Riri Satria Lecturer - Researcher - Poetry & Coffee Lover
JAKARTA, Majalahelipsis.id – Musyawarah Kesenian Jakarta (MKJ) 2025 resmi dibuka Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno di Aula Teater Luwes, Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Selasa (25/11/2025).
Mengusung tema “Jakarta sebagai Laboratorium dan Etalase Kebudayaan Global”, agenda besar dan strategis ini kembali menjadi ruang penting untuk merumuskan arah kesenian dan kebudayaan ibu kota.
Dalam sambutan pembuka, Rano Karno menegaskan bahwa penguatan ekosistem seni menjadi bagian dari upaya meneguhkan jati diri kota.
“Pembangunan ekosistem kesenian dan kebudayaan untuk membangun jati diri kota. Menjadikan tempat yang maju tidak hanya secara ekonomi, tapi juga kaya makna dan inspirasi bagi dunia,” ujarnya.
Ia menekankan besarnya potensi kreatif Jakarta dan berharap IKJ terus melahirkan generasi kreator baru.
Butuh Pemikiran Strategis
Pada sesi diskusi, Riri Satria—yang juga dikenal sebagai penyair sekaligus pakar tekologi digital dan aktif mengkaji dampak kecerdasan buatan terhadap kesusastraan—menyampaikan gagasan strategis mengenai pentingnya perencanaan jangka panjang dalam dunia kesenian dan kebudayaan.
Menurutnya, kesenian dan kebudayaa tidak dapat hanya mengandalkan kreativitas intuitif.
“Dunia kebudayaan, bahkan juga dalam lingkup lebih kecil, dunia kesenian, juga membutuhkan strategic visioning, strategic planning, roadmap, dan sejenisnya untuk menuju masa depan. Jadi bukan hanya korporat atau perusahaan serta pemerintahan saja yang harus membuat itu,” tegasnya.
Riri menekankan peran utama seniman adalah sebagai pembuat karya dan budayawan sebagai penghasil gagasan, namun keduanya tetap membutuhkan proses teknokratik untuk memastikan keberlanjutan ekosistem seni.
“Melalui proses teknokratik tersebutlah kita dapat menuju masa depan yang diinginkan, bagaimana mencapainya dengan baik, bagaimana tata kelola supaya semua tidak menjadi benang kusut,” jelasnya.
“Misalnya Dewan Kesenian Jakarta atau DKJ sebagai pengawal marwah kesenian dan bahkan kebudayaan di Jakarta, harus apu membuar arah strategis ke depan serta melayani para seniman dan masyarakat jakarta dan sekitarnya. Jadi lembaga itu adalah lembaga keseeian dan kebudayaan yang bercampur teknokratik, baik makro maupun mikro keorganisasian,” lanjut Riri.
Tantangan Masa Depan
Lebih jauh, Riri memaparkan bahwa kesenian saat ini berhadapan dengan berbagai tantangan global. Mulai dari percepatan teknologi, isu pembangunan berkelanjutan (SDG), hingga potensi benturan peradaban. Ia menilai semua perubahan itu menuntut pemikiran dan langkah strategis dari seluruh pelaku budaya.
“Jangan lupakan impact analysis, untuk mengetahui apakah yang kita kerjakan ini sudah benar, memberi manfaat, membawa kemaslahatan, serta apa-apa yang harus diperbaiki,” ujarnya, menekankan pentingnya pendekatan evaluatif dalam kerja kebudayaan.
Pelaksanaan MKJ 2025 diharapkan menjadi momentum penyegaran arah kebijakan kebudayaan Jakarta, terutama di tengah dinamika global yang semakin cepat berubah.
Rano Karno menutup sambutannya dengan ajakan memperkuat kolaborasi lintas sektor.
“Saya ucapkan selamat bermusyawarah untuk mencapai mufakat bagi kebaikan Jakarta ke depan,” katanya.
Figur Multidisiplin
Dengan hadirnya pemikiran dari para tokoh lintas bidang seperti Riri Satria, MKJ 2025 menjadi ruang pertemuan antara kreativitas, kebijakan, dan visi jangka panjang—sesuatu yang semakin penting bagi masa depan ekosistem seni ibu kota.
Riri Satria sendiri dikenal sebagai sosok yang menghubungkan dunia seni dengan sains dan teknologi.
Lahir di Padang pada 1970, ia aktif menulis puisi, esai, dan terlibat dalam berbagai forum kesusastraan nasional maupun internasional da saat ini adalah Ketua Jagat Sastra Milenia (JSM).
Karya puisinya telah terbit dalam beberapa buku tunggal, sementara esai-esainya membahas topik mulai dari ekonomi digital hingga masa depan transformasi teknologi.
Selain aktivitas kesusastraan, Riri yag Sarjana Ilmu Komputer lulusan Universitas Indonesia dan menempuh program Doktor pada PSB Paris School of Business di Paris, Prancis, juga memiliki kiprah di pemerintahan dan industri digital.
Tahun 2024-2025 ia menjabat Staf Khusus Menko Polhukam bidang Teknologi Digital dan Ketahanan Siber, serta Komisaris Utama ILCS Pelindo Solusi Digital. Ia juga mengajar di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. (AAN)
Riri Satria lahir di Padang, Sumatera Barat 14 Mei 1970, aktif bergiat di dunia kesusatraan Indonesia, pendiri serta Ketua Jagat Sastra Milenia (JSM) di Jakarta, serta menulis puisi. Namanya tercantum dalam buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia’ yang diterbitkan Yayasan Hari Puisi Indonesia (2018). Puisinya sudah diterbitkan dalam buku puisi tunggal: “Jendela” (2016), “Winter in Paris” (2017), “Siluet, Senja, dan Jingga” (2019), serta “Metaverse” (2022), di samping lebih dari 60 buku kumpulan puisi bersama penyair lainnya, termasuk buku kumpulan puisi duet bersama penyair Emi Suy berjudul “Algoritma Kesunyian” (2023). Riri juga menulis esai dengan beragam topik: sains dan matematika, teknologi dan transformasi digital, ekonomi dan bisnis, pendidikan dan penelitian, yang dibukukan dalam beberapa buku: “Untuk Eksekutif Muda: Paradigma Baru dalam Perubahan Lingkungan Bisnis” (2003), trilogi “Proposisi Teman Ngopi” (2021) yang terdiri tiga buku “Ekonomi, Bisnis, dan Era Digital”, “Pendidikan dan Pengembangan Diri”, dan “Sastra dan Masa Depan Puisi” (2021), serta “Jelajah” (2022). Dalam beberapa tahun terakhir ini sejak tahun 2018, Riri Satria aktif menekuni dampak teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) terhadap dunia kesusastraan, terutama puisi. Riri diundang menjadi narasumber untuk membahas topik ini di berbagai acara sastra, antara lain: Seminar Internasional Sastra di Universitas Pakuan, Bogor (2018), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2019), Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival, Banjarbaru Kalimantan Selatan (2019), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2021), Malay Writers and Cultural Festival (MWCF) 2024 di Jambi (2024), Seminar Jambore Sastra Asia Tenggara (JSAT) di Banyuwangi (2024), serta Seminar Etika Kreasi di Era Digital, Diskusi Hak Cipta dan Filosofi AI yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (2025). Sebagai Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Republik Indonesia (Meko Polkam RI) bidang Digital, Siber, dan Ekonomi sejak Oktober 2024 s/d September 2025, sebagai Komisaris Utama PT. ILCS Pelindo Solusi Digital PSD sejak April 2024, sebuah perusahaan teknologi dalam grup Pelabuhan Indonesia atau Pelindo. Sebelumnya selama 5 tahun Riri menjabat sebagai Komisaris Independen pada PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) 2019-2024, sebuah pelabuhan petikemas terbesar di Indonesia yag merupakan joint venture antara Pelabuhan Indonesia dengan Hutchison Port Holdings Hongkong melalui Hutchison Ports Indonesia. Riri juga anggota Dewan Juri untuk Indonesia Digital Culture Excellence Award serta Indonesia Human Capital Excellence Award sejak tahun 2021. Riri juga dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, dan mengajar topik Sistem Korporat, Bisnis Digital, Manajemen Strategis Sistem Informasi, serta Metodologi Penelitian untuk program Magister Teknologi Informasi (MTI). Selain itu Riri adalah Anggota Dewan Pertimbangan Ikatan Alumni Universitas Indonesia dan sebelumnya Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
Pada tahun 2025, transaksi ekonomi digital diperkirakan se besar Rp 1.775 T. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan terus berkembang dengan nilai transaksi diprediksi akan mencapai US$124 miliar atau sekitar Rp1.775 triliun pada tahun 2025. Dengan proyeksi tersebut, Indonesia akan berada pada peringkat pertama di ASEAN sebagai negara dengan nilai transaksi ekonomi digital terbesar dengan kontribusi […]
Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa Alaa atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]
Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering. Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir […]
oleh: Riri Satria Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. […]
Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]
Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]
Menarik memahami makna pendidikan dalam budaya Minangkabau. Orang Minang memiliki banyak tempat belajar untuk hidupnya. “Sejatinya kita belajar dari berbagai tempat, yaitu sakola (sekolah), surau (masjid), galanggang (gelanggang), dan pasa (pasar). Di atas semua itu, kita harus mampu belajar dari semua yang ada di dalam, karena pepatah Minang mengatakan bahwa alam takambang jadi guru,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat dihubungi majalahelipsis.com terkait […]