Riri Satria Lecturer - Researcher - Poetry & Coffee Lover
Mahasiswa harus jeli dan melek pada perubahan. Perubahan adalah suatu keniscayaan. Dalam menghadapi perubahan itu, ada yang pro dan ada pula yang kontra.
“Semua, tentu, tergantung dari sudut pandang mereka. Yang menolak perubahan menurut mereka perubahan sebuah ancaman, yang menerima perubahan, perubahan adalah sebuah peluang,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat memberikan Kuliah Umum di hadapan 200-an mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas serta beberapa dosen di kampus Unand, Kota Padang, Senin (13/5/2024).
Kuliah umum atas kerja sama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas (FEB Unand), Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (IKAFE Unand), serta Econand Business Consultant itu, secara khusus mengundang Riri Satria untuk memberikan pandangan-pandangannya seputar topik “Menghadapi Era Industri 5.0: Bagaimana Membangun Keunggulan Kompetitif Sejak Masih Menjadi Mahasiswa?”
Riri Satria yang juga Komisaris Utama Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS)/Pelindo Solusi Digital (PSD) lebih lanjut mengatakan, perubahan pada manusia mulai terjadi sejak evolusi peradaban dari masyarakat berburu (society 1.0), masyarakat bertanam (society 2.0), masyarakat industri (society 3.0), masyarakat digital (society 4.0), dan masyarakat cerdas (society 5.0).
“Revolusi industri itu terus berkembang seiring pergantian masa dan pertukaran waktu, dan hari ini orang-orang sudah bersentuhan dengan artificial intellegencia atau kecerdasan buatan,” kata mantan aktivis kampus dan Sekretaris Jenderal Pertama Ikatan Mahasiswa Ilmu Komputer dan Informatika se-Indonesia (1991–1992) ini.
Bertumbuh pesatnya teknologi itu, Riri Satria mengingatkan tentang kompetisi apa yang harus disiapkan sejak menjadi mahasiswa supaya kompetitif di masa depan. Dia mewanti-wanti jangan sampai generasi hari ini menjadi penonton di negaranya sendiri.
“Langkah pertama yang harus disiapkan adalah membangun growth mindset, dalam hal ini termasuk mengoptimalkan high order thinking skills (HOTS). HOTS tindak lanjut dari kemampuan low order thinking skills (LOTS), sehingga seorang mahasiswa mampu melakukan analisyng, evaluating, dan creating. Jadi, tidak sebatas remembering, understanding, dan applying saja,” papar Riri Satria.
Di samping itu, mahasiswa harus kompeten dan memiliki daya saing. Maksudnya, kompeten dalam bidangnya masing-masing, mampu bersaing secara global, serta mampu menganalisis dan memecahkan masalah.
“Orientasi berpikirnya harus pada upaya memecahkan masalah, bukan menjadi sumber masalah,” ujar Riri Satria.
Tidak hanya itu, seorang mahasiswa kompetitif juga harus mampu membaca data dan menganalisis data, berpikir kreatif, dan inovatif. Orientasi berpikirnya menemukan cara-cara baru, berani keluar dari pakem yang lama.
“Termasuk di dalamnya kemampuan berpikir kritis. Orientasi berpikir kritis, yaitu kritis terhadap pikiran, gagasan, keputusan, kebijakan, bahkan hasil penelitian, dan sebagainya. Tujuannya untuk mencari yang terbaik dan terus melakukan continuous improvements,” ungkap Riri Satria.
Ditambahkannya, pentingnya juga bagi mahasiswa memahami ekosistem digital dengan memanfaatkan fitur-fiturnya untuk memudahkan pekerjaan maupun keperluan lainnya, serta terus mengikuti perkembangan teknologi yang dari waktu ke waktu terus tumbuh dan berkembang.
Selain itu, agar tidak tersisih dari pergaulan global, kita harus mampu membangun jaringan pertemanan seluas mungkin. Dengan demikian akan terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan, kolaborasi dalam mengerjakan berbagai urusan, serta saling memahami perbedaan,” katanya.
Di sesi akhir kuliah umumnya Riri Satria membacakan puisi karyanya berjudul “Perubahan”. Pada puisi itu Riri menyampaikan bahwa orang-orang yang menolak perubahan lebih menganggap perubahan sebagai sebuah ancaman, entah itu ancaman eksistensi, atau lainnya.
“Mereka mungkin sudah mapan dalam zona nyaman, mereka memberi label bencana terhadap perubahan. Ada 1001 alasan mereka menolak perubahan,” ujar Riri Satria.
Meski banyak yang menolak perubahan, tambah Riri, tak sedikit yang menerima perubahan. Mereka menciptakan perubahan dan membuat dunia tercengang.
“Mereka membentuk peradaban. Mereka menginginkan dunia menjadi lebih baik. Mereka tampil dengan ide-ide cemerlang,” tambah Riri dalam puisi itu.
Riri Satria lahir di Padang, Sumatera Barat 14 Mei 1970, aktif bergiat di dunia kesusatraan Indonesia, pendiri serta Ketua Jagat Sastra Milenia (JSM) di Jakarta, serta menulis puisi. Namanya tercantum dalam buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia’ yang diterbitkan Yayasan Hari Puisi Indonesia (2018). Puisinya sudah diterbitkan dalam buku puisi tunggal: “Jendela” (2016), “Winter in Paris” (2017), “Siluet, Senja, dan Jingga” (2019), serta “Metaverse” (2022), di samping lebih dari 60 buku kumpulan puisi bersama penyair lainnya, termasuk buku kumpulan puisi duet bersama penyair Emi Suy berjudul “Algoritma Kesunyian” (2023). Riri juga menulis esai dengan beragam topik: sains dan matematika, teknologi dan transformasi digital, ekonomi dan bisnis, pendidikan dan penelitian, yang dibukukan dalam beberapa buku: “Untuk Eksekutif Muda: Paradigma Baru dalam Perubahan Lingkungan Bisnis” (2003), trilogi “Proposisi Teman Ngopi” (2021) yang terdiri tiga buku “Ekonomi, Bisnis, dan Era Digital”, “Pendidikan dan Pengembangan Diri”, dan “Sastra dan Masa Depan Puisi” (2021), serta “Jelajah” (2022). Dalam beberapa tahun terakhir ini sejak tahun 2018, Riri Satria aktif menekuni dampak teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) terhadap dunia kesusastraan, terutama puisi. Riri diundang menjadi narasumber untuk membahas topik ini di berbagai acara sastra, antara lain: Seminar Internasional Sastra di Universitas Pakuan, Bogor (2018), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2019), Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival, Banjarbaru Kalimantan Selatan (2019), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2021), Malay Writers and Cultural Festival (MWCF) 2024 di Jambi (2024), Seminar Jambore Sastra Asia Tenggara (JSAT) di Banyuwangi (2024), serta Seminar Etika Kreasi di Era Digital, Diskusi Hak Cipta dan Filosofi AI yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (2025). Sebagai Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Republik Indonesia (Meko Polkam RI) bidang Digital, Siber, dan Ekonomi sejak Oktober 2024 s/d September 2025, sebagai Komisaris Utama PT. ILCS Pelindo Solusi Digital PSD sejak April 2024, sebuah perusahaan teknologi dalam grup Pelabuhan Indonesia atau Pelindo. Sebelumnya selama 5 tahun Riri menjabat sebagai Komisaris Independen pada PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) 2019-2024, sebuah pelabuhan petikemas terbesar di Indonesia yag merupakan joint venture antara Pelabuhan Indonesia dengan Hutchison Port Holdings Hongkong melalui Hutchison Ports Indonesia. Riri juga anggota Dewan Juri untuk Indonesia Digital Culture Excellence Award serta Indonesia Human Capital Excellence Award sejak tahun 2021. Riri juga dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, dan mengajar topik Sistem Korporat, Bisnis Digital, Manajemen Strategis Sistem Informasi, serta Metodologi Penelitian untuk program Magister Teknologi Informasi (MTI). Selain itu Riri adalah Anggota Dewan Pertimbangan Ikatan Alumni Universitas Indonesia dan sebelumnya Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
Pada tahun 2025, transaksi ekonomi digital diperkirakan se besar Rp 1.775 T. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan terus berkembang dengan nilai transaksi diprediksi akan mencapai US$124 miliar atau sekitar Rp1.775 triliun pada tahun 2025. Dengan proyeksi tersebut, Indonesia akan berada pada peringkat pertama di ASEAN sebagai negara dengan nilai transaksi ekonomi digital terbesar dengan kontribusi […]
Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa Alaa atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]
Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering. Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir […]
oleh: Riri Satria Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. […]
Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]
Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]
Menarik memahami makna pendidikan dalam budaya Minangkabau. Orang Minang memiliki banyak tempat belajar untuk hidupnya. “Sejatinya kita belajar dari berbagai tempat, yaitu sakola (sekolah), surau (masjid), galanggang (gelanggang), dan pasa (pasar). Di atas semua itu, kita harus mampu belajar dari semua yang ada di dalam, karena pepatah Minang mengatakan bahwa alam takambang jadi guru,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat dihubungi majalahelipsis.com terkait […]