Riri Satria
KATEGORI
  • Dokumen
  • Terkini
  • Teknologi & Transformasi Digital
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Sastra (Puisi dan Esai)
  • Apa Kata Media?
  • Apa Kata Sahabat?
  • Dari Rekayasa Informasi Menuju Cipta Kondisi, Waspadalah! Bekali Diri dengan Literasi Digital yang Baik

    06 Oct 2025 | Dilihat: 80 kali

    Oleh Riri Satria

    BARU-BARU ini beredar di media sosial sebuah screenshot percakapan seorang atlit muda berbakat Indonesia yang melakukan percakapan tidak senonoh dengan seorang karyawan hotel. Begitu juga beberapa bulan yang lalu, beredar juga di media sosial percakapan saling memaki antar selebritis di Indonesia. Benarkah ini semua? Tentu ini pertanyaan yang lazim untuk diajukan.

    Saya tidak akan membahas kebenaran semua berita itu, karena untuk membahas itu diperlukan suatu proses pembuktian yang tidak mudah. Terlepas dari benar atau tidaknya itu semua, pada tulisan ini saya ingin menyampaikan bahwa pada era digital ini semua informasi seperti itu bisa direkayasa. Apalagi dengan menggunakan aplikasi berbasis kecerdasan buatan atau AI, berbagai wujud informasi dapat direkayasa, tidak hanya teks, juga foto, grafis, animasi, bahkan video.

    Bahkan video pidato Menteri Keuangan yang lalu, Ibu Sri Mulyani, konon direkayasa dengan menggunakan perangkat AI ini. Hasilnya membuat video pidato itu dikecam banyak pihak dan Ibu Sri Mulyani mendapat tudingan dari berbagai pihak dan malahan menganggap beliau tidak etis. Namun, sekali lagi saya tidak akan membahas itu benar atau tidak karena saya tidak memiliki akses dan kapasitas untuk pembuktiannya.

    Pada tulisan ini saya akan membahas bagaimana suatu proses cipta kondisi terjadi dimulai dari fabrikasi atau rekayasa informasi. Misalnya jika ingin membuat kerusuhan di sebuah kampung, sebarkan saja gosip atau berita hoax bahwa kepala desa korupsi dana bantuan desa serta selingkuh dengan seorang guru di desa tersebut. Lalu rekayasa screenshot teks sama foto-foto yang semuanya hoax. Pada era post truth society saat ini, kebohogan atau hoax yang disampaikan dengan cara elegan, pakai bukti walau hasil rekayasa AI, serta dilakukan berulang-ulang lama-kelamaan akan dipercayai sebagai sebuah kebenaran.

    Hal demikian akan memancing silang pendapat serta berbagai opini di masyarakat. Apalagi jika diamplifikasi menggunakan media sosial, maka akan terbentuk suatu kumpulan opini yang menggunung, yang siap untuk meledak. Mengapa demikian? Karena opini tersebut bisa saja dibumbui dengan sentuhan emosional yang tinggi. Masyarakat akan memberikan respons dengan rasa marah, ada yang pro dan kontra, lalu saling hujat, ribut, bahkan bisa menjadi kerusuhan. Tahap ini namanya adalah cipta opini atau rekayasa opini.

    Ujung dari semua proses ini adalah cipta kondisi atau sering juga disebut sebagai rekayasa kondisi. Wujudnya bisa keresahan masyarakat, masyarakat yang terbelah, munculnya berbagai aksi politik, kerusuhan, bahkan bisa jadi perang antar negara.

    Jadi semua ini berawal dari rekayasa informasi yang saat ini umumnya berbentuk digital. Itulah sebabnya di era digital ini kita butuh kemampuan literasi digital supaya dapat menyaring setiap informasi yang kita dapatkan. Jika masyarakat kita memiliki literasi digital yang tinggi, maka akan terbetuk budaya self-filtering atau menyaring secara mandiri setiap informasi yang diperoleh sehingga tidak terjebak ke dalam peragkap cipta opini yang berujug kepada cipta kondisi.

    Apakah itu literasi digital? Ini sesuatu yang sangat dibutuhkan zaman sekarang dan ke depannya oleh profesi apa pun dan tidak sebatas profesi terkait teknologi digital semata, karena semua sendi kehidupan sudah dimasuki oleh teknologi digital, mulai dari urusan penelitian, birokrasi pemerintahan, sampai dengan memesan taksi atau makanan ke rumah kita.

    Literasi digital adalah kemampuan menggunakan teknologi digital untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat, dan mengkomunikasikan informasi dengan kecakapan kognitif maupun teknikal. Jadi, literasi digital ini bukan hanya sekedar kemampuan membaca informasi di media digital saja. Ini kemampuan yang menyeluruh sebagai pengguna (bukan ahli) teknologi digital sehari-hari. UNESCO menjelaskan bahwa literasi digital itu adalah dengan life skills (kecakapan dalam keseharian). Kemampuan ini tak hanya melibatkan teknologi saja, tetapi kemampuan untuk belajar, berpikir kritis, kreatif, dan inovatif untuk kompetensi di era digital.

    Literasi sudah menjadi bagian dari kehidupan dan perkembangan manusia dari zaman prasejarah hingga era digital seperti sekarang ini. Perkembangan penggunaan teknologi, informasi, dan komunikasi dunia digital telah memberikan berbagai dampak dalam kehidupan manusia sehari-hari sehingga membuat literasi digital menjadi sangat penting saat ini di era post truth society supaya tidak terjebak ke dalam permainan cipta opini dan cipta kondisis melalui fabrikasi atau rekayasa informasi secara digital.

    Literasis digital tentunya sangat berperan penting dalam menciptakan sebuah tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis-kreatif, sehingga mereka tidak akan mudah tertipu dengan segala hal yang berbasis digital seperti menjadi korban informasi hoax atau bahkan penipuan menggunakan perangkat digital, serta berbagai bentuk kejahatan digital lainnya, karena teknologi digital sudah sangat marah dipergunakan di berbagai sendi kehidupan.

    Waspadalah!


    Riri Satria dikenal sebagai pakar transformasi digital dan ekonomi digital di Indonesia. Sehari-hari adalah Komisaris Utama ILCS Pelindo Solusi Digital (PSD), dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, pernah mejabat sebagai Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Anggota Dewan Pertimbangan Ikatan Alumni Universitas Indonesia, serta anggota Dewan Juri atau Kurator untuk Indonesia Digital Culture Excellence Award serta Indonesia Human Capital Excellence Award. Di samping itu Riri Satria juga aktivis kekusastraan dan kebudayaan.


    Penulis: Riri Satria

    Editor: Muhammad Subhan

    Sumber : Majalah Elipsis

    Riri Satria lahir di Padang, Sumatera Barat 14 Mei 1970, aktif bergiat di dunia kesusatraan Indonesia, pendiri serta Ketua Jagat Sastra Milenia (JSM) di Jakarta, serta menulis puisi. Namanya tercantum dalam buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia’ yang diterbitkan Yayasan Hari Puisi Indonesia (2018). Puisinya sudah diterbitkan dalam buku puisi tunggal: “Jendela” (2016), “Winter in Paris” (2017), “Siluet, Senja, dan Jingga” (2019), serta “Metaverse” (2022), di samping lebih dari 60 buku kumpulan puisi bersama penyair lainnya, termasuk buku kumpulan puisi duet bersama penyair Emi Suy berjudul “Algoritma Kesunyian” (2023). Riri juga menulis esai dengan beragam topik: sains dan matematika, teknologi dan transformasi digital, ekonomi dan bisnis, pendidikan dan penelitian, yang dibukukan dalam beberapa buku: “Untuk Eksekutif Muda: Paradigma Baru dalam Perubahan Lingkungan Bisnis” (2003), trilogi “Proposisi Teman Ngopi” (2021) yang terdiri tiga buku “Ekonomi, Bisnis, dan Era Digital”, “Pendidikan dan Pengembangan Diri”, dan “Sastra dan Masa Depan Puisi” (2021), serta “Jelajah” (2022). Dalam beberapa tahun terakhir ini sejak tahun 2018, Riri Satria aktif menekuni dampak teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) terhadap dunia kesusastraan, terutama puisi. Riri diundang menjadi narasumber untuk membahas topik ini di berbagai acara sastra, antara lain: Seminar Internasional Sastra di Universitas Pakuan, Bogor (2018), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2019), Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival, Banjarbaru Kalimantan Selatan (2019), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2021), Malay Writers and Cultural Festival (MWCF) 2024 di Jambi (2024), Seminar Jambore Sastra Asia Tenggara (JSAT) di Banyuwangi (2024), serta Seminar Etika Kreasi di Era Digital, Diskusi Hak Cipta dan Filosofi AI yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (2025). Sebagai Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Republik Indonesia (Meko Polkam RI) bidang Digital, Siber, dan Ekonomi sejak Oktober 2024  s/d September 2025, sebagai Komisaris Utama PT. ILCS Pelindo Solusi Digital PSD sejak April 2024, sebuah perusahaan teknologi dalam grup Pelabuhan Indonesia atau Pelindo. Sebelumnya selama 5 tahun Riri menjabat sebagai Komisaris Independen pada PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) 2019-2024, sebuah pelabuhan petikemas terbesar di Indonesia yag merupakan joint venture antara Pelabuhan Indonesia dengan Hutchison Port Holdings Hongkong melalui Hutchison Ports Indonesia. Riri juga anggota Dewan Juri untuk Indonesia Digital Culture Excellence Award serta Indonesia Human Capital Excellence Award sejak tahun 2021. Riri juga dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, dan mengajar topik Sistem Korporat, Bisnis Digital, Manajemen Strategis Sistem Informasi, serta Metodologi Penelitian untuk program Magister Teknologi Informasi (MTI). Selain itu Riri adalah Anggota Dewan Pertimbangan Ikatan Alumni Universitas Indonesia dan sebelumnya Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

    Konten Populer

    • Pada tahun 2025, transaksi ekonomi digital diperkirakan se besar Rp 1.775 T. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan terus berkembang dengan nilai transaksi diprediksi akan mencapai US$124 miliar atau sekitar Rp1.775 triliun pada tahun 2025. Dengan proyeksi tersebut, Indonesia akan berada pada peringkat pertama di ASEAN sebagai negara dengan nilai transaksi ekonomi digital terbesar dengan kontribusi […]

      Jul 02, 2025
    • Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa Alaa atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]

      Apr 13, 2024
    • Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering.   Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir […]

      May 27, 2024
    •   oleh: Riri Satria Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. […]

      May 20, 2024
    • Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]

      Nov 14, 2021
    • DOWNLOAD DOKUMEN

      May 17, 2025
    • Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]

      Jun 06, 2021
    • Menarik memahami makna pendidikan dalam budaya Minangkabau. Orang Minang memiliki banyak tempat belajar untuk hidupnya. “Sejatinya kita belajar dari berbagai tempat, yaitu sakola (sekolah), surau (masjid), galanggang (gelanggang), dan pasa (pasar). Di atas semua itu, kita harus mampu belajar dari semua yang ada di dalam, karena pepatah Minang mengatakan bahwa alam takambang jadi guru,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat dihubungi majalahelipsis.com terkait […]

      May 03, 2024

    DIRGAHAYU JAGAT SASTRA MILENIA (JSM) 10 Oktober 2020 - 2025

    POJOK PODCAST

    KULBIZ SESI 1.3
    By BigThinkersID Host Pinpin Bhaktiar
    Kulbiz adalah tentang kuliah ilmu bisnis secara komprehensif, relevan dan asik 😁🥳🚀🔥
    video
    play-sharp-fill

    Podcast Selengkapnya klik disini...

    RECENT EVENT


    NEXT EVENT

    Hide picture