Riri Satria Lecturer - Researcher - Poetry & Coffee Lover
Oleh: Fatatik Maulidiyah
Personal branding telah menjadi istilah yang populer di era digital, terutama di kalangan profesional dan pelajar yang ingin menonjolkan potensi mereka di tengah persaingan yang semakin ketat. Personal branding sering dianggap sebagai proses untuk membentuk citra diri yang diinginkan di hadapan publik. Namun, bagi Riri Satria, penasihat Elipsis, pakar ekonomi digital dan dosen di Universitas Indonesia, personal branding tidaklah sesederhana menonjolkan diri semata. Lebih dari itu, ia menekankan bahwa personal branding adalah kombinasi antara popularitas dan kompetensi yang kuat.
Bermula dari sebuah pertanyaan yang kerap dilontarkan banyak kawan, tentang Personal Branding, apakah nanti tidak terjerumus pada sikap narsistik? Pertanyaan ini memang menyentuh isu fundamental dalam personal branding, seberapa jauh seseorang harus menonjolkan diri dan apakah perlu adanya kejujuran dalam proses tersebut.
Popularitas yang didukung Kompetensi merupakan Esensi Personal Branding
Dalam pandangan Riri Satria, personal branding yang tepat tidak semata-mata tentang menjadi populer atau dikenal banyak orang. Menurutnya, personal branding yang efektif adalah ketika popularitas seseorang disandingkan dengan kompetensi yang tinggi. Riri Satria menyebut dua kata kunci untuk personal branding yang berhasil: populer dan kompeten. “Bukan hanya terkenal, tetapi terkenal karena kualitas yang dimiliki,” ujar Riri.
Ia menekankan bahwa jika seseorang hanya dikenal tanpa memiliki kemampuan atau keahlian yang sepadan, itu sama saja dengan “tong kosong nyaring bunyinya.” Mungkin, di awal orang akan terkagum-kagum, tetapi tanpa kompetensi yang mendukung, cepat atau lambat, orang akan menyadari bahwa citra yang ditampilkan itu kosong. Sebaliknya, mereka yang sangat kompeten tetapi tidak memiliki jangkauan publik atau tidak dikenal, hanya akan menjadi “permata yang tersembunyi.” Sayangnya, situasi ini juga tidak ideal, karena tanpa publikasi atau eksposur yang cukup, bakat atau keahlian mereka dapat terabaikan.
Riri Satria yang saat ini terpilih sebagai staf khusus Kemenkopolkam bidang Digital, Siber, dan ekonomi di Kabinet Merah Putih ini juga memperingatkan dampak terburuk bagi mereka yang tidak dikenal dan tidak kompeten. “Mereka adalah individu yang terpinggirkan, tanpa keunggulan yang berarti. Sering kali, mereka hanya bisa menyalahkan keadaan,” katanya. Bagi Riri, inilah pentingnya Personal Branding. Dengan strategi yang tepat, seseorang dapat mengomunikasikan kelebihan dan potensi dirinya ke khalayak luas secara jujur dan efektif.
Membangun Citra Diri yang Otentik
Personal branding tidak sama dengan kebohongan atau memanipulasi persepsi publik. Personal branding yang sejati adalah proses komunikasi yang mengungkapkan diri kita apa adanya, dengan menonjolkan kelebihan dan nilai-nilai yang kita pegang, tetapi tetap disampaikan dengan elegan dan menarik. Personal branding bukan tentang “menjual” sesuatu yang tidak ada dalam diri kita. Jika seseorang “menjual” citra yang tidak sesuai dengan kenyataan, itu bukan personal branding, tetapi kebohongan yang lama-kelamaan akan terungkap juga.
Sebuah analogi sederhananya seperti menjual jeruk berkualitas. Jika kita memang memiliki “jeruk” berkualitas, sampaikanlah keunggulan jeruk tersebut dengan segala atributnya, mulai dari rasa, warna, hingga kesegarannya. Tetapi, jika jeruk kita sebenarnya bukan yang terbaik, lalu kita tetap mengklaimnya sebagai yang terbaik, itu adalah kebohongan yang akan merugikan kita di kemudian hari.
Dalam personal branding, kejujuran adalah fondasi utama. Ada empat hal yang menurut Riri penting untuk diungkapkan dalam membangun personal branding, yakni : kelebihan diri (superiorities), nilai-nilai yang dianut (values), keunikan (uniqueness), baik dari cara bekerja maupun karya, dan karakter diri (personalities). Keempat aspek ini perlu dikomunikasikan dengan cara yang apa adanya, jujur, dan tidak berlebihan. Kebohongan, jika terungkap, bisa “membunuh” citra diri yang kita bangun, sementara sikap berlebihan dapat membuat orang merasa tidak nyaman atau bahkan jengah.
Strategi Personal Branding di Era Digital
Personal branding juga memerlukan pemahaman prinsip-prinsip komunikasi yang tepat. Menurut Riri Satria, bagaimana, kapan, dan di mana menyampaikan citra diri adalah aspek penting dalam strategi personal branding, terutama di era digital ini. Misalnya, media sosial menjadi salah satu platform utama untuk memperkuat citra diri. Dengan memilih platform yang tepat—seperti LinkedIn untuk para profesional atau Instagram untuk mereka yang lebih visual—seseorang bisa menunjukkan kompetensi dan nilai-nilai mereka kepada khalayak yang lebih luas.
Namun, Riri mengingatkan bahwa narsisme di media sosial bukanlah esensi dari personal branding. Meskipun membagikan aktivitas sehari-hari atau keberhasilan pribadi mungkin dapat menambah popularitas, tanpa kompetensi yang mendalam, narsisme semata akan cepat ditinggalkan orang. “Narsis tanpa value lama-lama akan ditinggalkan orang,” tegas Riri. Di sisi lain, kompetensi yang kuat tanpa usaha untuk dikenal juga tidak baik untuk tujuan personal branding. Itulah sebabnya personal branding dibutuhkan untuk membawa nilai dan kompetensi seseorang ke hadapan publik.
Membangun Diri untuk dikenal dan Bermakna
Personal branding adalah tentang menampilkan diri kita secara otentik di hadapan publik, dengan cara yang menarik dan jujur. Riri Satria menggarisbawahi bahwa keberhasilan personal branding terletak pada kejujuran yang elegan, yang tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga mempertahankan kredibilitas kita di mata orang lain. Di era digital ini, personal branding bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan bagi siapa saja yang ingin menunjukkan eksistensi dan berkontribusi pada lingkungannya.
Dengan membangun personal branding yang baik, kita tidak hanya memperkenalkan diri kepada khalayak luas, tetapi juga membuka peluang untuk berjejaring, berkolaborasi, dan bahkan berbagi peran untuk hal-hal yang produktif dan bermanfaat bagi masyarakat. Inilah esensi dari personal branding—membangun diri kita yang dikenal tidak hanya karena popularitas, tetapi juga karena kompetensi dan dampak positif yang kita berikan pada dunia di sekitar kita.
Pendapat saya pun sejalan dengan Riri dalam melihat pentingnya personal branding sebagai cara efektif untuk menunjukkan eksistensi diri di masyarakat. Melalui personal branding yang tepat, seseorang dapat memperlihatkan kontribusi dan kompetensinya sehingga membuka peluang untuk menjalin jejaring, berkolaborasi, dan berbagi peran dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat. Di sinilah personal branding bisa memainkan peran penting dalam mendukung kesuksesan dan dampak positif seseorang.
Tidak hanya untuk profesional, personal branding juga bisa diterapkan oleh pelajar atau mahasiswa. Dengan mengelola profil media sosial yang edukatif dan inspiratif, misalnya, mereka bisa menunjukkan potensi yang dimiliki dan menarik perhatian untuk peluang-peluang di masa depan. Riri juga menekankan bahwa menjaga reputasi dan kredibilitas sebagai kunci utama. Dalam setiap konten atau kegiatan yang dipilih, seseorang perlu memastikan bahwa tindakan dan pernyataan mereka konsisten dengan nilai-nilai yang ingin ditampilkan. “Konsistensi adalah faktor penting dalam menjaga kepercayaan publik dan membangun brand yang kuat,” katanya.
Seiring dengan kemajuan teknologi, personal branding tidak lagi menjadi pilihan tetapi kebutuhan bagi siapa saja yang ingin berkembang di tengah pesatnya persaingan dan perubahan zaman. Dengan membangun personal branding yang baik, seseorang tidak hanya bisa memperkenalkan diri kepada publik, tetapi juga membuka peluang untuk memberikan dampak positif, baik di dunia profesional maupun sosial. Dalam dunia yang terus berubah, personal branding adalah investasi untuk masa depan yang lebih cerah dan produktif.
Pada akhirnya, personal branding memungkinkan kita untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri, baik di mata publik maupun secara pribadi. Dalam proses ini, setiap orang bisa berperan dan memberikan kontribusi bermanfaat untuk masyarakat yang lebih luas, menciptakan jejaring yang solid, dan berkolaborasi untuk tujuan-tujuan yang produktif.
Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan RI bidang Digital, Siber dan Ekonomi - Pakar Teknologi Digital - Pengamat Ekonomi Digital - Komisaris Utama Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS)/Pelindo Solusi Digital (PSD) - Founder dan CEO Value Alignment Advisory (VA2) - Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia - Pendiri Jagat Sastra Milenia & SastraMedia.com - Penyair & Penulis - Pencinta Kopi
Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering. Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir kritis […]
Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. Hari ini kita di […]
Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa Alaa atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]
Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]
Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]
Komunitas Jagat Sastra Milenia pada tanggal 10 Oktober 2024 mendatang merayakan Hari Ulang Tahun ke-4. Menyambut hari jadinya itu, Komunitas JSM mengundang penyair-penyair Indonesia mengirim puisi dan karya akan dibukukan. Ketua Komunitas JSM Riri Satria kepada majalahelipsis.com mengatakan, topik antologi puisi itu adalah “Dunia dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG) dalam Puisi.” “Tahun 1980, Lembaga Studi Pembangunan […]
Beri kuliah umum di hadapan 200 mahasiswa Unand, Riri Satria: Generasi Hari Ini Jangan Sampai Jadi Penonton Di Negara Sendiri. Mahasiswa harus jeli dan melek pada perubahan. Perubahan adalah suatu keniscayaan. Dalam menghadapi perubahan itu, ada yang pro dan ada pula yang kontra. “Semua, tentu, tergantung dari sudut pandang mereka. Yang menolak perubahan menurut mereka […]
INFO PEMUATAN KARYA SASTRAMEDIA.COM EDISI MINGGU: 12 Mei 2024 “Erotika Kualasimpang yang Ganjil tak Bertu(h)an” SAJAK Kualasimpang – Raudal Tanjung Banua https://www.sastramedia.com/…/kualasimpang-raudal… Tahun yang Ganjil – Arif Purnama Putra (Arif P. Putra) https://www.sastramedia.com/…/tahun-yang-ganjil-arif… CERPEN Daerah Tak Bertu(h)an – Fakhrunnas MA Jabbar https://www.sastramedia.com/…/daerah-tak-bertuhan… ESAI Erotika Sosial dalam Puisi-Puisi Aslan Abidin – Jusiman Dessirua […]
Menarik memahami makna pendidikan dalam budaya Minangkabau. Orang Minang memiliki banyak tempat belajar untuk hidupnya. “Sejatinya kita belajar dari berbagai tempat, yaitu sakola (sekolah), surau (masjid), galanggang (gelanggang), dan pasa (pasar). Di atas semua itu, kita harus mampu belajar dari semua yang ada di dalam, karena pepatah Minang mengatakan bahwa alam takambang jadi guru,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat dihubungi majalahelipsis.com terkait […]
Banyak hal baru bermunculan saat ini yang mungkin sebelumnya tidak terbayangkan oleh masyarakat banyak, misalnya algoritma bahkan yang artificial intelligence sudah menjadi bagian dari hidup sehari-hari. Selain itu, juga ada yang namanya cryptocurrency, dan sebagainya. “Tantangan terbesar untuk sukses memasuki era ekonomi digital dan melakukan tranformasi digital hari ini terletak pada diri kita sendiri, yaitu mengubah mindset. Tanpa growth mindset, kita akan sulit […]
Obrolan saya (narasumber) dengan Maudy Koesnaedi (host), soal penerapan immersive technology atau virtual reality untuk Museum, pada podcast Dinas Kebudayaan Jakarta