Riri Satria Lecturer - Researcher - Poetry & Coffee Lover
Riri Satria menegaskan apresiasi seni harus ditanamkan sejak keluarga dan diperkuat lewat ekosistem yang sehat. Ia menawarkan model pentahelix dengan lima unsur yang disatukan oleh dewan kesenian sebagai motor penggerak.
Penulis: Adminelipsis - 29 September 2025 05:29
PADANG, Majalahelipsis.id—Penyair dan aktivis sastra Riri Satria menegaskan bahwa apresiasi seni sejatinya harus ditanamkan sejak dari keluarga.
Hal itu ia sampaikan dalam Orasi Budaya bertajuk “Model Pentahelix untuk Tata Kelola Organisasi Kesenian/Kebudayaan di Era Masyarakat 5.0” di Forum Perjuangan Seniman Sumatera Barat, Sabtu (27/9/2025), malam, di Taman Budaya Sumatera Barat.
Menurut Riri, orang tua perlu membekali anak-anak dengan tiga hal utama: ilmu pengetahuan, etika moral keagamaan, dan apresiasi seni.
“Ilmu membuat hidup lebih efektif, moral memberi arah, sedangkan seni menjadikan hidup lebih indah. Ketiganya sejalan membentuk masyarakat madani,” ujarnya.
Ia menambahkan, setiap orang memang bisa melahirkan karya seni, tetapi untuk menjadi seniman yang handal dibutuhkan lingkungan pendukung.
“Dari sinilah lahir gagasan pentingnya ekosistem seni-budaya yang sehat dengan tata kelola yang baik,” kata pendiri komunitas Jagat Sastra Milenia itu.
Dalam orasi yang memancing antusiasme hadirin tersebut, Riri memaparkan konsep Model Pentahelix, sebuah pola tata kelola yang melibatkan lima unsur sekaligus: pemerintah sebagai regulator, akademisi dan profesional sebagai pusat pemikiran, dunia bisnis sebagai sumber pendanaan, media sebagai sarana komunikasi, serta masyarakat seni-budaya sebagai pelaku dan penikmat.
Kelima unsur ini, katanya, tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Dibutuhkan motor penggerak yang mampu menyatukan arah, yaitu lembaga otoritas seni atau kebudayaan seperti dewan kesenian.
“Tanpa dewan ini, semua pihak akan berjalan sendiri-sendiri, tanpa tujuan besar yang mengikat, bahkan ekosistem seni bisa tak terbentuk sama sekali,” tegasnya.
Riri juga menekankan perlunya langkah konkret agar pentahelix ini bisa berjalan. Ia menyebut pentingnya menyatukan seniman dan budayawan dalam visi bersama, membangun kelompok penekan agar pemerintah memberi perhatian, serta menggerakkan kampanye masif melalui media arus utama dan media sosial.
Selain itu, para pelaku seni perlu aktif berdialog dengan berbagai pihak, menjalin jejaring dengan dewan kesenian di daerah lain, serta mengupayakan pendanaan mandiri melalui berbagai aliansi strategis. Baginya, faktor kunci keberhasilan tetap pada upaya menyatukan visi seniman dan budayawan, sebuah hal yang terdengar sederhana tetapi kerap sulit diwujudkan.
Riri Satria sendiri bukan sosok baru di dunia sastra dan kebudayaan Indonesia. Lahir di Padang pada 14 Mei 1970, ia aktif menulis puisi, esai, dan mendirikan komunitas Jagat Sastra Milenia di Jakarta. Karyanya meliputi sejumlah buku puisi tunggal seperti Jendela (2016), Winter in Paris (2017), Siluet, Senja, dan Jingga (2019), hingga Metaverse (2022), serta puluhan buku kumpulan bersama.
Selain itu, ia menulis esai lintas bidang mulai dari ekonomi, bisnis, pendidikan, hingga teknologi digital.
Di luar dunia sastra, ia menjabat Komisaris Utama PT Integrasi Logistik Cipta Solusi (Pelindo Solusi Digital) sekaligus mengajar di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
Penulis: Muhammad Subhan
Editor: Ayu K. Ardi
Riri Satria lahir di Padang, Sumatera Barat 14 Mei 1970, aktif bergiat di dunia kesusatraan Indonesia, pendiri serta Ketua Jagat Sastra Milenia (JSM) di Jakarta, serta menulis puisi. Namanya tercantum dalam buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia’ yang diterbitkan Yayasan Hari Puisi Indonesia (2018). Puisinya sudah diterbitkan dalam buku puisi tunggal: “Jendela” (2016), “Winter in Paris” (2017), “Siluet, Senja, dan Jingga” (2019), serta “Metaverse” (2022), di samping lebih dari 60 buku kumpulan puisi bersama penyair lainnya, termasuk buku kumpulan puisi duet bersama penyair Emi Suy berjudul “Algoritma Kesunyian” (2023). Riri juga menulis esai dengan beragam topik: sains dan matematika, teknologi dan transformasi digital, ekonomi dan bisnis, pendidikan dan penelitian, yang dibukukan dalam beberapa buku: “Untuk Eksekutif Muda: Paradigma Baru dalam Perubahan Lingkungan Bisnis” (2003), trilogi “Proposisi Teman Ngopi” (2021) yang terdiri tiga buku “Ekonomi, Bisnis, dan Era Digital”, “Pendidikan dan Pengembangan Diri”, dan “Sastra dan Masa Depan Puisi” (2021), serta “Jelajah” (2022). Dalam beberapa tahun terakhir ini sejak tahun 2018, Riri Satria aktif menekuni dampak teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) terhadap dunia kesusastraan, terutama puisi. Riri diundang menjadi narasumber untuk membahas topik ini di berbagai acara sastra, antara lain: Seminar Internasional Sastra di Universitas Pakuan, Bogor (2018), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2019), Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival, Banjarbaru Kalimantan Selatan (2019), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2021), Malay Writers and Cultural Festival (MWCF) 2024 di Jambi (2024), Seminar Jambore Sastra Asia Tenggara (JSAT) di Banyuwangi (2024), serta Seminar Etika Kreasi di Era Digital, Diskusi Hak Cipta dan Filosofi AI yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (2025). Sebagai Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Republik Indonesia (Meko Polkam RI) bidang Digital, Siber, dan Ekonomi sejak Oktober 2024 s/d September 2025, sebagai Komisaris Utama PT. ILCS Pelindo Solusi Digital PSD sejak April 2024, sebuah perusahaan teknologi dalam grup Pelabuhan Indonesia atau Pelindo. Sebelumnya selama 5 tahun Riri menjabat sebagai Komisaris Independen pada PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) 2019-2024, sebuah pelabuhan petikemas terbesar di Indonesia yag merupakan joint venture antara Pelabuhan Indonesia dengan Hutchison Port Holdings Hongkong melalui Hutchison Ports Indonesia. Riri juga anggota Dewan Juri untuk Indonesia Digital Culture Excellence Award serta Indonesia Human Capital Excellence Award sejak tahun 2021. Riri juga dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, dan mengajar topik Sistem Korporat, Bisnis Digital, Manajemen Strategis Sistem Informasi, serta Metodologi Penelitian untuk program Magister Teknologi Informasi (MTI). Selain itu Riri adalah Anggota Dewan Pertimbangan Ikatan Alumni Universitas Indonesia dan sebelumnya Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
Pada tahun 2025, transaksi ekonomi digital diperkirakan se besar Rp 1.775 T. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan terus berkembang dengan nilai transaksi diprediksi akan mencapai US$124 miliar atau sekitar Rp1.775 triliun pada tahun 2025. Dengan proyeksi tersebut, Indonesia akan berada pada peringkat pertama di ASEAN sebagai negara dengan nilai transaksi ekonomi digital terbesar dengan kontribusi […]
Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa Alaa atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]
Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering. Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir […]
oleh: Riri Satria Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. […]
Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]
Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]
Menarik memahami makna pendidikan dalam budaya Minangkabau. Orang Minang memiliki banyak tempat belajar untuk hidupnya. “Sejatinya kita belajar dari berbagai tempat, yaitu sakola (sekolah), surau (masjid), galanggang (gelanggang), dan pasa (pasar). Di atas semua itu, kita harus mampu belajar dari semua yang ada di dalam, karena pepatah Minang mengatakan bahwa alam takambang jadi guru,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat dihubungi majalahelipsis.com terkait […]