Riri Satria
KATEGORI
  • Teknologi dan Transformasi Digital
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Sastra (Puisi dan Esai)
  • Apa Kata Media?
  • Apa Kata Sahabat?
  • Komunitas Jagat Sastra Milenia Luncurkan Buku “Lima Titik Nol: Masyarakat Cerdas Dalam Puisi

    BY 28 Mar 2022 Dilihat: 122 kali

    Komunitas Jagat Sastra Milenia meluncurkan buku antologi puisi Lima Titik Nol: Masyarakat Cerdas dalam Puisi yang memuat 165 puisi dari 70 penyair dari berbagai kota di Indonesia, Ahad (27/3).

    Acara peluncuran buku itu dilaksanakan secara daring dengan host berada di BlueSky Hotel Raden Saleh, Jakarta.

    Ketua Jagat Sastra Milenia, Riri Satria, dalam sambutannya mengatakan, ide membuat buku itu lahir dalam beberapa kali diskusi internal di komunitas Jagat Sastra Milenia maupun di berbagai forum diskusi tentang sastra yang membahas bagaimana sastra mampu mengikuti perkembangan peradaban.

    Ia menyebut, topik yang hampir sama juga menjadi tema perayaan puncak Hari Puisi Indonesia tahun 2021 lalu, di mana Jagat Sastra Milenia ikut mendukung Yayasan Hari Puisi untuk menyelenggarakan acara tersebut, terutama terkait dengan seminar.

    “Puisi adalah bagian dari dunia sastra, dan sastra adalah sesuatu yang besar. Ada hadiah Nobel untuk sastra, sama dengan ilmu Fisika, ilmu Kedokteran, ilmu Ekonomi, dan sebagainya. Betapa terhormatnya posisi sastra dalam peradaban manusia,” ujar Riri Satria kepada elipsis, Senin (28/3).

    Menurut Riri Satria, sastra sejajar dengan ilmu pengetahuan atau sains yang membentuk peradaban manusia. Dengan demikian puisi beserta karya sastra lainnya adalah karya intelektual yang mengawal bahkan ikut serta membentuk peradaban.

    “Jadi, tidak berlebihan dan tidak salah jika puisi juga perlu memotret masyarakat cerdas 5.0 melalui tangan dan pikiran para penyair, supaya perkembangan teknologi yang membentuk masyarakat cerdas 5.0 tidak kebablasan dan mengikis nilai-nilai kemanusiaan kita. Puisi menjaga kita tetap memiliki nurasi kemanusiaan dalam kepungan teknologi,” paparnya.

    Lebih lanjut Riri Satria menjelaskan, banyak yang mengatakan dengan perkembangan teknologi digital dan siber saat ini, aspek-aspek kemanusiaan mulai memudar. Ini diamini banyak pakar dan budayawan. Namun, Chris Skinner—penulis buku Digital Human–memandangnya dari sisi lain, di mana aspek kemanusiaan tidak memudar, tetapi bertransformasi menuju fourth revolution of humanity yang dikenal dengan istilah digital human.

    “Chris Skinner memisahkan dua hal, yaitu antara nilai-nilai dasar kemanusiaan serta aspek-aspek teknis dalam kehidupan. Nah, nilai-nilai dasar seperti cinta kasih, kebersamaan, dan sebagainya, tidak akan hilang. Namun, wujud teknisnya sehari-hari itulah yang mengalami perubahan,” ungkapnya.

    Puisi Tetap Diperlukan

    Pada acara peluncuran buku tersebut juga diselenggarakan diskusi yang dipandu perempuan penyair Indonesia, Emi Suy, yang juga redaktur Sastramedia.com dengan narasumber Prof. Teddy Mantoro, guru besar Ilmu Komputer Universitas Sampoerna, serta Riri Satria, pengamat ekonomi digital yang juga dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia dan ketua Jagat Sastra Milenia.

    Keduanya walaupun merupakan pakar di bidang ilmu komputer dan teknologi digital, juga pencinta bahkan penulis puisi.

    Ada dua kesimpulan penting dalam diskusi tersebut. Pertama, puisi akan tetap diperlukan, karena sesungguhnya manusia memahami semesta melalui dua penalaran, yaitu penalaran secara ilmiah serta penalaran secara batiniah atau rasa. Penalaran ilmiah dilakukan melalui ilmu pengetahuan, sementara penalaran batiniah melalui seni, termasuk puisi.

    “Sejalan dengan pemikiran Chris Skinner, maka puisi dapat menjadi salah satu pengawal fourth revolution of humanity atau digital human tersebut melalui proses penalaran batiniah, di mana nilai-nilai dasar kemanusiaan tidak mati, tetapi hanya bertransformasi dalam wujud lain menyesuaikan dengan perkembangan, yaitu era digital atau masyarakat cerdas 5.0,” kata Riri Satria.

    Kedua, karya puisi dan sastra pada umumnya adalah karya intelektual, yang juga dianugerahi hadiah Nobel untuk pencapaian tertinggi, setara dengan ilmu fisika, kedokteran, ekonomi, dan sebagainya.

    “Puisi juga berperan sebagai pembentuk dan penjaga peradaban. Dengan demikian, sudah pas sekali jika para penyair melalui puisi juga ikut mengawal era masyarakat cerdas atau smart society 5.0,” ujar Riri Satria.

    Sementara itu, Prof. Teddy Mantoro mempertanyakan, untuk apa smart society 5.0 dan apa ultimate goal-nya? Tujuan akhirnya adalah peningkatan kualitas hidup masyarakat dengan memobilisasi potensi produktif dan teknologi Industri 4.0 berupa masyarakat cerdas yang ditandai dengan kondisi di mana berbagai kebutuhan masyarakat dipenuhi dengan menyediakan layanan berikut produknya, yang diperlukan dalam jumlah masif kepada masyarakat sesuai kebutuhan dan di mana semua orang dapat menerima layanan berkualitas tinggi dan nyaman dalam kehidupan sehari-harinya tanpa perbedaan termasuk warna kulit, usia, jenis kelamin, wilayah, atau bahasa. Tentu teknologi tinggi berperan besar dibalik layanan berkualitas tinggi ini.

    Smart society 5.0 cenderung menjadikan masyarakat yang individualistis, memikirkan sendiri, kering, dan dingin seperti dikelilingi alumunium, berkilat, walau bisa dibuat wangi, tapi kaku luar biasa. Resah akan masa depan. Melalui kumpulan puisi Lima Titik Nol ini diharapkan rasa kering, individualistik, dingin, dan kaku yang luar biasa ini, dapat dilunakkan menjadi super modern, tetapi indah, ramah, tanpa kehilangan budaya Timur, budaya Nusantara,” jelas Prof. Teddy.

    Bertemunya Puisi dan Teknologi

    Moderator Emi Suy menutup diskusi dengan mengatakan bahwa nuansa diskusi JSM kali itu terasa berbeda.

    “Kita membahas puisi bersamaan dengan membahas teknologi, bahkan matematika. Sesuatu yang kurang lazim dalam diskusi puisi yang sering saya ikuti. Buat saya sendiri ini hal baru. Namun, wawasan saya pun mulai terbuka mengenai pertemuan antara puisi dan teknologi,” ujar Emi Suy.

    Para kurator yang ditugaskan mengevaluasi puisi-puisi yang masuk ke panitia penyusunan buku ini terdiri dari Fikar W. Eda (penyair, ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta 2013—2015, dan ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Aceh 1995—2000), Khrisna Pabichara Marewa (penyair, cerpenis, novelis, esais, dan aktivis sastra), Sofyan RH Zaid (penyair, kritikus sastra, pengurus Jagat Sastra Milenia, serta Pemimpin Redaksi SastraMedia), dan Emi Suy (penyair, pengurus Jagat Sastra Milenia, dan Redaktur SastraMedia).

    Proses kurasi dilakukan dengan voting dari para kurator yang berjumlah empat orang. Proses kurasi puisi memiliki unsur subjektivitas.

    “Itulah sebabnya Jagat Sastra Milenia menggunakan sistem rating dan voting serta pertimbangan kesesuaian konten dari ahlinya. Proses seperti ini diyakini dapat menekan subjektivitas tersebut,” tambah Riri Satria.

    Terdapat 165 puisi yang lolos kurasi karya 70 penyair. Hal yang menggembirakan adalah ternyata cukup banyak puisi yang mendapatkan persetujuan bulat dari keempat kurator dan juga memiliki kesesuaian dengan topik masyarakat cerdas 5.0. Ini menandakan bahwa penyair pun sudah mampu memotret fenomena masyarakat cerdas atau smart society 5.0 dengan baik.

    Diharapkan, buku itu mampu memberikan kontribusi kepada dunia puisi khususnya serta dunia sastra pada umumnya di Indonesia terkait dengan bagaimana para penyair membaca dan memaknai perkembangan peradaban, yaitu masyarakat cerdas 5.0.

    Sumber : Majalah Elipsis

    Staf Khusus Menteri Koordinator Politik dan Keamanan RI bidang Digital, Siber dan Ekonomi - Pakar Teknologi Digital - Pengamat Ekonomi Digital - Komisaris Utama Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS)/Pelindo Solusi Digital (PSD) - Founder dan CEO Value Alignment Advisory (VA2) - Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia - Pendiri Jagat Sastra Milenia & SastraMedia.com - Penyair & Penulis - Pencinta Kopi

    Konten Populer

    • Era digital ini dengan segala kemajuannya seperti kecerdasan buatan, metaverse, bahkan media sosial sederhana pun seperti Facebook ini memiliki potensi dahsyat untuk melakukan rekayasa terhadap persepsi atau perception engineering. Ya, sekarang eranya post truth society dan dunia penuh dengan yang namanya perseption engineering. Saat ini, perception is the reality, walaupun mereka yang sanggup berpikir kritis […]

      May 27, 2024
    • Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2024. Kita memperingatinya saat ini dengan meresmikan Digital Maritime Development Center (DMDC) PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) / Pelindo Solusi Digital (PSD), yang sama-sama kita banggakan. Ini adalah pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi solusi digital terintegrasi untuk ekosistem logistik maritim di Indonesia. Hari ini kita di […]

      May 20, 2024
    • Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan alhamdulillah puji syukur kepada Allah Jalla wa Alaa atas segala karunia di setiap detik dan hela napas pada hamba-hamba-Nya. Saya mengucapkan selamat serta ikut bangga dan bahagia atas amanah baru yang diembankan negara kepada Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), abang, sahabat, penyair, sang inspirator Riri Satria sebagai Komisaris Utama […]

      Apr 13, 2024
    • Riri Satria adalah seorang pengamat ekonomi digital dan kreatif, sekaligus pencinta puisi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 Mei 1970. Sarjana Ilmu Komputer (S. Kom) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang mengambil Magister Manajemen (MM) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM ini tengah menempuh program S3 Doctor of Business Administration (DBA) di Paris School […]

      Nov 14, 2021
    • Mungkinkah seseorang mengeluti 3 profesi sekaligus secara serius dan sepenuh hati?. Bisa. Inilah yang dilakukan oleh Riri Satria, Sang Polymath Di suatu siang, Riri memasuki pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan santai. Berkaos oblong, bercelana jeans serta beralas sandal. Di perjalanan memasuki sebuah ruang sastra, ia bertegur sapa dengan sejumlah seniman yang sedang berkumpul. Tanpa […]

      Jun 06, 2021
    • Komunitas Jagat Sastra Milenia pada tanggal 10 Oktober 2024 mendatang merayakan Hari Ulang Tahun ke-4. Menyambut hari jadinya itu, Komunitas JSM mengundang penyair-penyair Indonesia mengirim puisi dan karya akan dibukukan. Ketua Komunitas JSM Riri Satria kepada majalahelipsis.com mengatakan, topik antologi puisi itu adalah “Dunia dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG) dalam Puisi.” “Tahun 1980, Lembaga Studi Pembangunan […]

      May 03, 2024
    • Beri kuliah umum di hadapan 200 mahasiswa Unand, Riri Satria: Generasi Hari Ini Jangan Sampai Jadi Penonton Di Negara Sendiri. Mahasiswa harus jeli dan melek pada perubahan. Perubahan adalah suatu keniscayaan. Dalam menghadapi perubahan itu, ada yang pro dan ada pula yang kontra. “Semua, tentu, tergantung dari sudut pandang mereka. Yang menolak perubahan menurut mereka […]

      May 15, 2024
    • INFO PEMUATAN KARYA SASTRAMEDIA.COM EDISI MINGGU: 12 Mei 2024 “Erotika Kualasimpang yang Ganjil tak Bertu(h)an” SAJAK Kualasimpang – Raudal Tanjung Banua https://www.sastramedia.com/…/kualasimpang-raudal…   Tahun yang Ganjil – Arif Purnama Putra (Arif P. Putra) https://www.sastramedia.com/…/tahun-yang-ganjil-arif…   CERPEN Daerah Tak Bertu(h)an – Fakhrunnas MA Jabbar https://www.sastramedia.com/…/daerah-tak-bertuhan…   ESAI Erotika Sosial dalam Puisi-Puisi Aslan Abidin – Jusiman Dessirua […]

      May 12, 2024
    • Menarik memahami makna pendidikan dalam budaya Minangkabau. Orang Minang memiliki banyak tempat belajar untuk hidupnya. “Sejatinya kita belajar dari berbagai tempat, yaitu sakola (sekolah), surau (masjid), galanggang (gelanggang), dan pasa (pasar). Di atas semua itu, kita harus mampu belajar dari semua yang ada di dalam, karena pepatah Minang mengatakan bahwa alam takambang jadi guru,” kata Pakar Teknologi Digital, Riri Satria, saat dihubungi majalahelipsis.com terkait […]

      May 03, 2024
    • Banyak hal baru bermunculan saat ini yang mungkin sebelumnya tidak terbayangkan oleh masyarakat banyak, misalnya algoritma bahkan yang artificial intelligence sudah menjadi bagian dari hidup sehari-hari. Selain itu, juga ada yang namanya cryptocurrency, dan sebagainya. “Tantangan terbesar untuk sukses memasuki era ekonomi digital dan melakukan tranformasi digital hari ini terletak pada diri kita sendiri, yaitu mengubah mindset. Tanpa growth mindset, kita akan sulit […]

      Sep 03, 2022

    POJOK PODCAST

    Obrolan saya (narasumber) dengan Maudy Koesnaedi (host), soal penerapan immersive technology atau virtual reality untuk Museum, pada podcast Dinas Kebudayaan Jakarta 👍🥰☕

    video
    play-sharp-fill


    Podcast Selengkapnya klik disini...

    RECENT EVENT

    Dewan Komisaris dan Direksi ILCS melaksanakan Kunjungan Kerja ke Pelabuhan Tanjung Wangi

    Hide picture