Riri Satria
KATEGORI
  • Dokumen
  • Terkini
  • Teknologi & Transformasi Digital
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Sastra (Puisi dan Esai)
  • Apa Kata Media?
  • Apa Kata Sahabat?
  • Kita Butuh Lebih Banyak ‘Reskilling’ Daripada ‘Upkilling

    29 Jan 2024 | Dilihat: 301 kali

    “Sekarang kita memasuki era Industri 5.0, dan era Industri 4.0 telah lewat!” Demikian kata Pakar Transformasi Digital serta Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Riri Satria, usai memberikan presentasinya pada acara Econand Connect and Collaborate yang diselenggarakan Econand Busines Consultant di Jakarta, Jumat (26/1/2024), yang diikuti para profesional pengembangan SDM di Indonesia.

    Menurut Riri Satria, era Industri 5.0 ditandai tiga pilar utama, yaitu berfokus kepada manusia (human centric), mengutamakan keberlanjutan (sustainability) serta ketahanan (resilience) terhadap berbagai goncangan atau turbulensi.

    “Jadi, walaupun sekarang ini bermunculan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), blockchain, serta metaverse, namun dunia sepakat bahwa bisnis atau pembangunan ekonomi harus berfokus kepada manusia atau human centric, bukan berfokus kepada teknologi atau technology centric. Ini mungkin disebabkan oleh perkembangn teknologi digital yang masif pada era Industri 4.0, sehingga manusia perlu menegaskan untuk mengembalikan fungsi teknologi sesuai khittah-nya, yaitu untuk kemaslahan umat manusia,” kata Riri Satria kepada majalahelipsis.com saat dihubungi redaksi melalui telepon seluler mengenai kegiatan itu, Senin (29/1/2024).

    Pada kegiatan tersebut Riri Satria menyampaikan paparannya berjudul “The Future Skills:
    Challenges for the Next People Development Strategy” yang menjelaskan kompetensi yang dibutuhkan oleh SDM untuk menghadapi era Industri 5.0. Dia menjelaskan berbagai perkembangan terkini, yaitu Industri 5.0, sustainability economic development serta green economy, empat hal yang menjadi groundcracking saat ini yaitu AI, blockchainmetaverse, serta data science.

    “Semua hal itu mengakibatkan terjadinya transformasi digital yang masif di dunia,” katanya.

    Lalu keahlian apa yang dibutuhkan untuk menghadapi semua perkembangan ini?

    “Kita membutuhkan lebih banyak strategi reskilling atau membangun keahlian baru, daripada upskilling atau meningkatkan keahlian yang lama!” tegas Riri sembari mengutip isi buku berjudul Future Skills: The 20 Skills and Competencies Everyone Needs to Succeed in a Digital World yang ditulis Bernard Marr, seorang ahli dan transformasi digital dan futurologi.

    Bernard Marr menjelaskan bahwa terdapat lima skillset atau klasifikasi kemampuan untuk menghadapi masa depan, yaitu Industri 5.0. Kelimanya adalah: Kemampuan Digital (Digital Skills), Kemampuan Berpikir (Thinking Skills), Kemampuan Berkolaborasi (Collaboration Skills), Kemampuan Sosial (Social Skills), serta Kemampuan Manajemen Diri Sendiri (Self Skills). Masing-masing klasifikasi kemampuan itu memiliki sejumlah kemampuan sehingga jumlahanya semua 20 kemampuan yang diberi nama oleh Bernard Marr sebagai Future Skills.

    “Strategi pengembangan SDM lebih banyak melakukan reskilling untuk mengadopsi semua kemampuan yang disampaikan Bernard Marr. Dengan demikian program penembangan SDM di organisasi harus memasukkan penuguasaan semua kemampuan future skills tersebut. Pola-pola pengembangan SDM juga semakin kompleks: multiplatform, multimedia, multi learning strategy, semakin customized, serta tetap mempertahankan prinsip global concepts with local context,” ungkap Riri Satria yang juga Komisaris PT. Jakarta International Containter Terminal (JICT) ini menegaskan.

    Riri Satria juga menjelaskan bahwa sejalan dengan Bernard Marr, World Economic Forum (WEF) juga mengeluarkan keahlian-keahlian yang sangat dibutuhkan sesuai dengan perkembangan zaman dan selalu diperbaharui selang lima tahun. Menarik untuk diamati bahwa kemampuan memecahkan persoalan yang kompleks atau complex problem solving selalu menempati tempat teratas pada tahun 2015, 2020, serta prediksi untuk 2025 nanti.

    “Kita tidak mungkin menggunakan keahlian yang kita pelajari 10 tahun yang lalu untuk menghadapi tantangan dunia 10 tahun yang akan datang! Suka atau tidak suka, kita harus segera melakukan reskilling,” tambah Riri Satria mengakhiri pembicarannya dengan majalah elipsis.

    Riri Satria lahir di Padang, Sumatera Barat 14 Mei 1970, aktif bergiat di dunia kesusatraan Indonesia, pendiri serta Ketua Jagat Sastra Milenia (JSM) di Jakarta, serta menulis puisi. Namanya tercantum dalam buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia’ yang diterbitkan Yayasan Hari Puisi Indonesia (2018). Puisinya sudah diterbitkan dalam buku puisi tunggal: “Jendela” (2016), “Winter in Paris” (2017), “Siluet, Senja, dan Jingga” (2019), serta “Metaverse” (2022), di samping lebih dari 60 buku kumpulan puisi bersama penyair lainnya, termasuk buku kumpulan puisi duet bersama penyair Emi Suy berjudul “Algoritma Kesunyian” (2023). Riri juga menulis esai dengan beragam topik: sains dan matematika, teknologi dan transformasi digital, ekonomi dan bisnis, pendidikan dan penelitian, yang dibukukan dalam beberapa buku: “Untuk Eksekutif Muda: Paradigma Baru dalam Perubahan Lingkungan Bisnis” (2003), trilogi “Proposisi Teman Ngopi” (2021) yang terdiri tiga buku “Ekonomi, Bisnis, dan Era Digital”, “Pendidikan dan Pengembangan Diri”, dan “Sastra dan Masa Depan Puisi” (2021), serta “Jelajah” (2022). Dalam beberapa tahun terakhir ini sejak tahun 2018, Riri Satria aktif menekuni dampak teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) terhadap dunia kesusastraan, terutama puisi. Riri diundang menjadi narasumber untuk membahas topik ini di berbagai acara sastra, antara lain: Seminar Internasional Sastra di Universitas Pakuan, Bogor (2018), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2019), Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival, Banjarbaru Kalimantan Selatan (2019), Seminar Perayaan Hari Puisi Indonesia, Jakarta (2021), Malay Writers and Cultural Festival (MWCF) 2024 di Jambi (2024), Seminar Jambore Sastra Asia Tenggara (JSAT) di Banyuwangi (2024), serta Seminar Etika Kreasi di Era Digital, Diskusi Hak Cipta dan Filosofi AI yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (2025). Sebagai Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Republik Indonesia (Meko Polkam RI) bidang Digital, Siber, dan Ekonomi sejak Oktober 2024  s/d September 2025, sebagai Komisaris Utama PT. ILCS Pelindo Solusi Digital PSD sejak April 2024, sebuah perusahaan teknologi dalam grup Pelabuhan Indonesia atau Pelindo. Sebelumnya selama 5 tahun Riri menjabat sebagai Komisaris Independen pada PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) 2019-2024, sebuah pelabuhan petikemas terbesar di Indonesia yag merupakan joint venture antara Pelabuhan Indonesia dengan Hutchison Port Holdings Hongkong melalui Hutchison Ports Indonesia. Riri juga anggota Dewan Juri untuk Indonesia Digital Culture Excellence Award serta Indonesia Human Capital Excellence Award sejak tahun 2021. Riri juga dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, dan mengajar topik Sistem Korporat, Bisnis Digital, Manajemen Strategis Sistem Informasi, serta Metodologi Penelitian untuk program Magister Teknologi Informasi (MTI). Selain itu Riri adalah Anggota Dewan Pertimbangan Ikatan Alumni Universitas Indonesia dan sebelumnya Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

    Konten Populer

    • Pada tahun 2025, transaksi ekonomi digital diperkirakan se besar Rp 1.775 T. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan terus berkembang dengan nilai transaksi diprediksi akan mencapai US$124 miliar atau sekitar Rp1.775 triliun pada tahun 2025. Dengan proyeksi tersebut, Indonesia akan berada pada peringkat pertama di ASEAN sebagai negara dengan nilai transaksi ekonomi digital terbesar dengan kontribusi […]

      Jul 02, 2025
    • Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa Alaa atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]

      Apr 13, 2024
    • Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering.   Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir […]

      May 27, 2024
    •   oleh: Riri Satria Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. […]

      May 20, 2024
    • Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]

      Nov 14, 2021
    • DOWNLOAD DOKUMEN

      May 17, 2025
    • Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]

      Jun 06, 2021
    • Menarik memahami makna pendidikan dalam budaya Minangkabau. Orang Minang memiliki banyak tempat belajar untuk hidupnya. “Sejatinya kita belajar dari berbagai tempat, yaitu sakola (sekolah), surau (masjid), galanggang (gelanggang), dan pasa (pasar). Di atas semua itu, kita harus mampu belajar dari semua yang ada di dalam, karena pepatah Minang mengatakan bahwa alam takambang jadi guru,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat dihubungi majalahelipsis.com terkait […]

      May 03, 2024

    DIRGAHAYU JAGAT SASTRA MILENIA (JSM) 10 Oktober 2020 - 2025

    POJOK PODCAST

    KULBIZ SESI 1.3
    By BigThinkersID Host Pinpin Bhaktiar
    Kulbiz adalah tentang kuliah ilmu bisnis secara komprehensif, relevan dan asik 😁🥳🚀🔥
    video
    play-sharp-fill

    Podcast Selengkapnya klik disini...

    RECENT EVENT


    NEXT EVENT

    Hide picture