Riri Satria
KATEGORI
  • Teknologi dan Transformasi Digital
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Sastra (Puisi dan Esai)
  • Apa Kata Media?
  • Apa Kata Sahabat?
  • Menghadapi Era Industri 5.0: Bagaimana Membangun Keunggulan Kompetitif Sejak Masih Menjadi Mahasiswa?

    BY 12 May 2024 Dilihat: 106 kali

    Mahasiswa harus jeli dan melek pada perubahan. Perubahan adalah suatu keniscayaan. Dalam menghadapi perubahan itu, ada yang pro dan ada pula yang kontra.

    “Semua, tentu, tergantung dari sudut pandang mereka. Yang menolak perubahan menurut mereka perubahan sebuah ancaman, yang menerima perubahan, perubahan adalah sebuah peluang,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat memberikan Kuliah Umum di hadapan 200-an mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas serta beberapa dosen di kampus Unand, Kota Padang, Senin (13/5/2024).

    Kuliah umum atas kerja sama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas (FEB Unand), Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (IKAFE Unand), serta Econand Business Consultant itu, secara khusus mengundang Riri Satria untuk memberikan pandangan-pandangannya seputar topik “Menghadapi Era Industri 5.0: Bagaimana Membangun Keunggulan Kompetitif Sejak Masih Menjadi Mahasiswa?

    Riri Satria yang juga Komisaris Utama Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS)/Pelindo Solusi Digital (PSD) lebih lanjut mengatakan, perubahan pada manusia mulai terjadi sejak evolusi peradaban dari masyarakat berburu (society 1.0), masyarakat bertanam (society 2.0), masyarakat industri (society 3.0), masyarakat digital (society 4.0), dan masyarakat cerdas (society 5.0).


    “Revolusi industri itu terus berkembang seiring pergantian masa dan pertukaran waktu, dan hari ini orang-orang sudah bersentuhan dengan artificial intellegencia atau kecerdasan buatan,” kata mantan aktivis kampus dan Sekretaris Jenderal Pertama Ikatan Mahasiswa Ilmu Komputer dan Informatika se-Indonesia (1991–1992) ini.

    Bertumbuh pesatnya teknologi itu, Riri Satria mengingatkan tentang kompetisi apa yang harus disiapkan sejak menjadi mahasiswa supaya kompetitif di masa depan. Dia mewanti-wanti jangan sampai generasi hari ini menjadi penonton di negaranya sendiri.

    “Langkah pertama yang harus disiapkan adalah membangun growth mindset, dalam hal ini termasuk mengoptimalkan high order thinking skills (HOTS). HOTS tindak lanjut dari kemampuan low order thinking skills (LOTS), sehingga seorang mahasiswa mampu melakukan analisyng, evaluating, dan creating. Jadi, tidak sebatas remembering, understanding, dan applying saja,” papar Riri Satria.

    Di samping itu, mahasiswa harus kompeten dan memiliki daya saing. Maksudnya, kompeten dalam bidangnya masing-masing, mampu bersaing secara global, serta mampu menganalisis dan memecahkan masalah.


    “Orientasi berpikirnya harus pada upaya memecahkan masalah, bukan menjadi sumber masalah,” ujar Riri Satria.

    Tidak hanya itu, seorang mahasiswa kompetitif juga harus mampu membaca data dan menganalisis data, berpikir kreatif, dan inovatif. Orientasi berpikirnya menemukan cara-cara baru, berani keluar dari pakem yang lama.

    “Termasuk di dalamnya kemampuan berpikir kritis. Orientasi berpikir kritis, yaitu kritis terhadap pikiran, gagasan, keputusan, kebijakan, bahkan hasil penelitian, dan sebagainya. Tujuannya untuk mencari yang terbaik dan terus melakukan continuous improvements,” ungkap Riri Satria.

    Ditambahkannya, pentingnya juga bagi mahasiswa memahami ekosistem digital dengan memanfaatkan fitur-fiturnya untuk memudahkan pekerjaan maupun keperluan lainnya, serta terus mengikuti perkembangan teknologi yang dari waktu ke waktu terus tumbuh dan berkembang.


    Selain itu, agar tidak tersisih dari pergaulan global, kita harus mampu membangun jaringan pertemanan seluas mungkin. Dengan demikian akan terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan, kolaborasi dalam mengerjakan berbagai urusan, serta saling memahami perbedaan,” katanya.

    Di sesi akhir kuliah umumnya Riri Satria membacakan puisi karyanya berjudul “Perubahan”. Pada puisi itu Riri menyampaikan bahwa orang-orang yang menolak perubahan lebih menganggap perubahan sebagai sebuah ancaman, entah itu ancaman eksistensi, atau lainnya.

    “Mereka mungkin sudah mapan dalam zona nyaman, mereka memberi label bencana terhadap perubahan. Ada 1001 alasan mereka menolak perubahan,” ujar Riri Satria.

    Meski banyak yang menolak perubahan, tambah Riri, tak sedikit yang menerima perubahan. Mereka menciptakan perubahan dan membuat dunia tercengang.

    “Mereka membentuk peradaban. Mereka menginginkan dunia menjadi lebih baik. Mereka tampil dengan ide-ide cemerlang,” tambah Riri dalam puisi itu.

    Sumber : Majalah Elipsis

    Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan RI bidang Digital, Siber dan Ekonomi - Pakar Teknologi Digital - Pengamat Ekonomi Digital - Komisaris Utama Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS)/Pelindo Solusi Digital (PSD) - Founder dan CEO Value Alignment Advisory (VA2) - Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia - Pendiri Jagat Sastra Milenia & SastraMedia.com - Penyair & Penulis - Pencinta Kopi

    Konten Populer

    • Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering. Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir kritis […]

      May 27, 2024
    • Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. Hari ini kita di […]

      May 20, 2024
    • Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa Alaa atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]

      Apr 13, 2024
    • Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]

      Nov 14, 2021
    • Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]

      Jun 06, 2021
    • Komunitas Jagat Sastra Milenia pada tanggal 10 Oktober 2024 mendatang merayakan Hari Ulang Tahun ke-4. Menyambut hari jadinya itu, Komunitas JSM mengundang penyair-penyair Indonesia mengirim puisi dan karya akan dibukukan. Ketua Komunitas JSM Riri Satria kepada majalahelipsis.com mengatakan, topik antologi puisi itu adalah “Dunia dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG) dalam Puisi.” “Tahun 1980, Lembaga Studi Pembangunan […]

      May 03, 2024
    • Beri kuliah umum di hadapan 200 mahasiswa Unand, Riri Satria: Generasi Hari Ini Jangan Sampai Jadi Penonton Di Negara Sendiri. Mahasiswa harus jeli dan melek pada perubahan. Perubahan adalah suatu keniscayaan. Dalam menghadapi perubahan itu, ada yang pro dan ada pula yang kontra. “Semua, tentu, tergantung dari sudut pandang mereka. Yang menolak perubahan menurut mereka […]

      May 15, 2024
    • INFO PEMUATAN KARYA SASTRAMEDIA.COM EDISI MINGGU: 12 Mei 2024 “Erotika Kualasimpang yang Ganjil tak Bertu(h)an” SAJAK Kualasimpang – Raudal Tanjung Banua https://www.sastramedia.com/…/kualasimpang-raudal…   Tahun yang Ganjil – Arif Purnama Putra (Arif P. Putra) https://www.sastramedia.com/…/tahun-yang-ganjil-arif…   CERPEN Daerah Tak Bertu(h)an – Fakhrunnas MA Jabbar https://www.sastramedia.com/…/daerah-tak-bertuhan…   ESAI Erotika Sosial dalam Puisi-Puisi Aslan Abidin – Jusiman Dessirua […]

      May 12, 2024
    • Menarik memahami makna pendidikan dalam budaya Minangkabau. Orang Minang memiliki banyak tempat belajar untuk hidupnya. “Sejatinya kita belajar dari berbagai tempat, yaitu sakola (sekolah), surau (masjid), galanggang (gelanggang), dan pasa (pasar). Di atas semua itu, kita harus mampu belajar dari semua yang ada di dalam, karena pepatah Minang mengatakan bahwa alam takambang jadi guru,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat dihubungi majalahelipsis.com terkait […]

      May 03, 2024
    • Banyak hal baru bermunculan saat ini yang mungkin sebelumnya tidak terbayangkan oleh masyarakat banyak, misalnya algoritma bahkan yang artificial intelligence sudah menjadi bagian dari hidup sehari-hari. Selain itu, juga ada yang namanya cryptocurrency, dan sebagainya. “Tantangan terbesar untuk sukses memasuki era ekonomi digital dan melakukan tranformasi digital hari ini terletak pada diri kita sendiri, yaitu mengubah mindset. Tanpa growth mindset, kita akan sulit […]

      Sep 03, 2022

    POJOK PODCAST

    Obrolan saya (narasumber) dengan Maudy Koesnaedi (host), soal penerapan immersive technology atau virtual reality untuk Museum, pada podcast Dinas Kebudayaan Jakarta 👍🥰☕

    video
    play-sharp-fill


    Podcast Selengkapnya klik disini...

    RECENT EVENT

    Dewan Komisaris dan Direksi ILCS melaksanakan Kunjungan Kerja ke Pelabuhan Tanjung Wangi

    Hide picture