Riri Satria
KATEGORI
  • Terkini
  • Dokumen
  • Teknologi & Transformasi Digital
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Sastra (Puisi dan Esai)
  • Apa Kata Media?
  • Apa Kata Sahabat?
  • Refleksi 5 Tahun, Jagat Sastra Milenia Menyentuh Akar Kehidupan Sastra

    24 Oct 2025 | Dilihat: 19 kali

    Jakarta, Khazminang.id – Jagat Sastra Milenia (JSM) tengah berbahagia. Komunitas literasi yang tumbuh di persimpangan antara dunia seni, teknologi, dan kemanusiaan itu merayakan ulang tahunnya yang ke-5. Sebuah hajatan digelar di ruang Aula Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Kamis siang (23/10/2025).

    Setiap pengunjung datang dengan semangat yang sama: merayakan kata, mendengarkan gagasan, dan merefleksikan perjalanan lima tahun JSM. Refleksi Jagat Sastra Milenia ke-5 ini tak hanya menjadi momentum selebrasi, tetapi juga forum pembelajaran yang menyentuh akar kehidupan sastra.

    Dua kuliah umum yang dihadirkan memberi kedalaman perspektif baru tentang bagaimana membangun kepemimpinan komunitas sastra dan berbagai persoalan psikologi individu dan masyarakat yang dapat diagkat menjadi karya sastra.

    Kepemimpinan yang Menyalakan Semangat Kreatif

    Kuliah umum pertama dibawakan oleh Riri Satria, Ketua Jagat Sastra Milenia sekaligus praktisi di bidang manajemen, teknologi, dan kepemimpinan. Dalam materi bertajuk “Kepemimpinan untuk Pengelola Komunitas/Organisasi Kesenian”, Riri menyoroti pentingnya model kepemimpinan yang fleksibel, partisipatif, dan berorientasi pada tumbuhnya kreativitas.

    “Komunitas seni tidak bisa dikelola dengan model korporasi yang kaku. Ia hidup dari semangat gotong royong dan visi yang lahir dari hati,” ujarnya.

    Riri menjelaskan empat model organisasi — mekanistik, komunal, kreatif, dan organik — yang menjadi cermin bagaimana komunitas seni bergerak di antara disiplin dan spontanitas. Di dalamnya, gaya kepemimpinan seperti otokratis, demokratis, laissez-faire, adaptif, dan otentik perlu dipahami sebagai bagian dari spektrum situasi, bukan sekadar label manajerial.

    Bagi Riri, kepemimpinan sejati dalam komunitas sastra bukan tentang menguasai, melainkan menghidupkan kembali api di diri orang lain. “Temukan suaramu, lalu bantu orang lain menemukan suaranya,” katanya menutup kuliah dengan kalimat yang disambut tepuk tangan panjang peserta.

    Sastra dan Luka Kolektif Manusia

    Sesi berikutnya menggali sisi batin kehidupan melalui kuliah umum seorang psikolog yang juga pecinta sastra, Ririen Fina Richdayanti berjudul “Persoalan Psikologi Individu dan Masyarakat dalam Penulisan Karya Sastra.”

    Dengan latar sebagai psikolog klinis dan pemerhati seni, Ririen memaparkan bahwa menulis sastra adalah salah satu bentuk terapi jiwa — sebuah proses penyembuhan yang dilakukan melalui bahasa. Berbagai gangguan mental yang umum terjadi, mulai dari depresi, kecemasan, PTSD, hingga gangguan kepribadian, dan mengaitkannya dengan cara manusia menulis dan memahami pengalaman hidupnya.

    “Ketika seseorang menulis tentang trauma, kehilangan, atau keresahan sosial, dia tidak sekadar berkisah. Dia sedang berusaha sembuh,” jelasnya.

    Namun, yang paling menarik dalam kuliah tersebut adalah pandangan bahwa kesehatan mental bersifat politis. Menurut Ririen, stres sosial yang dialami masyarakat bukan semata akibat tekanan pribadi, melainkan juga hasil dari sistem yang gagal menyejahterakan rakyat: upah rendah, biaya pendidikan tinggi, kemacetan, hingga korupsi yang mengikis kepercayaan publik.

    “Ketika kebijakan lebih banyak menyakiti daripada menyembuhkan, kesehatan mental kita ikut terpuruk. Dan itu bukan sekadar masalah pribadi, tetapi persoalan politik,” tegasnya.

    Bagi dunia sastra, kesadaran ini mengubah cara pandang penulis: karya sastra bukan lagi sekadar bentuk estetika, tetapi pernyataan empati dan perlawanan halus terhadap ketidakadilan sosial.

     

    Merayakan Kata dan Kepedulian

    Selain dua kuliah umum yang menggugah, acara ini juga menampilkan pembacaan puisi oleh enam penulis: Udi Utama, Romy Sastra, Khairani Piliang, Nurhayati, Hanna Sania, dan Erna Winarsih Wiyono.

    Mereka sekaligus meluncurkan enam buku puisi baru:

    • Ibu Tali Pusat Kami – Udi Utama
    • Heraldik Berwajah Seribu – Romy Sastra
    • Seduh Sedih yang Bertasbih – Khairani Piliang
    • Rindu di Ruang Tungku – Nurhayati
    • Setabah Waktu Sepatah Cemburu – Hanna Sania
    • Stasiun Rupa Aksara (cetakan kedua) – Erna Winarsih Wiyono

     

    Keenam buku ini menjadi simbol keberlanjutan produktivitas literasi di kalangan anggota dan sahabat JSM. Tim kurator dan editor — Sofyan RH Zaid, Rissa Churria, dan Nunung Noor El Niel — memastikan bahwa karya-karya tersebut bukan sekadar dokumentasi, tetapi juga bagian dari perjalanan spiritual dan intelektual para penulisnya.

    Hingga tahun 2025, Jagat Sastra Milenia telah menerbitkan 28 buku yang mencakup kumpulan puisi, cerpen, esai, dan novel — membuktikan bahwa gerakan literasi ini bukan sekadar ruang wacana, tetapi wadah produktif yang nyata.

    Gerakan Literasi yang Menyembuhkan

    Dalam refleksi penutupnya, Ketua Jagat Sastra Milenia, Riri Satria, menegaskan bahwa dua kuliah umum ini merepresentasikan arah baru gerakan literasi yag diudug Jagat sastra Mileia: perpaduan antara kepemimpinan yang humanis dan pemahaman psikologis yang empatik.

    “Memimpin adalah seni memahami jiwa manusia. Gerakan literasi masa depan harus mampu menumbuhkan kesadaran sosial, menyembuhkan luka kolektif, dan membuka ruang bagi siapa pun untuk menulis tanpa takut.”

    Dia menambahkan, literasi di era milenial bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi cara berpikir dan merasakan dunia. Dalam lima tahun perjalanan, JSM telah menjelma menjadi komunitas yang bukan hanya berbicara tentang sastra, tetapi juga tentang kehidupan — tentang manusia dan bagaimana ia berjuang menjaga kewarasannya di tengah dunia yang terus berubah. JSM sudah menerbitkan antologi puisi yang topiknya mungkin tidak lazim buat kebayakan penyair yaitu mayarakat cerdas 5.0, sustainable development goals (SDG) dan sebagainya, dan berikutnya terkait degan mental health atau kesehatan metal.

     

    Bersama itu Tak Mesti Sama

    Mewakili Komisi Simpul Seni Dewann Kesenian Jakarta (DKJ) Aquino Hayunta mengatakan bahwa dia sangat terkesan dengan lirik Mars JSM, di mana untuk bersama kita tak mesti sama. Menurut Aquino, itulah hakekatya berkesenian, bahkan juga represetasi dari kehidupa beregara. Aquio juga meyampaikan bahwa dia sepakat salah satu tantangan dalam dunia kesenian adalah menumbuhkan kemampuan kepemimpinan dan manajemen mengelola orgaisasi kesenian.

    Tentang Jagat Sastra Milenia

    Didirikan pada 2020, Jagat Sastra Milenia (JSM) merupakan komunitas literasi lintas disiplin yang berfokus pada pengembangan penulisan kreatif, riset sastra, dan kolaborasi budaya. JSM rutin menggelar kegiatan diskusi, peluncuran buku, lokakarya, dan kolaborasi dengan berbagai lembaga seni serta pendidikan.

    Dalam lima tahun kiprahnya, JSM telah menjadi rumah bagi penulis, akademisi, dan pembaca dari berbagai kalangan— sebuah jagat kecil di mana kata menjadi cahaya, dan sastra menjadi ruang penyembuhan bagi manusia.

    Sumber : KhazMinang.id

    Riri Satria lahir di Padang, Sumatera Barat 14 Mei 1970, aktif bergiat di dunia kesusatraan Indonesia, pendiri serta Ketua Jagat Sastra Milenia (JSM) di Jakarta, serta menulis puisi. Namanya tercantum dalam buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia’ yang diterbitkan Yayasan Hari Puisi Indonesia (2018). Puisinya sudah diterbitkan dalam buku puisi tunggal: “Jendela” (2016), “Winter in Paris” (2017), “Siluet, Senja, dan Jingga” (2019), serta “Metaverse” (2022), di samping lebih dari 60 buku kumpulan puisi bersama penyair lainnya, termasuk buku kumpulan puisi duet bersama penyair Emi Suy berjudul “Algoritma Kesunyian” (2023). Riri juga menulis esai dengan beragam topik: sains dan matematika, teknologi dan transformasi digital, ekonomi dan bisnis, pendidikan dan penelitian, yang dibukukan dalam beberapa buku: “Untuk Eksekutif Muda: Paradigma Baru dalam Perubahan Lingkungan Bisnis” (2003), trilogi “Proposisi Teman Ngopi” (2021) yang terdiri tiga buku “Ekonomi, Bisnis, dan Era Digital”, “Pendidikan dan Pengembangan Diri”, dan “Sastra dan Masa Depan Puisi” (2021), serta “Jelajah” (2022). Dalam beberapa tahun terakhir ini sejak tahun 2018, Riri Satria aktif menekuni dampak teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) terhadap dunia kesusastraan, terutama puisi. Riri diundang menjadi narasumber untuk membahas topik ini di berbagai acara sastra, antara lain: Seminar Internasional Sastra di Universitas Pakuan, Bogor (2018), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2019), Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival, Banjarbaru Kalimantan Selatan (2019), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2021), Malay Writers and Cultural Festival (MWCF) 2024 di Jambi (2024), Seminar Jambore Sastra Asia Tenggara (JSAT) di Banyuwangi (2024), serta Seminar Etika Kreasi di Era Digital, Diskusi Hak Cipta dan Filosofi AI yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (2025). Sebagai Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Republik Indonesia (Meko Polkam RI) bidang Digital, Siber, dan Ekonomi sejak Oktober 2024  s/d September 2025, sebagai Komisaris Utama PT. ILCS Pelindo Solusi Digital PSD sejak April 2024, sebuah perusahaan teknologi dalam grup Pelabuhan Indonesia atau Pelindo. Sebelumnya selama 5 tahun Riri menjabat sebagai Komisaris Independen pada PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) 2019-2024, sebuah pelabuhan petikemas terbesar di Indonesia yag merupakan joint venture antara Pelabuhan Indonesia dengan Hutchison Port Holdings Hongkong melalui Hutchison Ports Indonesia. Riri juga anggota Dewan Juri untuk Indonesia Digital Culture Excellence Award serta Indonesia Human Capital Excellence Award sejak tahun 2021. Riri juga dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, dan mengajar topik Sistem Korporat, Bisnis Digital, Manajemen Strategis Sistem Informasi, serta Metodologi Penelitian untuk program Magister Teknologi Informasi (MTI). Selain itu Riri adalah Anggota Dewan Pertimbangan Ikatan Alumni Universitas Indonesia dan sebelumnya Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

    Konten Populer

    • Pada tahun 2025, transaksi ekonomi digital diperkirakan se besar Rp 1.775 T. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan terus berkembang dengan nilai transaksi diprediksi akan mencapai US$124 miliar atau sekitar Rp1.775 triliun pada tahun 2025. Dengan proyeksi tersebut, Indonesia akan berada pada peringkat pertama di ASEAN sebagai negara dengan nilai transaksi ekonomi digital terbesar dengan kontribusi […]

      Jul 02, 2025
    • Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa Alaa atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]

      Apr 13, 2024
    • Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering.   Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir […]

      May 27, 2024
    •   oleh: Riri Satria Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. […]

      May 20, 2024
    • Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]

      Nov 14, 2021
    • DOWNLOAD DOKUMEN

      May 17, 2025
    • Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]

      Jun 06, 2021
    • Menarik memahami makna pendidikan dalam budaya Minangkabau. Orang Minang memiliki banyak tempat belajar untuk hidupnya. “Sejatinya kita belajar dari berbagai tempat, yaitu sakola (sekolah), surau (masjid), galanggang (gelanggang), dan pasa (pasar). Di atas semua itu, kita harus mampu belajar dari semua yang ada di dalam, karena pepatah Minang mengatakan bahwa alam takambang jadi guru,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat dihubungi majalahelipsis.com terkait […]

      May 03, 2024

    RECENT EVENT

    play-sharp-fill

    RECENT EVENT

    REFLEKSI ULANG TAHUN
    JAGAT SASTRA MILENIA #5

    POJOK PODCAST

    KULBIZ SESI 1.3
    By BigThinkersID Host Pinpin Bhaktiar
    Kulbiz adalah tentang kuliah ilmu bisnis secara komprehensif, relevan dan asik 😁🥳🚀🔥
    video
    play-sharp-fill

    Podcast Selengkapnya klik disini...

    Hide picture