Riri Satria
KATEGORI
  • Teknologi dan Transformasi Digital
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Sastra (Puisi dan Esai)
  • Apa Kata Media?
  • Apa Kata Sahabat?
  • Ketika AI Mulai Mengusik Eksistensi Manusia

    09 Mar 2025 | Dilihat: 26 kali

    PojokTIM – Ruang Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, seketika senyap ketika Saras Dewi, dosen filsafat Universitas Indonesia yang juga penyair, serta Riri Satria, pakar teknologi dan transformasi digital, memaparkan perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang dapat menggantikan eksistensi manusia. Bukan hanya di bidang pekerjaan, namun juga memengaruhi pola pikir dan budaya manusia.

    Menurut Saras Dewi, awalnya teknologi hanya dianggap sebagai alat bantu untuk menyelesaikan permasalahan manusia. Dari teknologi yang sangat sederhana di zaman purba hingga teknologi yang membantu manusia mencapai peradaban modern. Namun pemahaman itu mulai goyah  ketika disrupsi teknologi mulai masuk ke dalam kesadaran manusia.

    “Ketika AI mampu bermain game, seperti catur, bahkan mengerjakan atau memecahkan rumus-rumus matematika, filsafat teknologi masih menganggapnya sebagai bentuk ekstrem dari pengembangan kalkulator. Namun ketika AI mulai bisa membuat puisi, lukisan, dan karya seni lainnya, kita menyadari teknologi bukan lagi sebagai alat, tetapi ancaman terhadap eksistensial manusia,” ujar Yayas, sapaan akrab Saras Dewi, dalam diskusi dengan tema Hak Cipta dan Filosofi AI yang diselenggarakan Dewan Kesenian Jakarta, Jumat (7/3/2025) malam.

    Lebih jauh Yayas mengatakan, kehadiran AI mulai meruntuhkan hegemoni manusia sebagai makhluk berpikir. “Kecerdasan buatan membuat resah filsafat. Logos yang menandai perayaan manusia sebagai makhluk yang berpikir dan berakal mulai terganggu. Disrupsi teknologi, khususnya AI, menyadarkan kita bahwa manusia bukan lagi satu-satunya “makhluk” yang dapat berpikir,” kata Yayas.

    Ahli filsafat yang juga dikenal sebagai penyanyi itu mencontohkan beberapa karya yang dihasilkan dari kolaborasi antara manusia dengan AI. Di bidang seni rupa ada potrait Edmond de Belamy. Pada lelang Christie’s  tahun 2018, lukisan itu terjual seharga US$ 432.500. Kemudian Sougwen Chung, seniman multidisiplin yang bekerja dengan bantuan robot AI dan menghasilkan berbagai karya fantastik.

    Dari Indonesia, ada  Jemana Murti. Seniman asal Bali itu memanfaatkan AI untuk mengeksplorasi budaya Bali dengan teknologi terutama pada bentuk, warna dan komposisi.

    “Kolaborasi antara manusia dengan AI menghasilkan karya yang unik,” simpul Yayas.

    Sejarah AI

    Peserta diskusi dari pemerhati teknologi, seniman dan sastrawan sudah “terteror” sejak Riri Sastria, yang tampil menjadi pembicara pertama, menguraikan sejarah kehadiran AI. Staf ahli Kemenko Polkam itu mengatakan, keberhasilan Deep Blue, komputer IBM yang dikendalikan AI, mengalahkan Garry Kasparov pada pertandingan catur 11 Mei 1997 adalah milestone perkembangan AI yang hari ini memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia.

    “Kekalahan itu tidak terjadi sertamerta, karena sebelumnya Garry Kasparov telah mengalahkan Deep Blue. Nah, data pertandingan-pertandingan sebelumnya itu diolah AI dan digunakan untuk melawan Kasparov pada pertandingan berikutnya, dan Deep Blue akhirnya menang. Jadi, pengetahuan AI berasal dari data yang dipasok oleh manusia,” ujar Ketua Jagat Sastra Milenia yang rajin memberikan pemahaman tentang AI kepada para seniman dengan tujuan agar seniman dapat berkarya lebih baik dari komputer.

    Sebab, demikian Riri, sepandai-pandainya AI, tidak mungkin menggantikan manusia karena AI hanya dapat bekerja jika ada input data dari manusia. “AI bekerja hanya berdasarkan program atau chip yang disisipkan. AI tahunya simbol, tanpa karakter, jiwa dan rasa. Sementara manusia memiliki hati dan pikiran. Oleh karenanya puisi yang dihasilkan oleh AI tidak memiliki kedalaman rasa sebagaimana puisi ciptaan manusia,” terang Riri.

    Namun, Riri mengingatkan, saat ini AI memang masih dibantu oleh manusia. Ke depan, AI dirancang untuk berjalan sendiri alias autonomous. Oleh karena sebagian besar pekerjaan manusia, sangat mungkin digantikan oleh AI.

    “Dulu juru ketik sangat diperlukan oleh setiap instansi, namun saat ini sudah hilang. Itu contoh pekerjaan yang digantikan oleh teknologi. Jadi, mungkin saja ke depan semua pekerjaan manusia digantikan oleh AI, kecuali pekerjaan-pekerjaan yang high thinking,” kata Riri.

    Melihat perkembangan AI yang sangat cepat, menurut Riri, pemerintah perlu segera membuat lembaga AI nasional agar ada regulasi yang mengatur penggunaan AI. Surat Edaran Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 9 Tahun 2023 belum cukup kuat. “Kita perlu undang-undang yang mengatur penggunaan AI secara etis,” tegas Riri.

    Carissa P Finneren tampil membaca puisi dalam diskusi Hak Cipta dan Filosofi AI di Teater Wahyu Sihombing.

    Sementara Dimaz Prayudha, ahli hukum tentang hak cipta, memaparkan tentang pentingnya bagi pencipta untuk mendaftarkan karya ciptanya ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) agar terlindungi secara hukum. Terlebih, karya seseorang dengan mudah diambil sebagai data AI sehingga penciptanya justru dianggap sebagai plagiat dari AI.

    “Hak cipta adalah hak ekslusif sejak ide diciptakan dan diumumkan dalam bentuk nyata. Untuk memudahkan waktu pengumuman ke publik, atau sejak kapan karya itu diumumkan, posting saja di medsos. Dengan demikian jejaknya jelas dan dapat digunakan sebagai bukti manakala terjadi sengketa hukum,” ujar Dimaz.

    Menariknya, Dimaz memaparkan bahwa hak cipta atas karya yang diciptakan oleh karyawan, tetap menjadi milik karyawan tersebut, bukan perusahaannya, kecuali diperjanjikan lain.

    Acara diskusi yang dipandu juga diisi dengan tanya jawab dan pembacaan puisi oleh Carissa P Finneren dari Jakarta Poetry Slam.

    Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan RI bidang Digital, Siber dan Ekonomi | Pakar Teknologi Digital | Pengamat Ekonomi Digital | Komisaris Utama Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS)/Pelindo Solusi Digital (PSD) | Founder dan CEO Value Alignment Advisory (VA2) | Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia | Pendiri Jagat Sastra Milenia & SastraMedia.com | Penyair & Penulis | Pencinta Kopi

    Konten Populer

    • Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering.   Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir […]

      May 27, 2024
    • Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa Alaa atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]

      Apr 13, 2024
    •   oleh: Riri Satria Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. […]

      May 20, 2024
    • Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]

      Nov 14, 2021
    • Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]

      Jun 06, 2021
    • Menarik memahami makna pendidikan dalam budaya Minangkabau. Orang Minang memiliki banyak tempat belajar untuk hidupnya. “Sejatinya kita belajar dari berbagai tempat, yaitu sakola (sekolah), surau (masjid), galanggang (gelanggang), dan pasa (pasar). Di atas semua itu, kita harus mampu belajar dari semua yang ada di dalam, karena pepatah Minang mengatakan bahwa alam takambang jadi guru,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat dihubungi majalahelipsis.com terkait […]

      May 03, 2024
    • Komunitas Jagat Sastra Milenia pada tanggal 10 Oktober 2024 mendatang merayakan Hari Ulang Tahun ke-4. Menyambut hari jadinya itu, Komunitas JSM mengundang penyair-penyair Indonesia mengirim puisi dan karya akan dibukukan. Ketua Komunitas JSM Riri Satria kepada majalahelipsis.com mengatakan, topik antologi puisi itu adalah “Dunia dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG) dalam Puisi.” “Tahun 1980, Lembaga Studi Pembangunan […]

      May 03, 2024
    • Beri kuliah umum di hadapan 200 mahasiswa Unand, Riri Satria: Generasi Hari Ini Jangan Sampai Jadi Penonton Di Negara Sendiri. Mahasiswa harus jeli dan melek pada perubahan. Perubahan adalah suatu keniscayaan. Dalam menghadapi perubahan itu, ada yang pro dan ada pula yang kontra. “Semua, tentu, tergantung dari sudut pandang mereka. Yang menolak perubahan menurut mereka […]

      May 15, 2024
    • Banyak hal baru bermunculan saat ini yang mungkin sebelumnya tidak terbayangkan oleh masyarakat banyak, misalnya algoritma bahkan yang artificial intelligence sudah menjadi bagian dari hidup sehari-hari. Selain itu, juga ada yang namanya cryptocurrency, dan sebagainya. “Tantangan terbesar untuk sukses memasuki era ekonomi digital dan melakukan tranformasi digital hari ini terletak pada diri kita sendiri, yaitu mengubah mindset. Tanpa growth mindset, kita akan sulit […]

      Sep 03, 2022
    • Komunitas Jagat Sastra Milenia meluncurkan buku antologi puisi Lima Titik Nol: Masyarakat Cerdas dalam Puisi yang memuat 165 puisi dari 70 penyair dari berbagai kota di Indonesia, Ahad (27/3). Acara peluncuran buku itu dilaksanakan secara daring dengan host berada di BlueSky Hotel Raden Saleh, Jakarta. Ketua Jagat Sastra Milenia, Riri Satria, dalam sambutannya mengatakan, ide membuat buku itu lahir […]

      Mar 28, 2022

    POJOK PODCAST

    KULBIZ SESI 1.3
    By BigThinkersID Host Pinpin Bhaktiar
    Kulbiz adalah tentang kuliah ilmu bisnis secara komprehensif, relevan dan asik 😁🥳🚀🔥
    video
    play-sharp-fill

    Podcast Selengkapnya klik disini...

    Hide picture