Riri Satria
KATEGORI
  • Teknologi dan Transformasi Digital
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Sastra (Puisi dan Esai)
  • Apa Kata Media?
  • Apa Kata Sahabat?
  • Riri Satria: Kebudayaan itu adalah Way of Life

    16 Dec 2024 | Dilihat: 37 kali

    Acara Refleksi Kebudayaan 2024: Ketahanan Budaya yang diselenggarakan oleh Komunitas Sastra Jakarta Timur (KSJT) dengan dukungan Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Timur berlangsung penuh makna. Diskusi ini menghadirkan dua narasumber untuk menggali perspektif baru tentang ketahanan budaya atau cultural resilience di tengah tantangan zaman.

     

    Salah satu narasumber kegiatan yang berlangsung di PPSB Kisam Djiun Jakarta Timur, Sabtu (14/12) ini, Bang Riri Satria, memberikan pandangan mendalam tentang bagaimana budaya seharusnya dimaknai dalam konteks yang lebih luas.

     

    Menurut Bang Riri, budaya dalam makna sempit seringkali hanya dilihat sebagai produk artefak. “Budaya dalam makna sempit hanya sekadar merupakan produk kasat mata, misalnya lukisan, tarian, musik, karya arsitektur, kuliner, pakaian, dan karya sastra, yang hanya menjadi tontonan.” jelasnya. Namun, ia menegaskan bahwa budaya yang hanya dipahami sebagai tontonan semata tidak mencukupi untuk memperkuat ketahanan budaya secara menyeluruh.

     

    Budaya sebagai Way of Life

    Bang Riri Satria menekankan pentingnya memahami budaya dalam makna yang lebih luas, yakni sebagai way of life. “Budaya itu adalah way of life berada pada tatanan yang lebih tinggi, yaitu mindset atau paradigma, yang diwujudkan dalam perilaku atau behavior,” ujarnya. Dalam pandangan ini, budaya bukan sekadar artefak, melainkan tuntunan yang mencerminkan cara hidup suatu masyarakat.

     

    Ia menambahkan, “Jika kita memaknai budaya seperti ini, maka budaya itu tidak hanya produk yang menjadi tontonan, melainkan way of life yang menjadi tuntunan. Inilah yang harus diperkuat melalui berbagai strategi dan aktivitas ketahanan budaya.”

     

    Pandangan ini menggarisbawahi perlunya transformasi dalam cara masyarakat memandang budaya, dari sekadar kekaguman pada warisan fisik menuju penerapan nilai-nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari.

     

    Berbagai literatur memberikan definisi terhadap ketahanan budaya ini. Salah satu definisi: “cultural resilience refers to a culture’s capacity to maintain and develop cultural identity and critical cultural knowledge and practices. Despite challenges and difficulties, a resilient culture is capable of maintaining and developing itself.”

     

    Dengan demikian, ketahanan budaya itu menjadi dasar untuk menaga identitas bangsa supaya tidak krisis identitas. Krisis identitas pada ujungnya akan membawa nasib buruk kepada sebuah bangsa.

     

    Ketahanan Budaya di Tengah Arus Globalisasi

    Bang Riri Satria menelaskan bawa “Perkembangan peradaban yang dipicu oleh teknologi digital, teknologi siber, serta perkembangan masih dari AI, blockchain, dan sebagainya, tentu akan membawa banyak perubahan atau disruption dalam kehidupan, namun seperti yang dikatakan futurolog terkenal John Naisbitt, kita perlu menerapkan prinsip high tech, high (human) touch. Kebudayaan mengawal perkembangan peradaban yang dipicu sains dan teknologi.”

     

    Diskusi ini menjadi refleksi penting di tengah arus globalisasi yang kerap mengikis identitas budaya lokal. Ketahanan budaya atau cultural resilience bukan hanya soal melestarikan warisan budaya, tetapi juga mengadaptasi nilai-nilai lokal agar relevan dengan tantangan zaman.

     

    Melalui acara ini, KSJT dan Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Timur berharap masyarakat semakin menyadari peran budaya sebagai pilar kehidupan yang harus dijaga dan diperkuat.

     

    “Budaya bukan sekadar warisan, tetapi harus menjadi pedoman hidup kita untuk masa depan. Para budayawan, termasuk para seniman, adalah mereka yang dibutuhkan oleh negara untuk menjaga ketahanan budaya. Demikian pula para sastrawan, ada hadiah Nobel untuk Kesusasteraan, yang memberikan sinyal betapa pentingnya sastra sebagai pengawal peradaban dalam semua tingkatan. Bahkan dalam agama Islam, posisi penyair itu menarik, karena merupakan satu-satunya profesi yang dijadikan nama surat dalam Kitab Suci al-Quran” ungkap Riri.

     

    Refleksi Kebudayaan 2024 menjadi pengingat bahwa budaya adalah kekuatan yang mengakar, dan dengan memperkuat pemahaman tentang budaya sebagai way of life, masyarakat dapat menghadapi perubahan zaman tanpa kehilangan identitasnya.

     

    “Indonesia adalah sebuah rumah besar bersama buat kita, yang bersama kita jaga ketahanannya, tanpa perlu menyembunyikan identitas atau warna kita masing-masing dalam bingkai besar budaya Indonesia itu” demikian Bang Riri menyampaikan closing statement pada acara diskusi tersebut.

    (Rissa Churria)


    Rissa Churria adalah pendidik, penyair, esais, pelukis, aktivis kemanusiaan, pemerhati masalah sosial budaya, pengurus Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), pengelola Rumah Baca Ceria (RBC) di Bekasi, anggota Penyair Perempuan Indonesia (PPI), saat ini tinggal di Bekasi, Jawa Barat, sudah menerbitkan 10 buku kumpulan puisi tunggal, 1 buku antologi kontempelasi, 1 buku Pedoman Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa, 1 buku Esai, serta lebih dari 100 antologi bersama dengan para penyair lainnya, baik Indonesia maupun mancanegara. Rissa Churria adalah anggota tim digital dan siber di bawah pimpinan Riri Satria, di mana tugasnya menganalisis aspek kebudayaan dan kemanusiaan dari dunia digital dan siber.


    Sumber : CINTA PUSTAKA

    Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan RI bidang Digital, Siber dan Ekonomi | Pakar Teknologi Digital | Pengamat Ekonomi Digital | Komisaris Utama Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS)/Pelindo Solusi Digital (PSD) | Founder dan CEO Value Alignment Advisory (VA2) | Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia | Pendiri Jagat Sastra Milenia & SastraMedia.com | Penyair & Penulis | Pencinta Kopi

    Konten Populer

    • Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering.   Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir […]

      May 27, 2024
    • Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa Alaa atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]

      Apr 13, 2024
    •   oleh: Riri Satria Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. […]

      May 20, 2024
    • Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]

      Nov 14, 2021
    • Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]

      Jun 06, 2021
    • Komunitas Jagat Sastra Milenia pada tanggal 10 Oktober 2024 mendatang merayakan Hari Ulang Tahun ke-4. Menyambut hari jadinya itu, Komunitas JSM mengundang penyair-penyair Indonesia mengirim puisi dan karya akan dibukukan. Ketua Komunitas JSM Riri Satria kepada majalahelipsis.com mengatakan, topik antologi puisi itu adalah “Dunia dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG) dalam Puisi.” “Tahun 1980, Lembaga Studi Pembangunan […]

      May 03, 2024
    • Beri kuliah umum di hadapan 200 mahasiswa Unand, Riri Satria: Generasi Hari Ini Jangan Sampai Jadi Penonton Di Negara Sendiri. Mahasiswa harus jeli dan melek pada perubahan. Perubahan adalah suatu keniscayaan. Dalam menghadapi perubahan itu, ada yang pro dan ada pula yang kontra. “Semua, tentu, tergantung dari sudut pandang mereka. Yang menolak perubahan menurut mereka […]

      May 15, 2024
    • Menarik memahami makna pendidikan dalam budaya Minangkabau. Orang Minang memiliki banyak tempat belajar untuk hidupnya. “Sejatinya kita belajar dari berbagai tempat, yaitu sakola (sekolah), surau (masjid), galanggang (gelanggang), dan pasa (pasar). Di atas semua itu, kita harus mampu belajar dari semua yang ada di dalam, karena pepatah Minang mengatakan bahwa alam takambang jadi guru,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat dihubungi majalahelipsis.com terkait […]

      May 03, 2024
    • Banyak hal baru bermunculan saat ini yang mungkin sebelumnya tidak terbayangkan oleh masyarakat banyak, misalnya algoritma bahkan yang artificial intelligence sudah menjadi bagian dari hidup sehari-hari. Selain itu, juga ada yang namanya cryptocurrency, dan sebagainya. “Tantangan terbesar untuk sukses memasuki era ekonomi digital dan melakukan tranformasi digital hari ini terletak pada diri kita sendiri, yaitu mengubah mindset. Tanpa growth mindset, kita akan sulit […]

      Sep 03, 2022
    • Komunitas Jagat Sastra Milenia meluncurkan buku antologi puisi Lima Titik Nol: Masyarakat Cerdas dalam Puisi yang memuat 165 puisi dari 70 penyair dari berbagai kota di Indonesia, Ahad (27/3). Acara peluncuran buku itu dilaksanakan secara daring dengan host berada di BlueSky Hotel Raden Saleh, Jakarta. Ketua Jagat Sastra Milenia, Riri Satria, dalam sambutannya mengatakan, ide membuat buku itu lahir […]

      Mar 28, 2022

    POJOK PODCAST

    Obrolan saya (narasumber) dengan Maudy Koesnaedi (host), soal penerapan immersive technology atau virtual reality untuk Museum, pada podcast Dinas Kebudayaan Jakarta 👍🥰☕

    video
    play-sharp-fill


    Podcast Selengkapnya klik disini...

    RECENT EVENT

    Sastra dan Sains Bertemu dalam À La Recherche du Temps Perdu

    Hide picture