Riri Satria
KATEGORI
  • Teknologi dan Transformasi Digital
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Sastra (Puisi dan Esai)
  • Apa Kata Media?
  • Apa Kata Sahabat?
  • Essay – Algoritma dan Puisi di Mata Riri Satria

    BY 16 Jul 2024 Dilihat: 52 kali

    ADAKAH kesamaan antara algoritma dan puisi?

    Saya menemukan sebuah kutipan yang ditulis oleh Riri Satria dalam buku puisinya Winter in Paris (2017) serta Metaverse (2022)?

    Bagi saya, matematika, alogaritma, serta program komputer, memiliki satu kesamaan dengan puisi.

    Bagi saya ini adalah ayat yang penting sebagai bahan tadabur dan tafakur.

    Saya mungkin sudah puluhan kali mendengar kalimat tersebut dari sag penulis, Riri Satria, namun saya tidak dapat membayangkan apa yang dimaksud dengan kalimat itu.

    Gelitik penasaran saya bertambah ketika ada deret puisi terlintas dalam kotak pandora algoritma.

    Kalau bersentuh dengan dahsyatnya puisi, saya tentu paham, karena itu adalah dunia saya sehari-hari.

    Namun algoritma?

    Entahlah, dunia yang baru saya masuki, sedikit demi sedikit berkesempatan untuk mempelajari.

    Allah memperjalankan dan memberi peran saat ini, di bidang ini.

    Dari berbagai referensi saya menyimpulkan bahwa algoritma adalah sekumpulan instruksi terbatas yang dilakukan dalam urutan tertentu untuk melakukan tugas yang spesifik.

    Algoritma sendiri telah ada sejak abad kesembilan yang pertama kali dibuat oleh seorang ahli matematika yaitu Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi atau biasa dikenal sebagai Muhammad Al-Khawarizmi.

    Kata “algoritma” sendiri berasal nama si ahli matematika tersebut, yaitu “Al-Khawarizmi” yang dalam aksen Barat dibaca “Algoritma”.

    Lebih jauh ternyata algoritma tidak hanya digunakan untuk menyelesaikan masalah pada komputer melalui proises pemrograman, tetapi juga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

    Semua proses atau langkah prosedural biasanya memerlukan algoritma.

    Masalah dapat dipecahkan secara sistematis dengan menggunakan algoritma karena kita tahu langkah-langkah logis yang harus dijalan tahap demi tahap.

    Pada suatu kesempatan saya menemani Riri Satria ketika menjadi narasumber pada sebuah seminar mengenai cyber security atau keamanan siber.

    Saya menyimak penjelasan apa yang sesugguhnya terjadi dengan Pusat Data Nasional (PDN) yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI.

    Penjelasan yang saya dengar PDN diserang hacker menggunakan ransomware.

    Data strategis nasional dikunci atau dikasih enkripsi sehingga tidak dapat diakses dan si hacker meminta tebusan Rp. 131 Miliar. Wow fantastis!

    Namun yang menarik perhatian saya adalah ketika Riri Satria menjelaskan salah satu teknik hacking yang disebut SQL Injection.

    Ini adalah dengan cara menyusupkan potongan-potongan program ke dalam lalu lintas data di dunia siber lalu masuk ke dalam server yang menjadi target.

    Algoritma SQL Injection ini banyak wujudnya, tergantung apa yang menjadi tujuan.

    Ini adalah teknik untuk membuka pintu masuk ke dalam sebuah sistem komputer.

    Ternyata algoritma dalam wujud potongan-potongan program pada SQL Injection ini mirip sekali dengan puisi.

    Simbol-simbolnya memang sederhana, bahkan lebih sederhana dibanding bahasa alami manusia atau natural language.

    Rupanya inilah yang dipergunakan sebagai pintu masuk untuk membobol server yang menjadi target.

    Rupanya ini yang dimaksud oleh Riri Satria, di mana algoritma dalam wujud potongan-potongan program dengan simbol sederhana itu ternyata tidak sesederhana itu dampaknya.

    Itu mampu menciptakan geger nasional, dengan menyerang PDN, dan ternyata dahsyat sekali dampak dari algoritma dan program komputer itu.

    Sekedar referensi, Riri Satria adalah seorang pakar digital sekaligus dosen untuk bidang ilmu komputer dan transformasi digital.

    Di samping itu dia adalah seorang pencinta puisi yang sudah menerbitkan beberapa buku kumpulan puisi serta buku kumpulan esai.

    Jadi Riri Satria memang berada di dua dunia, yaitu dunia ilmu komputer atau digital serta dunia puisi atau sastra pada umumnya.

    Saya paham betapa dahsyatnya puisi sederhana seperti teks Sumpah Pemuda tahun 1928.

    Teks itu sanggup menggugah dan membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan pemuda untuk membawa Indonesia Merdeka tahun 1945.

    Ternyata tak kalah dahsyatnya algoritma, mampu melumpuhkan PDN, menciptakan geger nasional, dan melumpuhkan sebagian aktivitas di pemerintahan.

    Algoritma dan puisi, keduanya menggunakan simbol-simbol sederhana, namun punya daya ledak yang dahsyat luar biasa!

    Jadi apakah kesamaan algoritma dan puisi di mata seorang Riri Satria?

    Pertama, sama-sama berbentuk potongan-potongan kalimat pendek atau kalimat tidak lengkap.

    Kedua, menggunakan simbol-simbol yang sederhana seperti huruf, angka, serta tanda baca lainnya.

    Ketiga, memiliki dampak yang dahsyat seperti efek sayap kupu-kupu atau butterfly effect, di mana perubahan kecil pada simbol dapat memberikan dampak perubahan yang besar.

    Keempat, sama-sama “menyampaikan pesan”, di mana puisi menyampaikan pesan batin dan juga penalaran, sementara algoritma menyampaikan pesan alam wujud systems thinking.

    Jadi saya paham sekarang, apa yang dimaksud oleh pakar digital sekaligus penyair Riri Satria dengan quote pada awal tulisan ini, matematika, algoritma, serta program komputer, memiliki satu kesamaan dengan puisi.

    Yaitu sama-sama merepresentasikan fenomena yang kompleks dengan simbol-simbol yang sederhana.

    Oleh: Rissa Churria

    Sumber : Suara Merdeka

    Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan RI bidang Digital, Siber dan Ekonomi - Pakar Teknologi Digital - Pengamat Ekonomi Digital - Komisaris Utama Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS)/Pelindo Solusi Digital (PSD) - Founder dan CEO Value Alignment Advisory (VA2) - Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia - Pendiri Jagat Sastra Milenia & SastraMedia.com - Penyair & Penulis - Pencinta Kopi

    Konten Populer

    • Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering. Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir kritis […]

      May 27, 2024
    • Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. Hari ini kita di […]

      May 20, 2024
    • Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa Alaa atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]

      Apr 13, 2024
    • Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]

      Nov 14, 2021
    • Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]

      Jun 06, 2021
    • Komunitas Jagat Sastra Milenia pada tanggal 10 Oktober 2024 mendatang merayakan Hari Ulang Tahun ke-4. Menyambut hari jadinya itu, Komunitas JSM mengundang penyair-penyair Indonesia mengirim puisi dan karya akan dibukukan. Ketua Komunitas JSM Riri Satria kepada majalahelipsis.com mengatakan, topik antologi puisi itu adalah “Dunia dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG) dalam Puisi.” “Tahun 1980, Lembaga Studi Pembangunan […]

      May 03, 2024
    • Beri kuliah umum di hadapan 200 mahasiswa Unand, Riri Satria: Generasi Hari Ini Jangan Sampai Jadi Penonton Di Negara Sendiri. Mahasiswa harus jeli dan melek pada perubahan. Perubahan adalah suatu keniscayaan. Dalam menghadapi perubahan itu, ada yang pro dan ada pula yang kontra. “Semua, tentu, tergantung dari sudut pandang mereka. Yang menolak perubahan menurut mereka […]

      May 15, 2024
    • INFO PEMUATAN KARYA SASTRAMEDIA.COM EDISI MINGGU: 12 Mei 2024 “Erotika Kualasimpang yang Ganjil tak Bertu(h)an” SAJAK Kualasimpang – Raudal Tanjung Banua https://www.sastramedia.com/…/kualasimpang-raudal…   Tahun yang Ganjil – Arif Purnama Putra (Arif P. Putra) https://www.sastramedia.com/…/tahun-yang-ganjil-arif…   CERPEN Daerah Tak Bertu(h)an – Fakhrunnas MA Jabbar https://www.sastramedia.com/…/daerah-tak-bertuhan…   ESAI Erotika Sosial dalam Puisi-Puisi Aslan Abidin – Jusiman Dessirua […]

      May 12, 2024
    • Menarik memahami makna pendidikan dalam budaya Minangkabau. Orang Minang memiliki banyak tempat belajar untuk hidupnya. “Sejatinya kita belajar dari berbagai tempat, yaitu sakola (sekolah), surau (masjid), galanggang (gelanggang), dan pasa (pasar). Di atas semua itu, kita harus mampu belajar dari semua yang ada di dalam, karena pepatah Minang mengatakan bahwa alam takambang jadi guru,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat dihubungi majalahelipsis.com terkait […]

      May 03, 2024
    • Banyak hal baru bermunculan saat ini yang mungkin sebelumnya tidak terbayangkan oleh masyarakat banyak, misalnya algoritma bahkan yang artificial intelligence sudah menjadi bagian dari hidup sehari-hari. Selain itu, juga ada yang namanya cryptocurrency, dan sebagainya. “Tantangan terbesar untuk sukses memasuki era ekonomi digital dan melakukan tranformasi digital hari ini terletak pada diri kita sendiri, yaitu mengubah mindset. Tanpa growth mindset, kita akan sulit […]

      Sep 03, 2022

    POJOK PODCAST

    Obrolan saya (narasumber) dengan Maudy Koesnaedi (host), soal penerapan immersive technology atau virtual reality untuk Museum, pada podcast Dinas Kebudayaan Jakarta 👍🥰☕

    video
    play-sharp-fill


    Podcast Selengkapnya klik disini...

    RECENT EVENT

    Dewan Komisaris dan Direksi ILCS melaksanakan Kunjungan Kerja ke Pelabuhan Tanjung Wangi

    Hide picture