Riri Satria
KATEGORI
  • Dokumen
  • Terkini
  • Teknologi & Transformasi Digital
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Sastra (Puisi dan Esai)
  • Apa Kata Media?
  • Apa Kata Sahabat?
  • Nunung: JSM Belajar dan Berkarya Bersama

    24 Oct 2025 | Dilihat: 17 kali

    oleh Yon Bayu Wahyono | 24, Okt, 2025

    PojokTIM – Jagat Sastra Milenia (JSM) adalah rumah belajar dan berkarya bersama. Dengan semangat itu, JSM telah menggelar berbagai kuliah umum, membahas karya-karya sastra dunia dengan menghadirkan panelis dari dalam dan luar negeri, serta menerbitkan 28 buku karya anggotanya.

    “Visi JSM adalah menjadi rumah belajar dan berkarya bersama dalam upaya memajukan kesusastraan Indonesia,” ujar Wakil Ketua JSM Nunung Noor El Niel ketika memberikan sambutan pada rangkaian perayaan HUT JSM ke-5 di aula PDS HB Jassin, Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (PKJ-TIM), Kamis (23/10/2025).

    Acara tersebut juga diisi dengan kegiatan pra-peluncuran 6 buku karya sahabat JSM, yakni Ibu Tali Pusat Kami” (kumpulan puisi Udi Utama), Heraldik Berwajah Seribu (kumpulan puisi Romy Sastra), Rindu di Ruang Tungku (kumpulan puisi Nurhayati), Seduh Sedih yag Bertasbih (kumpulan puisi Khairani Piliang), Setabah Waktu Sepatah Cemburu (kumpulan puisi Hanna Sania), dan Stasiun Rupa Aksara (kumpulan puisi Erna Winarsih Wiyono yang merupakan cetakan kedua).

    Lebih lanjut Nunung menjelaskan terkait logo JSM yang terdiri dari 3 komponen yaitu pena bulu ayam berwarna merah, buku dan teknologi cloud (awan) di internet berwarna biru. Pena bulu ayam berwarna merah melambangkan aktivitas menulis yang lentur, namun penuh keberanian. Buku melambangkan keabadian karya, ilmu pengetahuan dan pembelajaran.

    “Sedangkan teknologi cloud di internet berwarna biru melambangkan kemajuan teknologi digital yang menghubungkan pelosok dunia, yang saat ini juga sudah memasuki dunia sastra,” terang Nunung.

    JSM merespons kondisi sosial masyarakat dan lingkungan hidup dengan penuh keberanian dan tanggung jawab berdasarkan ilmu pengetahuan, terus menerus belajar dan mengabadikan karya.

    “Kami tidak takut menghadapi disrupsi teknologi bahkan memanfaatkan teknologi dalam aktivitas sastra,” tegas Nunung

    Nunung Noor El Niel

    Hadir dalam acara itu Ketua JSM Riri Satria, Wakil Ketua 2 Dewan Kesenian Jakarta Felencia Hutabarat, Simpul Seni DKJ Aquino Hayunta dan Imam Ma’arif, serta para seniman, sastrawan dan kritikus sastra seperti Maman S Mahayana, Ahmadun Yosi Herfanda, Nurhadi Saibin, Fanny J Poyk, dan lainnya.

    Menariknya, acara yang dipandu Rissa Churria, juga diisi dengan kuliah umum oleh Riri Satria dan psikolog Ririen Fina. Riri mengangkat tema Kepemimpinan untuk Pengelola Organisasi Komunitas Kesenian. Sedang Ririen menyampaikan topik Persoalan Psikologi pada Individu dan Masyarakat untuk Ditulis dalam Karya Sastra.

    Seperti diketahui JSM didirikan pada 10 Oktober 2020 oleh Riri Satria, Nunung Noor El Niel, Rissa Churria serta beberapa seniman dan penggiat seni. Pada HUT ke-4, Riri yang juga dosen di Universitas Indonesia dan komisaris utama salah satu BUMN, meneguhkan kembali sikapnya melalui tagline Setia pada Visi & Mempertegas Misi. Kini pada usia ke-5, JSM tidak hanya akan “berbicara” tentang teknologi tinggi (high tech) seperti komputasi, algoritma hingga Artificial Intelligence (AI) yang selama ini menjadi concern utamanya, ke depan juga akan membahas tentang “isi” pikiran dan batin manusia.

    Mars JSM

    Aquino Hayunta memuji lirik mars JSM yang dinilainya memiliki kekuatan dan semangat komunitas sesuai visinya.

    “Kita bersama dan berbeda. Ini sangat menarik karena JSM mengakui perbedaan. Sebab untuk bersama, tidak harus seragam. Jika dilandasi ketulusan, adanya perbedaaan justru saling menguatkan, saling sinergi,” ujar Aquino ketika memberikan sambutan.

    Lirik lain yakni Mari berdaya untuk karya, Mari berjabat untuk sahabat, Mari bersama untuk kelola juga mencerminkan realita bahwa seni bergerak di ranah individualis sekaligus komunal. Sebagai individu, saat berkarya seniman akan mencari ruang perspektifnya sendiri.

    “Tetapi ketika ingin mengekspresikan karya, seniman membutuhkan teman sehingga membentuk komunitas dan menjadi komunal,” terangnya.

    Aquino meyakini, dasar dari sektor seni adalah komunitas. Oleh akrenanya, ia mengajak komunitas seni tidak hanya bersaing dalam karya, namun juga meyakinkan pihak lain bahwa seni itu penting. Sama pentingnya denghan sektor-sektor lain. Sudah terbukti, seni bisa menjadi jembatan, melepas sekat-sekat lintas kelompok, dan bisa menjadi terapi kesehatan mental menjadi lebih baik.

    “Jika pejabat menganggap penting, maka alokasi anggaran akan lebih banyak mengalir ke sektor seni daripada makan bergizi gratis,” tegas Aquino.

    Aquino Hayunta

    Geliat seni diawali dari komunitas. Sayangnya, demikian Aquino, komunitas seni dikondisikan untuk rebutan proyek. Mau launching karya atau membuat pertunjukan, susah karena tidak ada sistem yang membuat seniman fokus berkarya

    “Aneh rasanya ketika seniman selain fokus pada karya, juga harus fokus cari dana, mengelola administrasi, bahkan sampai memikirkan split anggaran karena dana bantuan untuk kegiatan tidak mencakup semua pengisi acara.

    “Kita membutuhkan sistem di mana seniman fokus berkarya, tidak harus mengemis ke kanan-ke kiri. Semoga JSM bisa menjadi pelopor untuk mewujudkan hal itu,” tutup Aquino yang rajin berkunjung ke acara-acara komunitas seni.

     

    Sumber : POJOKTIM

    Riri Satria lahir di Padang, Sumatera Barat 14 Mei 1970, aktif bergiat di dunia kesusatraan Indonesia, pendiri serta Ketua Jagat Sastra Milenia (JSM) di Jakarta, serta menulis puisi. Namanya tercantum dalam buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia’ yang diterbitkan Yayasan Hari Puisi Indonesia (2018). Puisinya sudah diterbitkan dalam buku puisi tunggal: “Jendela” (2016), “Winter in Paris” (2017), “Siluet, Senja, dan Jingga” (2019), serta “Metaverse” (2022), di samping lebih dari 60 buku kumpulan puisi bersama penyair lainnya, termasuk buku kumpulan puisi duet bersama penyair Emi Suy berjudul “Algoritma Kesunyian” (2023). Riri juga menulis esai dengan beragam topik: sains dan matematika, teknologi dan transformasi digital, ekonomi dan bisnis, pendidikan dan penelitian, yang dibukukan dalam beberapa buku: “Untuk Eksekutif Muda: Paradigma Baru dalam Perubahan Lingkungan Bisnis” (2003), trilogi “Proposisi Teman Ngopi” (2021) yang terdiri tiga buku “Ekonomi, Bisnis, dan Era Digital”, “Pendidikan dan Pengembangan Diri”, dan “Sastra dan Masa Depan Puisi” (2021), serta “Jelajah” (2022). Dalam beberapa tahun terakhir ini sejak tahun 2018, Riri Satria aktif menekuni dampak teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) terhadap dunia kesusastraan, terutama puisi. Riri diundang menjadi narasumber untuk membahas topik ini di berbagai acara sastra, antara lain: Seminar Internasional Sastra di Universitas Pakuan, Bogor (2018), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2019), Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival, Banjarbaru Kalimantan Selatan (2019), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2021), Malay Writers and Cultural Festival (MWCF) 2024 di Jambi (2024), Seminar Jambore Sastra Asia Tenggara (JSAT) di Banyuwangi (2024), serta Seminar Etika Kreasi di Era Digital, Diskusi Hak Cipta dan Filosofi AI yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (2025). Sebagai Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Republik Indonesia (Meko Polkam RI) bidang Digital, Siber, dan Ekonomi sejak Oktober 2024  s/d September 2025, sebagai Komisaris Utama PT. ILCS Pelindo Solusi Digital PSD sejak April 2024, sebuah perusahaan teknologi dalam grup Pelabuhan Indonesia atau Pelindo. Sebelumnya selama 5 tahun Riri menjabat sebagai Komisaris Independen pada PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) 2019-2024, sebuah pelabuhan petikemas terbesar di Indonesia yag merupakan joint venture antara Pelabuhan Indonesia dengan Hutchison Port Holdings Hongkong melalui Hutchison Ports Indonesia. Riri juga anggota Dewan Juri untuk Indonesia Digital Culture Excellence Award serta Indonesia Human Capital Excellence Award sejak tahun 2021. Riri juga dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, dan mengajar topik Sistem Korporat, Bisnis Digital, Manajemen Strategis Sistem Informasi, serta Metodologi Penelitian untuk program Magister Teknologi Informasi (MTI). Selain itu Riri adalah Anggota Dewan Pertimbangan Ikatan Alumni Universitas Indonesia dan sebelumnya Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

    Konten Populer

    • Pada tahun 2025, transaksi ekonomi digital diperkirakan se besar Rp 1.775 T. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan terus berkembang dengan nilai transaksi diprediksi akan mencapai US$124 miliar atau sekitar Rp1.775 triliun pada tahun 2025. Dengan proyeksi tersebut, Indonesia akan berada pada peringkat pertama di ASEAN sebagai negara dengan nilai transaksi ekonomi digital terbesar dengan kontribusi […]

      Jul 02, 2025
    • Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa Alaa atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]

      Apr 13, 2024
    • Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering.   Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir […]

      May 27, 2024
    •   oleh: Riri Satria Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. […]

      May 20, 2024
    • Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]

      Nov 14, 2021
    • DOWNLOAD DOKUMEN

      May 17, 2025
    • Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]

      Jun 06, 2021
    • Menarik memahami makna pendidikan dalam budaya Minangkabau. Orang Minang memiliki banyak tempat belajar untuk hidupnya. “Sejatinya kita belajar dari berbagai tempat, yaitu sakola (sekolah), surau (masjid), galanggang (gelanggang), dan pasa (pasar). Di atas semua itu, kita harus mampu belajar dari semua yang ada di dalam, karena pepatah Minang mengatakan bahwa alam takambang jadi guru,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat dihubungi majalahelipsis.com terkait […]

      May 03, 2024

    RECENT EVENT

    play-sharp-fill

    RECENT EVENT

    REFLEKSI ULANG TAHUN
    JAGAT SASTRA MILENIA #5

    POJOK PODCAST

    KULBIZ SESI 1.3
    By BigThinkersID Host Pinpin Bhaktiar
    Kulbiz adalah tentang kuliah ilmu bisnis secara komprehensif, relevan dan asik 😁🥳🚀🔥
    video
    play-sharp-fill

    Podcast Selengkapnya klik disini...

    Hide picture