Riri Satria
KATEGORI
  • Teknologi dan Transformasi Digital
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Sastra (Puisi dan Esai)
  • Apa Kata Media?
  • Apa Kata Sahabat?
  • Riri Satria Ulas Bagaimana Kecerdasan Buatan Bekerja, DKJ Didorong Pelopori Sikap Seniman terhadap AI

    09 Mar 2025 | Dilihat: 24 kali

    JAKARTA, Majalahelipsis.id – Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) didorong untuk menjadi pelopor dalam menyusun pernyataan sikap seniman terhadap penggunaan kecerdasan buatan (AI) serta etika yang harus diterapkan dalam dunia kesenian.

    Isu ini menjadi sorotan utama dalam seminar singkat bertajuk “Etika Kreasi di Era Digital Vol II: Diskusi Hak Cipta dan Filosofi AI” yang digelar DKJ bersama Jakarta Poetry Slam serta Kongsi 8 di Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki, Jumat (7/3/2025).

    Acara itu membahas tantangan dan etika penggunaan AI dalam dunia kreatif secara kritis dan mendalam.

    Seminar menghadirkan sejumlah pakar di bidangnya, antara lain Riri Satria (Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI untuk Digital, Siber, dan Ekonomi serta Komisaris Utama PT ILCS Pelindo Solusi Digital), Dr. Saraswati Dewi (dosen Filsafat Universitas Indonesia), dan Dimaz Prayuda (pakar hukum hak cipta).

    Moderator dalam diskusi ini adalah Bageur Al-Ikhsan (penulis dan aktivis kesenian) serta Antonia Timmerman (jurnalis teknologi dan bisnis).

    Dalam sesi diskusi, Riri Satria menjelaskan bagaimana AI bekerja dan perannya dalam ekosistem kreatif.

    “Dengan memahami AI secara proporsional, kita dapat mengindahkan aspek hukum dan etika dalam profesi seni. Isu hak cipta menjadi krusial dalam dunia kesenian,” ungkapnya.

    Salah satu contoh menarik dalam diskusi ini adalah Code-davinci-002, sebuah mesin berbasis AI yang dikembangkan OpenAI sejak 2021.

    Mesin ini mampu menghasilkan kode pemrograman dan puisi berdasarkan teks deskriptif yang diberikan.

    Dalam eksperimen terbaru, AI ini bahkan menulis autobiografi dalam bentuk puisi, yang diterbitkan dalam buku I am Code: Poetical Autobiography by Code-davinci-002.

    “Pertanyaannya, jika AI dapat menciptakan karya seni, bagaimana etika penggunaannya? Apakah AI bisa disebut sebagai pencipta? Atau tetap manusia yang memiliki hak cipta?” ujar Riri Satria.

    Riri menambahkan, perspektif filsafat sangat penting dalam memahami keberadaan AI.

    “AI hanyalah alat yang bekerja berdasarkan algoritma dan data yang diberikan manusia. Kecerdasannya bersifat buatan. Oleh karena itu, manusialah yang harus tetap menjadi subjek utama,” jelasnya.

    Dalam pemaparannya, Riri Satria juga menekankan pentingnya prinsip berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS) dalam menghadapi perkembangan AI.

    “Bencana akan datang bagi manusia yang hanya memiliki kapasitas berpikir rendah (lower order thinking skills/LOTS). AI membutuhkan referensi manusia untuk membentuk struktur dan pola. Oleh karena itu, kita perlu manusia yang mampu memaksimalkan HOTS, bukan sekadar LOTS,” tegasnya.

    Lebih lanjut, Riri menyoroti perlunya regulasi yang jelas terkait penggunaan AI dalam berbagai bidang, termasuk kesenian.

    “Pemerintah harus hadir untuk mengatur penggunaan AI, karena tidak semua masyarakat memahami teknologi ini. Organisasi profesi juga harus memiliki regulasi khusus terkait pemanfaatan AI dalam bidangnya masing-masing,” ujarnya.

    Dalam konteks hukum dan regulasi, Riri mengacu pada Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial.

    Prinsip-prinsip yang diatur dalam surat edaran tersebut mencakup inklusivitas, kemanusiaan, kredibilitas, akuntabilitas, transparansi, keamanan, perlindungan data pribadi, serta kekayaan intelektual.

    “Nilai-nilai ini bertujuan memastikan bahwa AI dikembangkan secara bertanggung jawab dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat,” jelasnya.

    Diskusi ini diharapkan dapat menjadi pijakan awal bagi komunitas seniman untuk memahami dan menyusun sikap terhadap penggunaan AI dalam dunia seni.

    Dewan Kesenian Jakarta pun didorong untuk memimpin kajian lebih mendalam mengenai etika AI dalam ranah kesenian.

    Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana para peserta, termasuk seniman, akademisi, dan pengamat teknologi, menyampaikan pandangan mereka tentang masa depan AI dalam dunia kreatif.

    Semua pihak sepakat bahwa teknologi AI harus digunakan secara bijaksana, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan hak cipta.

    Penulis: Muhammad Subhan

    Editor: Anita Aisyah

    Sumber : Majalah Elipsis

    Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan RI bidang Digital, Siber dan Ekonomi | Pakar Teknologi Digital | Pengamat Ekonomi Digital | Komisaris Utama Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS)/Pelindo Solusi Digital (PSD) | Founder dan CEO Value Alignment Advisory (VA2) | Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia | Pendiri Jagat Sastra Milenia & SastraMedia.com | Penyair & Penulis | Pencinta Kopi

    Konten Populer

    • Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering.   Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir […]

      May 27, 2024
    • Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa Alaa atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]

      Apr 13, 2024
    •   oleh: Riri Satria Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. […]

      May 20, 2024
    • Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]

      Nov 14, 2021
    • Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]

      Jun 06, 2021
    • Menarik memahami makna pendidikan dalam budaya Minangkabau. Orang Minang memiliki banyak tempat belajar untuk hidupnya. “Sejatinya kita belajar dari berbagai tempat, yaitu sakola (sekolah), surau (masjid), galanggang (gelanggang), dan pasa (pasar). Di atas semua itu, kita harus mampu belajar dari semua yang ada di dalam, karena pepatah Minang mengatakan bahwa alam takambang jadi guru,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat dihubungi majalahelipsis.com terkait […]

      May 03, 2024
    • Komunitas Jagat Sastra Milenia pada tanggal 10 Oktober 2024 mendatang merayakan Hari Ulang Tahun ke-4. Menyambut hari jadinya itu, Komunitas JSM mengundang penyair-penyair Indonesia mengirim puisi dan karya akan dibukukan. Ketua Komunitas JSM Riri Satria kepada majalahelipsis.com mengatakan, topik antologi puisi itu adalah “Dunia dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG) dalam Puisi.” “Tahun 1980, Lembaga Studi Pembangunan […]

      May 03, 2024
    • Beri kuliah umum di hadapan 200 mahasiswa Unand, Riri Satria: Generasi Hari Ini Jangan Sampai Jadi Penonton Di Negara Sendiri. Mahasiswa harus jeli dan melek pada perubahan. Perubahan adalah suatu keniscayaan. Dalam menghadapi perubahan itu, ada yang pro dan ada pula yang kontra. “Semua, tentu, tergantung dari sudut pandang mereka. Yang menolak perubahan menurut mereka […]

      May 15, 2024
    • Banyak hal baru bermunculan saat ini yang mungkin sebelumnya tidak terbayangkan oleh masyarakat banyak, misalnya algoritma bahkan yang artificial intelligence sudah menjadi bagian dari hidup sehari-hari. Selain itu, juga ada yang namanya cryptocurrency, dan sebagainya. “Tantangan terbesar untuk sukses memasuki era ekonomi digital dan melakukan tranformasi digital hari ini terletak pada diri kita sendiri, yaitu mengubah mindset. Tanpa growth mindset, kita akan sulit […]

      Sep 03, 2022
    • Komunitas Jagat Sastra Milenia meluncurkan buku antologi puisi Lima Titik Nol: Masyarakat Cerdas dalam Puisi yang memuat 165 puisi dari 70 penyair dari berbagai kota di Indonesia, Ahad (27/3). Acara peluncuran buku itu dilaksanakan secara daring dengan host berada di BlueSky Hotel Raden Saleh, Jakarta. Ketua Jagat Sastra Milenia, Riri Satria, dalam sambutannya mengatakan, ide membuat buku itu lahir […]

      Mar 28, 2022

    POJOK PODCAST

    KULBIZ SESI 1.3
    By BigThinkersID Host Pinpin Bhaktiar
    Kulbiz adalah tentang kuliah ilmu bisnis secara komprehensif, relevan dan asik 😁🥳🚀🔥
    video
    play-sharp-fill

    Podcast Selengkapnya klik disini...

    Hide picture