Riri Satria
KATEGORI
  • Terkini
  • Dokumen
  • Teknologi & Transformasi Digital
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Sastra (Puisi dan Esai)
  • Apa Kata Media?
  • Apa Kata Sahabat?
  • Menyemai Kepemimpinan Humanis dan Kesadaran Psikologis dalam Gerakan Literasi

    26 Oct 2025 | Dilihat: 14 kali

    JAKARTA II Parahyangan Post — Ruang Aula Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Kamis (23/10), dipenuhi para pegiat dan pencinta sastra. Mereka hadir untuk merayakan lima tahun perjalanan Jagat Sastra Milenia (JSM), komunitas literasi yang tumbuh di persimpangan antara seni, teknologi, dan kemanusiaan.

    Acara bertajuk Refleksi 5 Tahun Jagat Sastra Milenia itu tak hanya menjadi perayaan, tetapi juga ruang pembelajaran. Dua kuliah umum yang disajikan menghadirkan pandangan baru tentang kepemimpinan komunitas seni serta kaitan antara psikologi dan karya sastra.

    Menyalakan Kepemimpinan yang Kreatif

    Ketua Jagat Sastra Milenia, Riri Satria, membuka sesi pertama dengan kuliah umum berjudul “Kepemimpinan untuk Pengelola Komunitas/Organisasi Kesenian.” Dalam paparannya, Riri menekankan pentingnya model kepemimpinan yang fleksibel, partisipatif, dan berorientasi pada tumbuhnya kreativitas.

    “Komunitas seni tidak bisa dikelola dengan model korporasi yang kaku. Ia hidup dari semangat gotong royong dan visi yang lahir dari hati,” ujarnya.

    Dia menjelaskan empat model organisasi—mekanistik, komunal, kreatif, dan organik—yang dapat menjadi acuan bagi pengelola komunitas seni. Menurutnya, pemimpin komunitas tidak sekadar mengatur, tetapi menyalakan semangat kreatif di antara anggotanya. “Temukan suaramu, lalu bantu orang lain menemukan suaranya,” kata Riri menutup sesinya yang disambut tepuk tangan panjang peserta.

    Sastra sebagai Ruang Penyembuhan

    Sesi berikutnya menghadirkan Ririen Fina Richdayanti, psikolog klinis sekaligus pecinta sastra, yang membawakan kuliah umum bertema “Persoalan Psikologi Individu dan Masyarakat dalam Penulisan Karya Sastra.”

    Ririen menilai bahwa menulis sastra dapat menjadi bentuk terapi jiwa. Melalui bahasa, seseorang berupaya memahami sekaligus menyembuhkan luka batin yang dialaminya. Dia juga menyoroti keterkaitan antara kondisi sosial dan kesehatan mental masyarakat.

    “Ketika kebijakan lebih banyak menyakiti daripada menyembuhkan, kesehatan mental kita ikut terpuruk. Dan itu bukan sekadar masalah pribadi, tetapi persoalan politik,” tegasnya.

    Menurut Ririen, kesadaran ini penting bagi dunia sastra karena menjadikan karya sastra bukan hanya ekspresi estetika, tetapi juga bentuk empati dan kritik sosial terhadap ketidakadilan.

    Enam Buku, Enam Suara

    Selain kuliah umum, acara juga diisi dengan pembacaan puisi oleh enam penulis: Udi Utama, Romy Sastra, Khairani Piliang, Nurhayati, Hanna Sania, dan Erna Winarsih Wiyono.

    Dalam kesempatan itu, mereka meluncurkan enam buku puisi terbaru:

    Ibu Tali Pusat Kami – Udi Utama

    Heraldik Berwajah Seribu – Romy Sastra

    Seduh Sedih yang Bertasbih – Khairani Piliang

    Rindu di Ruang Tungku – Nurhayati

    Setabah Waktu Sepatah Cemburu – Hanna Sania

    Stasiun Rupa Aksara (cetakan kedua) – Erna Winarsih Wiyono

    Tim kurator dan editor—Sofyan RH Zaid, Rissa Churria, dan Nunung Noor El Niel—menyebut enam karya tersebut bukan sekadar dokumentasi, melainkan bagian dari perjalanan spiritual dan intelektual para penulisnya. Hingga 2025, JSM telah menerbitkan 28 buku, mencakup puisi, cerpen, esai, dan novel.

    Gerakan Literasi yang Menyentuh Jiwa

    Dalam penutupan, Riri Satria menyampaikan refleksi bahwa dua kuliah umum tersebut mencerminkan arah baru gerakan literasi yang digagas JSM: perpaduan antara kepemimpinan humanis dan kesadaran psikologis yang empatik.

    “Memimpin adalah seni memahami jiwa manusia. Gerakan literasi masa depan harus mampu menumbuhkan kesadaran sosial, menyembuhkan luka kolektif, dan membuka ruang bagi siapa pun untuk menulis tanpa takut,” ujarnya.

    Dia menambahkan, literasi di era milenial bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga cara berpikir dan merasakan dunia. JSM juga dikenal berani mengangkat tema-tema tak lazim dalam karya sastra, seperti masyarakat cerdas 5.0, sustainable development goals (SDGs), dan isu kesehatan mental.

    “Bersama Tak Mesti Sama”

    Perayaan lima tahun JSM turut dihadiri perwakilan Komisi Simpul Seni Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Aquino Hayunta. Dia menyampaikan apresiasinya terhadap semangat inklusif JSM yang tercermin dalam lagu Mars JSM, dengan lirik “Bersama itu tak mesti sama.”

    “Prinsip itu mencerminkan hakikat berkesenian sekaligus kehidupan berbangsa. Dunia seni membutuhkan kepemimpinan dan manajemen yang mampu menumbuhkan ruang kreatif bersama,” ujar Aquino.

    Tentang Jagat Sastra Milenia

    Didirikan pada 2020, Jagat Sastra Milenia (JSM) merupakan komunitas literasi lintas disiplin yang berfokus pada pengembangan penulisan kreatif, riset sastra, dan kolaborasi budaya. Selama lima tahun, JSM aktif menggelar diskusi, peluncuran buku, lokakarya, serta kerja sama dengan berbagai lembaga seni dan pendidikan.

    Kini, JSM telah menjadi rumah bagi penulis, akademisi, dan pembaca dari berbagai latar belakang — sebuah ruang di mana kata menjadi cahaya, dan sastra menjadi medium penyembuhan bagi manusia. - (rissa c/pp)

     

    Sumber : Parahyangan Post

    Riri Satria lahir di Padang, Sumatera Barat 14 Mei 1970, aktif bergiat di dunia kesusatraan Indonesia, pendiri serta Ketua Jagat Sastra Milenia (JSM) di Jakarta, serta menulis puisi. Namanya tercantum dalam buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia’ yang diterbitkan Yayasan Hari Puisi Indonesia (2018). Puisinya sudah diterbitkan dalam buku puisi tunggal: “Jendela” (2016), “Winter in Paris” (2017), “Siluet, Senja, dan Jingga” (2019), serta “Metaverse” (2022), di samping lebih dari 60 buku kumpulan puisi bersama penyair lainnya, termasuk buku kumpulan puisi duet bersama penyair Emi Suy berjudul “Algoritma Kesunyian” (2023). Riri juga menulis esai dengan beragam topik: sains dan matematika, teknologi dan transformasi digital, ekonomi dan bisnis, pendidikan dan penelitian, yang dibukukan dalam beberapa buku: “Untuk Eksekutif Muda: Paradigma Baru dalam Perubahan Lingkungan Bisnis” (2003), trilogi “Proposisi Teman Ngopi” (2021) yang terdiri tiga buku “Ekonomi, Bisnis, dan Era Digital”, “Pendidikan dan Pengembangan Diri”, dan “Sastra dan Masa Depan Puisi” (2021), serta “Jelajah” (2022). Dalam beberapa tahun terakhir ini sejak tahun 2018, Riri Satria aktif menekuni dampak teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) terhadap dunia kesusastraan, terutama puisi. Riri diundang menjadi narasumber untuk membahas topik ini di berbagai acara sastra, antara lain: Seminar Internasional Sastra di Universitas Pakuan, Bogor (2018), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2019), Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival, Banjarbaru Kalimantan Selatan (2019), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2021), Malay Writers and Cultural Festival (MWCF) 2024 di Jambi (2024), Seminar Jambore Sastra Asia Tenggara (JSAT) di Banyuwangi (2024), serta Seminar Etika Kreasi di Era Digital, Diskusi Hak Cipta dan Filosofi AI yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (2025). Sebagai Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Republik Indonesia (Meko Polkam RI) bidang Digital, Siber, dan Ekonomi sejak Oktober 2024  s/d September 2025, sebagai Komisaris Utama PT. ILCS Pelindo Solusi Digital PSD sejak April 2024, sebuah perusahaan teknologi dalam grup Pelabuhan Indonesia atau Pelindo. Sebelumnya selama 5 tahun Riri menjabat sebagai Komisaris Independen pada PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) 2019-2024, sebuah pelabuhan petikemas terbesar di Indonesia yag merupakan joint venture antara Pelabuhan Indonesia dengan Hutchison Port Holdings Hongkong melalui Hutchison Ports Indonesia. Riri juga anggota Dewan Juri untuk Indonesia Digital Culture Excellence Award serta Indonesia Human Capital Excellence Award sejak tahun 2021. Riri juga dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, dan mengajar topik Sistem Korporat, Bisnis Digital, Manajemen Strategis Sistem Informasi, serta Metodologi Penelitian untuk program Magister Teknologi Informasi (MTI). Selain itu Riri adalah Anggota Dewan Pertimbangan Ikatan Alumni Universitas Indonesia dan sebelumnya Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

    Konten Populer

    • Pada tahun 2025, transaksi ekonomi digital diperkirakan se besar Rp 1.775 T. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan terus berkembang dengan nilai transaksi diprediksi akan mencapai US$124 miliar atau sekitar Rp1.775 triliun pada tahun 2025. Dengan proyeksi tersebut, Indonesia akan berada pada peringkat pertama di ASEAN sebagai negara dengan nilai transaksi ekonomi digital terbesar dengan kontribusi […]

      Jul 02, 2025
    • Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa Alaa atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]

      Apr 13, 2024
    • Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering.   Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir […]

      May 27, 2024
    •   oleh: Riri Satria Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. […]

      May 20, 2024
    • Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]

      Nov 14, 2021
    • DOWNLOAD DOKUMEN

      May 17, 2025
    • Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]

      Jun 06, 2021
    • Menarik memahami makna pendidikan dalam budaya Minangkabau. Orang Minang memiliki banyak tempat belajar untuk hidupnya. “Sejatinya kita belajar dari berbagai tempat, yaitu sakola (sekolah), surau (masjid), galanggang (gelanggang), dan pasa (pasar). Di atas semua itu, kita harus mampu belajar dari semua yang ada di dalam, karena pepatah Minang mengatakan bahwa alam takambang jadi guru,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat dihubungi majalahelipsis.com terkait […]

      May 03, 2024

    RECENT EVENT

    play-sharp-fill

    RECENT EVENT

    REFLEKSI ULANG TAHUN
    JAGAT SASTRA MILENIA #5

    POJOK PODCAST

    KULBIZ SESI 1.3
    By BigThinkersID Host Pinpin Bhaktiar
    Kulbiz adalah tentang kuliah ilmu bisnis secara komprehensif, relevan dan asik 😁🥳🚀🔥
    video
    play-sharp-fill

    Podcast Selengkapnya klik disini...

    Hide picture