalah tentang kuliah ilmu bisnis secara komprehensif, relevan dan asik šŸ˜šŸ„³šŸš€šŸ”„
    video
    play-sharp-fill

    Podcast Selengkapnya klik disini...

    Hide picture