Riri Satria Lecturer - Researcher - Poetry & Coffee Lover
Banyak hal baru bermunculan saat ini yang mungkin sebelumnya tidak terbayangkan oleh masyarakat banyak, misalnya algoritma bahkan yang artificial intelligence sudah menjadi bagian dari hidup sehari-hari. Selain itu, juga ada yang namanya cryptocurrency, dan sebagainya.
“Tantangan terbesar untuk sukses memasuki era ekonomi digital dan melakukan tranformasi digital hari ini terletak pada diri kita sendiri, yaitu mengubah mindset. Tanpa growth mindset, kita akan sulit beradaptasi, apalagi melakukan transformasi serta berinovasi,” ujar Pengamat Ekonomi Digital, Riri Satria, pada International Seminar on the Power of Creativity and Innovation for Digital Transformation dalam rangka Dies Natalis ke-55 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, di Denpasar, Bali, Kamis (1/9) lalu.
Riri Satria yang juga dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia dan Komisaris PT Jakarta International Container Terminal ini menjelaskan, tantangan kedua adalah perilaku sosial, yaitu high touch high tech, bagaimana menyeimbangkan keberadaan teknologi tinggi (high touch) dengan sentuhan manusiawi yang tinggi (high touch).
“Tantangan ketiga terkait kedaulatan, kita tidak boleh menjadi penonton di negara kita sendiri dalam era digital atau masyarakat cerdas 5.0 ini. Kita punya bonus demografi yang besar dan kita harus jadi tuan rumah di negeri sendiri,” ungkapnya.
Dipaparkan Riri, tantangan keempat terkait dengan peran negara, yaitu membuat regulasi yang baik serta mempercepat pembangunan daerah tertinggal supaya tidak terjadi kesenjangan yang tinggi.
“Kita harus mampu menghadapi semua tantangan itu agar percepatan transformasi digital di negara Indonesia ini dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan apa yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo tanggal 3 Agustus 2020 tentang lima langkah percepatan transformasi digital Indonesia,” jelas Riri.
Menurut Riri, Kemkominfo RI sudah menyelesaikan Peta Jalan Indonesia Digital 2021—2024 sebagai tindak lanjut dari amanat Presiden tersebut, serta merupakan pedoman strategis untuk memfasilitasi transformasi digital Indonesia di empat sektor strategis, yaitu infrastruktur digital, pemerintahan digital, ekonomi digital, dan masyarakat digital. Namun, untuk mampu menjalankan semua itu dengan baik, maka segala tantangan tadi harus dibereskan.
Ketika seorang peserta seminar bertanya mungkinkah masyarakat Indonesia mampu dan sukses memasuki era ekonomi digital dan melakukan transformasi digital dengan baik, Riri secara lugas menjawab bahwa pertanyaan itu tidaklah relevan, karena ada kesan meragukan kemampuan diri sendiri.
“Justru kita harus membangun strategi, mempersiapkan sumber daya dan berjuang sekuat tenaga agar kita berhasil dan sukses. Jadi, mindset-nya digeser, tidak mempertanyakan yang penuh nuansa keraguan, melainkan memikirkan strategi yang cocok atau paling mungkin untuk dieksekusi supaya kita sukses memasuki era digital dan melakukan transformasi digital,” timpal Riri.
Riri yang juga anggota Dewan Juri pada Indonesia Digital Culture Excellence Award 2022 ini menjelaskan bahwa pada tingkat perusahaan atau organisasi mana pun, transformasi digital itu bukanlah semata isu teknologi, namun mencakup setidaknya enam bidang strategis, yaitu strategi dan model bisnis, struktur organisasi dan proses bisnis, teknologi digital yang tepat guna, tata kelola teknologi yang baik, SDM dengan talenta digital, serta membangun budaya digital pada organisasi.
“Tranformasi digital berarti melakukan kegiatan yang komprehensif terhadap semua bidang tersebut,” tambah Riri.
Acara International Seminar on the Power of Creativity and Innovation for Digital Transformation itu dilaksanakan dalam rangka Dies Natalis ke-55 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Udayana, dibuka secara resmi oleh Dekan FEB Udayana, Agoes Ganesha Rahyuda, S.E., M.T., PhD.
Agoes Ganesha mengatakan, dengan menyelenggarakan seminar ini saat peringatan Dies Natalis menunjukkan bahwa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana siap untuk mendidik anak bangsa agar mampu memasuki era digital dengan kemampuan kreativitas dan inovasi yang tinggi untuk melakukan transformasi digital.
Selain Riri Satria, pembicara lainnya adalah Dr. Paul Harrigan, Associate Professor University of Western Australia, serta I Gede Putu Rahman Desyanta, Founder dan CEO Bali Online Asset, sebuah perusahaan yang menggeluti teknologi blockchain dan membangun gerakan Bali sebagai pusat riset dan bisnis bidang itu di Indonesia. Acara seminar dipandu Dr. I Putu Agus Ardiana, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
Sementara itu, sejalan dengan Riri Satria, Putu Rahman Desyanta juga menyampaikan kekhawatirannya jika anak-anak muda Indonesia tidak siap, maka bangsa Indonesia akan menjadi penonton di negara sendiri. Dia menyampaikan bahwa kata kunci utama saat ini adalah belajar karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti blockchain begitu cepatnya, maka supaya tidak tertinggal tidak ada tindakan lain selain harus terus belajar dan belajar.
Pada akhir seminar, Riri Satria yang juga dikenal sebagai penyair ini membacakan sebuah puisi yang isinya empat sikap manusia dalam menyikapi perubahan, yaitu tidak tahu adanya perubahan, hanya menonton perubahan, mampu mengikuti perubahan dan beradaptasi, serta yang menciptakan perubahan.
Sumber : Majalah Elipsis
Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan RI bidang Digital, Siber dan Ekonomi - Pakar Teknologi Digital - Pengamat Ekonomi Digital - Komisaris Utama Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS)/Pelindo Solusi Digital (PSD) - Founder dan CEO Value Alignment Advisory (VA2) - Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia - Pendiri Jagat Sastra Milenia & SastraMedia.com - Penyair & Penulis - Pencinta Kopi
Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering. Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir kritis […]
Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. Hari ini kita di […]
Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa Alaa atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]
Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]
Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]
Komunitas Jagat Sastra Milenia pada tanggal 10 Oktober 2024 mendatang merayakan Hari Ulang Tahun ke-4. Menyambut hari jadinya itu, Komunitas JSM mengundang penyair-penyair Indonesia mengirim puisi dan karya akan dibukukan. Ketua Komunitas JSM Riri Satria kepada majalahelipsis.com mengatakan, topik antologi puisi itu adalah “Dunia dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG) dalam Puisi.” “Tahun 1980, Lembaga Studi Pembangunan […]
Beri kuliah umum di hadapan 200 mahasiswa Unand, Riri Satria: Generasi Hari Ini Jangan Sampai Jadi Penonton Di Negara Sendiri. Mahasiswa harus jeli dan melek pada perubahan. Perubahan adalah suatu keniscayaan. Dalam menghadapi perubahan itu, ada yang pro dan ada pula yang kontra. “Semua, tentu, tergantung dari sudut pandang mereka. Yang menolak perubahan menurut mereka […]
INFO PEMUATAN KARYA SASTRAMEDIA.COM EDISI MINGGU: 12 Mei 2024 “Erotika Kualasimpang yang Ganjil tak Bertu(h)an” SAJAK Kualasimpang – Raudal Tanjung Banua https://www.sastramedia.com/…/kualasimpang-raudal… Tahun yang Ganjil – Arif Purnama Putra (Arif P. Putra) https://www.sastramedia.com/…/tahun-yang-ganjil-arif… CERPEN Daerah Tak Bertu(h)an – Fakhrunnas MA Jabbar https://www.sastramedia.com/…/daerah-tak-bertuhan… ESAI Erotika Sosial dalam Puisi-Puisi Aslan Abidin – Jusiman Dessirua […]
Menarik memahami makna pendidikan dalam budaya Minangkabau. Orang Minang memiliki banyak tempat belajar untuk hidupnya. “Sejatinya kita belajar dari berbagai tempat, yaitu sakola (sekolah), surau (masjid), galanggang (gelanggang), dan pasa (pasar). Di atas semua itu, kita harus mampu belajar dari semua yang ada di dalam, karena pepatah Minang mengatakan bahwa alam takambang jadi guru,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat dihubungi majalahelipsis.com terkait […]
Banyak hal baru bermunculan saat ini yang mungkin sebelumnya tidak terbayangkan oleh masyarakat banyak, misalnya algoritma bahkan yang artificial intelligence sudah menjadi bagian dari hidup sehari-hari. Selain itu, juga ada yang namanya cryptocurrency, dan sebagainya. “Tantangan terbesar untuk sukses memasuki era ekonomi digital dan melakukan tranformasi digital hari ini terletak pada diri kita sendiri, yaitu mengubah mindset. Tanpa growth mindset, kita akan sulit […]
Obrolan saya (narasumber) dengan Maudy Koesnaedi (host), soal penerapan immersive technology atau virtual reality untuk Museum, pada podcast Dinas Kebudayaan Jakarta