Riri Satria
KATEGORI
  • Teknologi dan Transformasi Digital
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Sastra (Puisi dan Esai)
  • Apa Kata Media?
  • Apa Kata Sahabat?
  • Mengolah Data Menjadi Karya Sastra: Pandangan Riri Satria tentang Cerpen dan Puisi

    BY 18 Sep 2024 Dilihat: 41 kali

    7detik.com - Sastra - Mengolah data menjadi karya budaya dan sastra adalah proses kreatif yang melibatkan kemampuan untuk melihat informasi dan pengalaman manusia secara mendalam.

    Menurut Riri Satria, pakar teknologi sekaligus penulis, data, baik berupa fakta, statistik, maupun pengalaman hidup—dapat menjadi bahan baku yang kaya untuk menciptakan karya sastra seperti cerpen dan puisi. Baginya, data bukan sekadar rangkaian informasi, tetapi potret kehidupan yang mengandung cerita, emosi, dan makna yang mendalam, yang bisa dipahami melalui kacamata sastra.
    Data sebagai Refleksi Realitas Kehidupan
    Riri Satria berpendapat bahwa data dalam pengertian yang luas menggambarkan pengalaman manusia. Data ini bisa berupa fenomena sosial, peristiwa sejarah, atau bahkan pengalaman pribadi yang diolah menjadi cerita atau puisi. "Setiap peristiwa dan fakta di dunia ini sebenarnya adalah data. Dan ketika data tersebut diolah dengan intuisi kreatif, ia dapat menjadi medium untuk mengekspresikan pengalaman batin manusia," ungkapnya.
    Sebagai contoh, peristiwa sejarah seperti perjuangan kemerdekaan, perkembangan budaya di suatu daerah, atau kehidupan sehari-hari masyarakat bisa dianggap sebagai data yang kaya akan nilai-nilai budaya. Ketika seorang penulis mampu menangkap esensi dari data tersebut dan mengolahnya menjadi cerita, ia telah berhasil mengangkat data menjadi karya sasrra yang bermakna.
    Dalam puisi, data ini sering kali diungkapkan melalui simbolisme dan metafora. Seorang penyair mungkin akan mengambil peristiwa kecil dalam kehidupan sehari-hari—seperti hujan yang turun atau percakapan singkat antara dua orang—dan mengubahnya menjadi representasi dari emosi yang lebih besar, seperti kesedihan, cinta, atau harapan. Riri Satria berpendapat bahwa dalam puisi, data menjadi sesuatu yang abstrak namun tetap menyimpan kedalaman makna.
    Proses Kreatif Mengolah Data
    Bagi Riri Satria, proses mengolah data menjadi karya sastra adalah proses yang membutuhkan pemahaman mendalam terhadap konteks dan esensi dari data tersebut. Data tidak bisa sekadar diubah menjadi cerita atau puisi tanpa ada refleksi mendalam. “Mengolah data menjadi karya sastra itu seperti memahat batu kasar menjadi patung yang indah. Ada proses yang panjang dan penuh pertimbangan, bahwa hidup dan menyusun sebuah karya seperti menyusun sebuah batu. Butuh keseimbangan agar tak mudah roboh bila dihantam ombak atau air” jelasnya.
    Dalam cerpen, misalnya, data yang diambil dari kehidupan nyata bisa diubah menjadi narasi yang menggambarkan dinamika karakter, konflik, dan latar yang kaya. Cerpen tidak hanya menceritakan kejadian, tetapi juga menggambarkan sisi-sisi kemanusiaan yang tersembunyi di balik fakta-fakta tersebut. Riri Satria mencontohkan bahwa kisah hidup seorang pekerja keras di desa yang berjuang melawan kemiskinan bisa diangkat menjadi cerpen yang menggugah, karena cerita itu membawa pembaca pada pemahaman yang lebih dalam tentang perjuangan hidup manusia.
    Sementara itu, dalam puisi, Bang Riri percaya bahwa data lebih sering kali diolah menjadi bentuk yang lebih ringkas dan emosional. Sebuah puisi bisa menggambarkan peristiwa besar dalam sejarah, tetapi disampaikan dalam bentuk metafora yang membuat pembaca merenung lebih dalam tentang makna di balik data tersebut. "Puisi memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan yang padat, tetapi sarat makna," elasnya. Puisi mampu merangkum pengalaman manusia dalam bentuk yang lebih esensial, tanpa kehilangan kompleksitas dari data asli.
    Mengubah Data Menjadi Karya Budaya
    Dalam konteks budaya, data yang dikumpulkan dari tradisi, adat istiadat, dan kehidupan masyarakat juga memiliki peran penting dalam membentuk karya sastra yang bernilai. Bang Riri Satria menggarisbawahi bahwa sastra tidak pernah lepas dari akar budayanya. Data tentang kebiasaan, kepercayaan, dan nilai-nilai masyarakat bisa diolah menjadi cerita atau puisi yang tidak hanya menggambarkan kehidupan individu, tetapi juga kehidupan suatu komunitas.
    Sebagai contoh, tradisi lisan dalam suatu budaya adalah bentuk data yang diwariskan dari generasi ke generasi. Tradisi ini mengandung cerita, legenda, dan mitos yang mencerminkan kepercayaan masyarakat. Ketika seorang penulis mengambil data ini dan mengolahnya menjadi cerpen atau puisi, ia tidak hanya menciptakan karya sastra, tetapi juga melestarikan warisan budaya tersebut.  Riri Saria menegaskan. Menurutnya karya sastra yang berhasil sering kali adalah karya yang bisa menggambarkan kondisi sosial-budaya masyarakat, karena sastra adalah cerminan dari realitas sosial yang ada.
    Selain itu, Riri Satria juga melihat bahwa dalam karya budaya, data yang diolah dengan baik dapat menjadi media untuk memperkuat identitas dan nilai-nilai setepa aau  local wosdim . Ia mencontohkan bagaimana cerita rakyat, sejarah daerah, atau mitologi bisa dijadikan landasan dalam karya sastra yang mengangkat identitas kebudayaan tertentu. Dengan demikian, karya sastra berfungsi sebagai jembatan antara data budaya dan nilai-nilai yang hidup di masyarakat.
    Data sebagai Inspirasi Karya Sastra
    Dari berbagai referensi saya menyimpulkan bahwa data itu bukan hanya sesuatu yang kaku, tetapi juga bisa menjadi sumber inspirasi tanpa batas. Data dari kehidupan sehari-hari, seperti interaksi manusia, konflik, atau pengalaman emosional, dapat diolah menjadi karya yang mencerminkan kehidupan secara keseluruhan.
    "Karya sastra yang baik adalah karya yang mampu menangkap dan merangkum data tentang kehidupan dengan cara yang membuat pembaca merenung dan melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda," tutur Riri Satria, yang rupanya sangta sepaham dengan pendapat itu.
    Dalam peralanan diskusi, saya sangat sependapat dengan Riri Saria yang berkali-kali menekankan bahwa kemampuan seorang penulis untuk mengolah data menjadi karya sastra tergantung pada sensitivitasnya terhadap pengalaman manusia. Ia percaya bahwa seorang penulis yang baik tidak hanya mampu membaca data, tetapi juga mampu merasakan dan mengolahnya menjadi karya yang memuat nilai estetika dan moral.
    Di mata Riri Satria yang memang menekuni dunia data science, data tidak hanya berfungsi sebagai faka mentah yang diproses secara teknis, tetapi juga sebagai ssuau yang dapat diolah menjadi karya sastra yang penuh makna. Baik dalam bentuk cerpen maupun puisi, data dapat menjadi medium yang menggambarkan kompleksitas kehidupan manusia dan budaya.
    Saya setuu dengan pendapanya yang rmenekankan bahwa mengolah data menjadi karya sastra adalah proses kreatif yang memerlukan pemahaman mendalam, empati, dan kemampuan untuk melihat makna di balik fakta-fakta.
    Terakhir, saya sependapat dengan Riri Saria bahwa data bukanlah sesuatu yang harus ditakuti atau dihindari oleh para penyair ataupun penulis sastra lainnya, tetapi justru harus dijadikan sumber inspirasi untuk menciptakan karya sastra yang mencerminkan realitas kehidupan dan budaya masyarakat, karena karya sastra lahir dari cara kita memandang dan mengolah dunia di sekitar kita.
    Penulis:
    Rissa Churria adalah pendidik, penyair, esais, pelukis, aktivis kemanusiaan, pemerhati masalah sosial budaya, pengurus Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), pengelola Rumah Baca Ceria (RBC) di Bekasi, anggota Penyair Perempuan Indonesia (PPI), saat ini tinggal di Bekasi, Jawa Barat, sudah menerbitkan 7 buku kumpulan puisi tunggal, 1 buku antologi kontempelasi, serta lebih dari 100 antologi bersama dengan para penyair lainnya, baik Indonesia maupun mancanegara. Rissa Churria adalah anggota tim digital dan siber di bawah pimpinan Riri Satria, di mana tugasnya menganalisis aspek kebudayaan dan kemanusiaan dari dunia digital dan siber.)

    Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan RI bidang Digital, Siber dan Ekonomi - Pakar Teknologi Digital - Pengamat Ekonomi Digital - Komisaris Utama Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS)/Pelindo Solusi Digital (PSD) - Founder dan CEO Value Alignment Advisory (VA2) - Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia - Pendiri Jagat Sastra Milenia & SastraMedia.com - Penyair & Penulis - Pencinta Kopi

    Konten Populer

    • Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering. Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir kritis […]

      May 27, 2024
    • Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. Hari ini kita di […]

      May 20, 2024
    • Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa Alaa atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]

      Apr 13, 2024
    • Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]

      Nov 14, 2021
    • Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]

      Jun 06, 2021
    • Komunitas Jagat Sastra Milenia pada tanggal 10 Oktober 2024 mendatang merayakan Hari Ulang Tahun ke-4. Menyambut hari jadinya itu, Komunitas JSM mengundang penyair-penyair Indonesia mengirim puisi dan karya akan dibukukan. Ketua Komunitas JSM Riri Satria kepada majalahelipsis.com mengatakan, topik antologi puisi itu adalah “Dunia dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG) dalam Puisi.” “Tahun 1980, Lembaga Studi Pembangunan […]

      May 03, 2024
    • Beri kuliah umum di hadapan 200 mahasiswa Unand, Riri Satria: Generasi Hari Ini Jangan Sampai Jadi Penonton Di Negara Sendiri. Mahasiswa harus jeli dan melek pada perubahan. Perubahan adalah suatu keniscayaan. Dalam menghadapi perubahan itu, ada yang pro dan ada pula yang kontra. “Semua, tentu, tergantung dari sudut pandang mereka. Yang menolak perubahan menurut mereka […]

      May 15, 2024
    • INFO PEMUATAN KARYA SASTRAMEDIA.COM EDISI MINGGU: 12 Mei 2024 “Erotika Kualasimpang yang Ganjil tak Bertu(h)an” SAJAK Kualasimpang – Raudal Tanjung Banua https://www.sastramedia.com/…/kualasimpang-raudal…   Tahun yang Ganjil – Arif Purnama Putra (Arif P. Putra) https://www.sastramedia.com/…/tahun-yang-ganjil-arif…   CERPEN Daerah Tak Bertu(h)an – Fakhrunnas MA Jabbar https://www.sastramedia.com/…/daerah-tak-bertuhan…   ESAI Erotika Sosial dalam Puisi-Puisi Aslan Abidin – Jusiman Dessirua […]

      May 12, 2024
    • Menarik memahami makna pendidikan dalam budaya Minangkabau. Orang Minang memiliki banyak tempat belajar untuk hidupnya. “Sejatinya kita belajar dari berbagai tempat, yaitu sakola (sekolah), surau (masjid), galanggang (gelanggang), dan pasa (pasar). Di atas semua itu, kita harus mampu belajar dari semua yang ada di dalam, karena pepatah Minang mengatakan bahwa alam takambang jadi guru,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat dihubungi majalahelipsis.com terkait […]

      May 03, 2024
    • Banyak hal baru bermunculan saat ini yang mungkin sebelumnya tidak terbayangkan oleh masyarakat banyak, misalnya algoritma bahkan yang artificial intelligence sudah menjadi bagian dari hidup sehari-hari. Selain itu, juga ada yang namanya cryptocurrency, dan sebagainya. “Tantangan terbesar untuk sukses memasuki era ekonomi digital dan melakukan tranformasi digital hari ini terletak pada diri kita sendiri, yaitu mengubah mindset. Tanpa growth mindset, kita akan sulit […]

      Sep 03, 2022

    POJOK PODCAST

    Obrolan saya (narasumber) dengan Maudy Koesnaedi (host), soal penerapan immersive technology atau virtual reality untuk Museum, pada podcast Dinas Kebudayaan Jakarta 👍🥰☕

    video
    play-sharp-fill


    Podcast Selengkapnya klik disini...

    RECENT EVENT

    Dewan Komisaris dan Direksi ILCS melaksanakan Kunjungan Kerja ke Pelabuhan Tanjung Wangi

    Hide picture